Saat ini, kartu tarort tersedia untuk dibeli dalam ratusan desain yang berbeda. Ada dek Tarot untuk hampir semua praktisi. Beragam jenis kartu tarot memiliki gambar dan cara intrepretasi sendiri.

Sejarah kartu tarot kemungkinan berasal dari Italia utara pada akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15. Set tertua yang masih hidup, dikenal dengan sebutan Dek Visconti-Sforza. Diciptakan untuk keluarga Duke of Milan sekitar tahun 1440. Kartu-kartu itu digunakan untuk memainkan permainan yang dikenal sebagai tarocchi. Permainan yang dulu terkenal di kalangan bangsawan dan untuk mengisi waktu luang.

Kartu tarot ramalan
Kartu Tarot White Deck (cosmopolitan.com)


Tema gambarnya mirip dengan apa yang masih kita gunakan sampai sekarang. Ada tongkat, cakram atau koin, gelas, dan pedang. Setelah satu atau dua dekade menggunakan ini, pada pertengahan 1400-an, seniman Italia mulai melukis kartu tambahan, banyak ilustrasi, untuk ditambahkan ke dalam kartu tarot. Anggota kaum bangsawan akan menugaskan seniman untuk membuat set kartu mereka sendiri. Menampilkan anggota keluarga dan teman sebagai kartu kemenangan.

Dalam sejarah kartu tarot, karena tidak semua orang mampu menyewa pelukis untuk membuat satu set kartu untuk mereka, selama beberapa abad, kartu khusus adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh segelintir orang yang memiliki hak istimewa. Hingga akhirnya ditemukan mesin cetak dan kartu arot banyak diproduksi dengan biaya yang lebih murah.

Menurut sejarawan tarot Gertrude Moakley, gambar-gambar fantastis kartu itu diinspirasi oleh tokoh-tokoh berkostum yang berpartisipasi dalam parade karnaval. Permainan tarocchi akhirnya menyebar ke negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis selatan. Di Prancis ini kemudian namanya berganti menjadi tarot.

Sejarah kartu tarot tidak dianggap mistis sampai akhir abad ke-18, ketika okultisme menjadi populer. Seorang pria bernama Antoine Court de Gébelin menulis sebuah buku populer yang menghubungkan kartu-kartu dengan pengetahuan Mesir kuno. Menulis bahwa simbol-simbol tarot berisi kebijaksanaan rahasia dewa yang disebut Thoth. Pada waktu yang sama, Jean-Baptiste Alliette, yang menulis dengan nama samaran Etteilla, menerbitkan risalah tentang penggunaan kartu tarot sebagai alat ramalan.

Sejarah Kartu Tarot
Sejarah Kartu Tarot (kickstarter.com)

Popularitas kartu tarot berkembang seiring dengan pertumbuhan okultisme di Eropa. Penulis Perancis Eliphas Lévi mempopulerkan gagasan bahwa simbol-simbol tarot entah bagaimana terhubung dengan abjad Ibrani. Otomatis berhubungan juga dengan tradisi mistis kabbalah Yahudi. Dalam buku the pulpy book Tarot of the Bohemians, mengarang anggapan bahwa kartu tarot adalah penemuan Gipsi. (Pada saat itu, orang Gipsi diyakini berasal dari Mesir, yang oleh banyak orang Eropa abad ke-19 dianggap sebagai tempat lahirnya pengetahuan manusia.)

Kelompok-kelompok mistik seperti Theosophical Society dan Rosicrucian mengubah tarot menjadi gaya Amerika selama awal 1900-an. Berdasarkan sejarah kartu tarot, banyak praktisi tarot Amerika menggunakan satu set kartu yang dikenal sebagai dek Waite-Smith, dibuat pada tahun 1909 oleh A.E. Waite, seorang anggota Inggris dari Ordo Hermetik Golden Dawn, dan seniman Pamela Colman Smith. Dek populer lainnya, Book of Thoth, dikembangkan oleh Aleister Crowley.

Meskipun metode membaca Tarot telah berubah selama bertahun-tahun, dan banyak pembaca mengadopsi gaya unik mereka sendiri dengan makna tata letak tradisional, secara umum, kartu itu sendiri belum banyak berubah. Mari kita lihat beberapa deck awal kartu Tarot, dan sejarah bagaimana kartu ini digunakan lebih dari sekadar permainan ruang tamu.









Pagelaran kolosal Rhapsody of the Archipelago Gamelan 4.0 akan segera dihelat di lapangan Grha Sabha Pramana UGM pada 30 November 2019 pukul 19.30-23.00. Disebut sebagai pagelaran kolosal, RoarGAMA menampilkan lebih dari 200 bakat dari berbagai disiplin seni, ilmu, dan kecakapan.

RoarGAMA 2019 diselenggarakan untuk memperingati Lustrum ke-14 UGM dan Dies Fisipol UGM ke-64. Konsep ala millennial sudah disiapkan untuk acara ini. Bukan sekadar acara musik, Rhapsody of the Archipelago Gamelan 4.0 diharapkan menjadi pertunjukkan yang dapat dinikmati generasi muda.










Gamelan dipilih sebagai bentuk apresiasi terhadap local genius budaya Nusantara sekaligus menjadi ajang untuk merayakan kebhinekaan Indonesia yang turut memperkaya peradaban dunia.

Sebelum gelaran kolosal Rhapsody of the Archipelago Gamelan 4.0, juga ada acara Mobile RoarGAMA Berupa konser musik gamelan 4.0 di truk terbuka. Acara ini dilaksanakan di sejumlah titik strategis Jogjakarta. Fungsinya untuk media promosi ke publik. Mobile RoarGAMA digelar sepanjang bulan November. Program ini menampilkan seniman gamelan lintas genre untuk menghadirkan ambience musikal gamelan, baik klasik maupun kontemporer, di tengah masyarakat Jogjakarta.


Puncak acara musik kolosal ala millenial RoarGAMA 2019 yang pertama adalah Workshop. Dilaksanakan pada 29 - 30 November 2019. Acara ini berlangsung di PKKH UGM pukul 13:00 - 17:00 WIB. Bagian spesial dari program ini adalah penampilan 2 kelompok seni dilanjutkan dengan workshop kolaboratif dengan para penonton. Setelah workshop selesai, hasilnya akan ditampilkan langsung sebagai penutup acara.







Gong dari RoarGAMA 2019 adalah Konser Gamelan 4.0 di Lapangan Grha Sabha Pramana pada 30 November 2019 pukul 19.00 WIB. Persembahan kolosal ala millenial dimeriahkan 100 pengrawit, 100 penari, dan puluhan personel musisi dengan musik kekinian.

Mereka yang akan tampil antara lain kelompok gamelan Canda Nada, Gayam16, dan Prawiratama Indonesia. Ada pula musisi kekinian seperti Letto, FSTVLST, Tashoora, Mantra Vutura dan OM New Pallapa bersama Brodin. Terlibat juga sejumlah komposer ternama seperti Sudaryanto, Welly Hendratmoko, M.Sn., dan Anon Suneko, M.Sn. Tak ketinggalan penampilan para penari dari Pulung Dance Studio, dengan koreografer Pulung Jati Rangga Murti, S.Sn.

Konser Gamelan 4.0 ini berdurasi 2,5 jam non-stop dalam satu paket repertoar. Diharapkan sajian repertoar dapat memberikan gambaran bahwa gamelan mampu memangku dan meramu seluruh elemen seni, terutama musik dan tari.








“Pagelaran ini sebagai wujud dedikasi UGM sebagai universitas pusat kebudayaan. Untuk mewujudkannya, kami menggandeng Ishari Sahida dan Sabrang Mowo Damar Panuluh sebagai mitra kreatif,” terang M. Najib Azca, Ph.D, sosiolog UGM yang bertindak sebagai Ketua Panitia.

Ishari Sahida atau Ari Wulu, merupakan penghulu komunitas Gayam16 sekaligus menggelar Yogyakarta Gamelan Festival (YGF). Tamu spesial kedua adalah Sabrang Mowo Damar Panuluh. Mas Sabrang ini sudah berkarya di dunia musik dan budaya sejak lama. Banyak anak muda yang menjadi fans Letto dan Mas Sabrang sendiri.


Gamelan adalah harmoni, spirit, bergerak, mengepung, dan reaktif terhadap perubahan zaman

Noe Letto


Pagelaran RoarGAMA direncanakan menjadi acara rutin tahunan di UGM. Selain menjadi ajang musikal nasional, RoarGAMA diharapkan menempati posisi tersendiri dalam pergaulan musikal dan ajang kreatif di aras internasional.



Logika membawa kita ke luar angkasa, rasa membawa kita ke budaya. Mengundang semua untuk memperkaya rasa di Gamelan 4.0

Jangan sampai kehabisan tiket. Pesan tiket langsung di sini.


Festival IDR 50K

Silver IDR 500K

Gold IDR 1000K

Juga tersedia di Sekretariat ROAR GAMA 4.0 Lantai 2, Sayap Utara Gedung Sekip Fisipol UGM. Jam layanan 09.00 hingga 20.00 WIB hari Senin-Sabtu. Contact Person 0813 2869 7170 (Mala)







 Kali pertama pergi ke Maison Daruma Roastery. Nama yang terasa gak asing lagi. Mengingatkan pada boneka khas Jepang yang udah hits banget. Boneka daruma yang gak bisa jatuh. Mungkin, pemilik cafe ini ingin Maison Daruma Roastery bisa tetap bangkit lagi ketika jatuh. Kalau Maison artinya rumah. Jadi Maison Daruma Roastery adalah rumah bagi boneka-boneka Daruma.

Heya… 

Maison Daruma Roastery terletak di jalan Ipda Tut Harsono No.48, Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Mudah ditemukan kok, ada di Maps juga. Sebelum berganti nama jadi Maison Daruma Roastery, tempat ini dulunya bernama Coffee Roastery Blue Menoreh.

Dilihat dari bagian depan, Maison Daruma Roastery tampak seperti cafe biasa. Bangunannya dipenuhi dengan furniture kayu ala bangunan Jepang tradisonal. Bagian luar ada tempat untuk bersantai dan area bebas untuk merokok.

Bagian dalam yang lebih dingin jadi area bebas rokok. Kamu bisa menemukan banyak boneka Daruma berwarna merah di dalam. Juga para barista yang cakap meracik kopi pesananmu. Mereka ramah banget.

 
Cafe Maison Daruma Roastery

Masuk lagi ke bagian belakang nih, adalah tempat yang gak dimiliki sembarang cafe di Jogja. Ada karung-karung coklat berisi biji kopi, timbangan, ember-ember besar dan tentunya perlengkapan roasting yang canggih. Canggih banget malah, gak ada duanya di Jogja.

Mesin Sortir berdasarkan warna

Kami berkesempatan lihat langsung proses roasting kopi. Sekaligus mendapatkan pencerahan tentang setiap proses yang dilakukan. Buat aku yang awam ini, rasanya seneng banget. Baru pertama lihat proses roasting hingga beneran jadi biji kopi siap seduh.

Di Maison Daruma Roastery ini ada tiga mesin utama. Dua mesin sortir dari Jepang merk Satake dan satu mesin Roasting dari Italy merk Buhler. Mesin sortir Satake ini bisa memisahkan biji kopi dengan pengotor seperti batu, logam, dan benda-benda kecil lainnya. Mesin satunya untuk sortir biji kopi yang udah di roasting. Caranya dengan memindai setiap biji kopi dari warnanya.

Mesin Sortir Satake

Gak perlu lagi milih secara manual. Bisa bikin mata lelah letih lesu. Pakai mesin sortir Satake aja tinggal dimasukin trus nunggu biji kopinya keluar dari mesin.

Keren kan?

Paling keren itu alat buat roastingnya. Mesin bernama Buhler ini udah canggih banget. Serba otomatis deh. Tingga cek layar dan proses roasting akan berjalan dengan sendirinya. Mesin ini memberikan semua fasilitas unggulan untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi di Maison Daruma Roastery.

Mesin Roasting di Maison Daruma Roastery

Sekali roasting bisa mencapai 20 Kg dengan jangka waktu 5-10 menit. Berikut ini keunggulan mesin Buhler di Maison Daruma Roastery Coffee and Roastery:

Bahan mesin berkualitas

Mesin ini terbuat dari stainless steel dan bahan berkualitas tinggi lainnya yang memberikan hasil yang bersih.

Kontrol mesin layar sentuh

Semua proses yang akan dijalankan oleh mesin Buhler milik Daruma Roastery ini bisa dipantau lewat layar sentuh. Praktis banget gak usah seting secara manual. Tinggal klik aja deh.

Bisa simpan data

Proses roasting berhubungan dengan waktu, suhu, dan masih banyak lagi. Setiap orang bisa punya cara roasting yang beda. Kalau kamu udah sering roasting di sini, data atau resep roastingmu bisa disimpan. Tinggal klik kalau kamu datang lagi.

Sistem kontrol PLC yang inovatif dan mudah digunakan

Sistem ini memastikan kualitas konstan selama produksi. Jadi kalau udah dijalankan semua akan berjalan secara otomatis. Tapi misalnya ada yang mau diganti bisa diubah juga kok. Misalnya tiba-tiba mau ganti suhu yang digunakan. Tinggal bilang aja, bisa diganti.

Hasil yang seragam

Kipas pendingin dan mesin pemanas yang terpisah bisa bikin biji kopi yang diroasting seragam. Karena perpindahan panas yang homogen.

Bebas asap

Ada alat buat menyedot asap hasil roasting kopinya.
Deteksi kerusakan otomatis

Kalau ada bagian mesin yang rusak atau gak berjalan semestinya, nanti mesinnya bakal kasih kode. Eh.. kasih tahu. Jadi gak perlu bingung nyari di mana bagian yang rusak atau eror.

Maison Daruma Roastery

Siapa aja boleh roasting biji kopi di Maison Daruma Roastery ini. Dengan ketentuan:

Minimal roasting 7-10 Kg
Bisa membawa green bean sendiri. Tapi dengan harga yang sama dibandingkan dengan menggunakan green bean dari Maison Daruma Roastery. Tarif 20.000/Kg
Info lengkapnya bisa kirim email ke legendabumijogja@gmail.com dengan no telpon (0274) 5013925


Menikmati senja yang indah dari ketinggian Tebing Breksi. Lampu-lampu kota berkelip di kejauhan. Tapi suasana Warung Raga Batu tetap tenang dengan semilir angin sore yang lembut. Menikmati senja ditemani teh kayu manis yang hangat.

Sungguh… damai rasanya. Sejenak diam saja.

Warung Raga Batu ini letaknya persis di bagian atas Tebing Breksi. Kalau kamu main ke Tebing Breksi tinggal lihat ke atas aja. Nanti bakal ketemu sama bangunan bambu di atas bukit. Nah, itulah Raga Batu.

Salah satu acara spesial yang diadakan rutin sama Raga Batu adalah Upacara Senja. Apa sih Upacara Senja ini?

Raga Batu Warung Artisan

Jadi, kamu bakal diajak bersama-sama hening sejenak menikmati pergantian senja yang meredup dan bergati malam. Setelah menikmati pemandangan indah area Tebing Breksi, bersama-sama di raga Batu diam sejenak. Menikmati sandyakala dengan damai, melupakan keriuhan hidup. Gak cuma senja sih, pemandangan sore jua bagus banget. Eksotis gitu lihat tebing-tebing batuan kapur.
Kalau malam sudah tiba, kamu dan pengunjung lain bisa menikmati makan malam romantis dengan menu-menu spesial Raga Batu.

Raga Batu Memakai Bambu untuk Bahan Bangunan

Pas aku ke ikut upacara senja, bulan Oktober lalu ada menu Tomyam Seafood, Ayam Gila, Urap Ramban. Terus minumnya ada limuntea, sparkling mojito, dan tropical wine. Paling suka sama urap rambannya. Ada kerupuk singkong sama sambelnya enak. Mas Janu, pemilik Raga Batu juga bikin Tepace pakai bahan rempah. Ini suka juga, rasanya enak sih.

Selain suasana senja, yang spesial dari Raga Batu adalah bangunan yang 100% dari bambu dan furniture kayu. Peralatan makan yang digunakan juga banyak yang menggunakan gerabah. Terasa banget deh suasana alami dan tradisonalnya. Menunya juga banyak yang masakan tradisonal. Lengkap banget deh pokoknya. Pilihan menu minuman hangatnya juga banyak kalau pas dingin di Breksi.

Suasana Sore Tebing Breksi

Mas Janu sebenarnya adalah lulusan jurusan arsitek, jadi Raga Batu dia sendiri yang bikin rancangannya. Bahkan Mas Janu juga berperan meracik menu dan memasak. Dulu pertama kenal sama Mas Janu pas acara tentang minuman fermentasi. Kalau masalah minuman fermentasi, dia udah jago deh. Orangnya juga ramah dan baik banget. Jadi seru tiap main ke Raga Batu.
Suka banget sama konsep Upacara Senja ini. Meskipun jauh dari kota, tapi selalu pulang dengan pikiran lebih lega dan tenang. Bisa tidur nyenyak setelah menikmati damainya sadyakala di Raga Batu. Lidah juga termanjakan dengan menu yang yummy.

Selain Upacara Senja, Warung Artisan Raga Batu biasanya juga bikin acara meditasi dan yoga bareng. Yah, yang bikin spesial itu ya suasana senja yang romantic abis deh. Warung Raga Batu buka dari sore hingga malam hari. Kalau ke sana sekalian jalan-jalan di Breksi terus makan malam di Raga Batu.


Suasana Senja Raga Batu



 Film karya Joko Anwar ini memang terbilang bagus. Tidak seperti film horror yang banyak dihiasi dengan adegan kemunculan hantu, film ini menyuguhkan ketegangan psikologis. Justru yang lebih horror di film ini adalah penduduk desa yang jadi kejam setelah mengalami kutukan yang mengerikan. Selama dua puluh tahun setiap bayi yang lahir harus dibunuh dan tidak bisa dibiarkan hidup. Setiap kehamilan berakhir dengan kesedihan dan kengerian.

Tara Basro memerankan Maya dengan baik, begitu pula dengan tokoh-tokoh yang lain. Marissa Anita yang menjadi Dini,  Christine Hakim sebagai Nyi Misni dan Ario Bayu sebagai Ki Saptadi dan Asmara Abigail yang membantu Maya menghilangkan kutukan di desa. Peran Abigail sebagai Ratih justru sangat mencolok dan mencurigakan. Dia benar-benar bermain dengan sangat apik. Tidak tertebak apakah dia tokoh protagonist atau antagonis.

Perempuan Tanah Jahanam (cultura.id)


Suasana desa dan tempat yang digunakan untuk membuat film tampak benar-benar asri. Ditambah dengan adanya sumber air yang jernih. Background yang asri bisa menyegarkan mata di tengah adegan yang menengangkan dan mengerikan. Selain itu masih ada percakapan-percakapan lucu di sela-sela adegan horor. Penonton bisa sejenak bernafas lega dan tertawa dengan selingan percakapan lucu.

Pengambilan gambar dalam film ini juga bagus. Benar-benar bisa menikmati suasana seram sekaligus asri khas pedesaan. Selain itu penonton juga akan merasakan penderitaan Maya yang digambarkan sebagai anak yang terlunta-lunta hidupnya. Dar kecil hingga dewasa Maya berjuang hidup sendiri.
Konflik yang disajikan tidak terduga. Dari awal film dugaan siapa yang bersalah dan menjadi tokoh antagonis bisa berubah-ubah. Konflik dalam film ini terbilang kompleks. Tapi semuanya disusun dengan rapid an enak untuk diikuti. Meski ada beberapa hal yang terasa janggal dan kurang logis. Misalnya, rumah Maya yang bergaya Belanda. Satu-satunya rumah besar dan bergaya Belanda di desa itu yang semua penduduknya menggunakan rumah kayu. Keluarga Maya adalah keturunan dalang dan pembuat wayang, jadi rasanya agak janggal kalau justru menggunakan rumah gaya Belanda. Biasanya keturunan dalang dan pembuat wayang menggunakan rumah atau minimal banyak pernak-pernik khas Jawa.

Lalu pembuatan wayang yang bisa jadi secara instan dalam satu malam juga terasa aneh. Karena membuat wayang butuh waktu lama.

Secara kesuluruhan, alur cerita film Perempuan Tanah Jahanam tetap bagus. Ya, karena ending yang tidak terduga. Kali ini Joko Anwar berhasil membuat film horror yang tetap menegangkan meski tidak banyak hantu yang muncul. Justru lebih banyak ilmu klenik jawa yang justru bikin ngeri dan takut. Film ini menunjukkan bahwa kejahatan manusia lebih mengerikan daripada setan itu sendiri. Karena di film Perempuan Tanah Jahanam ini manusialan yang menjadi pembunuh berdarah dingin. Banyak adegan pembunuhan dengan sadis.



Maleficent, tidak hanya sekadar dongeng, tapi juga memberikan pesan moral betapa manusia itu bisa menjadi devil atau setan. Ratu Ingrith menjadi contoh nyata bahwa manusia bisa lebih kejam dan serakah. Dia rela mencelakai Raja yang menolongnya dan membunuh bangsa peri untuk menguasai Moors. Kalau mau adu jahat, bukankah dia jadi lebih jahat daripada Maleficent sendiri? Sosok manusia yang bisa lebih jahat dari devil itu sendiri.



Menonton Maleficent: Mistress of Evil, justru membuatku memikirkan tentang sisi kelam dari manusia. Egois, tamak, kejam, seenaknya sendiri, merasa paling benar dan manipulative.
Kehidupan di Moors berjalan dengan damai dan menyenangkan. Terlebih lagi ada Aurora sebagai Ratu yang adil dan Maleficent yang sangat kuat. Tidak ada yang berani menginjakkan kaki dan mengusik kehidupan di Moors. Alam di Moors digambarkan sangat indah dan subur. Tentu saja ini juga berkat makhluk penghuni Moors yang selalu menjaga keseimbangan alam dengan baik.
Di sisi lain ada kerajaan-kerajaan manusia yang takut pada Moors. Tipikal manusia-manusia yang takut pada apapun yang tidak mereka ketahui. Hanya asumsi bahwa makhluk Moors adalah bentuk kehidupan yang tidak biasa. Kemudian yang tidak biasa itu mendapat label jahat atau berbahaya. Tanpa mau lebih memahami dan mengerti.

Begitupula dengan Maleficent yang menjadi jahat dan dingin. Bukankah dia dulunya adalah makhluk yang baik sebelum dikhianati pada film yang pertama? Daripada Joker, justru Maleficent ini yang “Orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti”. Meski begitu, orang baik tetaplah orang baik. Pada akhirnya Maleficent tetaplah berlaku baik dan adil. Eh, dia bukan orang deng.

Selain Maleficent, film kedua ini menjukkan masih ada bangsa Fey yang tersisa di dunia. Daripada digambarkan sebagai makhluk yang berkuasa dan kejam, justru kelompk terakhir dari bangsa Fey ini hidup bersembunyi. Mereka bertahan agar tidak dibunuh oleh manusia. Padahal mereka gak jahat aslinya. Cuma ya gitu, manusia dengan ketakutannya, menganggap yang berbeda itu jahat dan layak dimusnahkan.

Kamu yang lelah dengan kejahatan manusia, tenang, gak semua manusia begitu kok. Masih ada Raja dan Pangeran Philip yang punya sifat baik. Mereka percaya bahwa kehidupan damai bisa terjadi antara bangsa manusia dan makhluk Moors.

Layaknya dongeng pada umumnya, kebaikan selalu akan menang. Kehidupan yang bahagia antara dua bangsa akhirnya terwujud. Kisah cinta Aurora dan Pangeran Philip berakhir bahagia. Semua bahagia di akhir film. Termasuk dengan Maleficent sendiri.

Selain terpukau dengan beragam bentuk makhluk Moors yang digambarkan dengan sangat cantik, aku suka banget tokoh Maleficent. Sosok ini menjadi begitu nyata dan hidup diperankan oleh Angeline Jolie. Ekspresi, tingkah laku, gerak tubuh, semuanya begitu kuat dan memikat. Salut banget sama mbak Angelina yang totalitas dan cocok banget jadi Maleficent.

Salah satu film yang pengen kutonton lagi dan lagi. Menikmati cerita dan animasi yang cantik menggemaskan.




Indonesian Scooter Festival (ISF) kembali digelar pada 21-22 September 2019 di Jogja Expo Centre JEC). ISF adalah acara tahunan yang ditunggu-tunggu pecinta otomotif dan Skuter di seluruh Indonesia. Sejak pertama kali didakan ahun 2017 lalu, jumlah pesertanya selalu meningkat. Mengusung tema “Scooter for Life”, ISF menjadi “Lebarannya Skuteris”.







Skuteris dari berbagai daerah bahkan manca negara berkumpul di Yogyakarta. Selain Indonesia, ada juga skuteris dar Malaysia, Singapura, Amerika dan Italy. Baru pembukaan saja suda banyak skuteris yang hadir memenuhi JEC. Ratusan Skuter terparkir rapi di JEC dari pagi.

“Scooter for Life bsa diartikan Skuter untuk kehidupan, Skuter  seumur hidup atau Skuter  untuk hidup, “ ujar Dwi Yudha Danu, Founder Indonesian Scooter Festival. Katanya acara ini dulu digagas berdasarkan diskusi dan kumpul-kumpul para skuteris. Harapannya, ISF naik kelas menjadi acara yang berskala Asia dan Dunia.

ISF 2019

“Antusias masyarakat terhadap ISF 2019 sungguh sangat besar sekali. Bayak hal yang telah mereklakukan untuk menyambut festifal ini. Sebagai contoh nyatanya seperti banyak video-video menarik dari masyarakat, khususnya oleh para komunitas skuter di Indonesia untuk menyambut ISF dan megambarkan bahwa mereka akan terlibat penuh di sini. Belum lagi banyak juga dar teman-teman komunitas skuter di Indonesia yang telah berdatangan ke Yogyakarta sebelum festval in digelar, bahkan ada yang datang satu bulan sebelumnya,” ungkap Yudha.

Hal unik dari pecinta skuter adalah kekeluargaan yang erat. Semua yang datang menjadi satu hati sebagai pecinta skuter. Selain itu cara menikmati skuter juga berbeda dari otomotif lain, Moge misaln. Skuter memiliki sejarah tersendiri bagipemiliknya, punya cerita sendiri bersama kawan atau komuitasnya.


ISF 2019


ISF 2019

ISF adalah festival dengan jumlah peserta dan kelas kontes terbanyak. Ada berbagai macam acara dan perlombaan yang diadakan. Setelain pameran Skuter dari yang lawas hingga terbaru, juga ada beberapa mobil klasik yang dipamerkan. ISF kali ini juga menghadirkan banyak stand yang menjual aneka pernak-pernik Skuter . Di bagian luar JEC ada panggung musik dan stand makanan. Selain itu juga ada stand UKM lokal. Bagi yang datang dengan anak-anak, juga disediakan arena bermain anak-anak.

ISF 2019 menghadirkan banyak sekali konten yang bisa dinikmati. Seperti panggung pertunjukan musik, Scooter Museum yang menghadirkan beberapa skuter keluaran Itali, Amerika dan Jerman, ScooterMart (Lapak Klithikan), Rolling Thunder, Japan Scooter Contest, Classic Scooter Classic, Dyno Test, Talkshow, Pedal Car and Vintage Bicycle Contest, Break Dance Competition, Free Style Scooter, Painting Helmet, Kuliner dan Foodtruck, Hot Wheels Competition, dan Lucky Draw berupa 1 unit Vespa Darling 90s.

Acara ini tidak hanya meriah, juga terasa hangat dan akrab. Pertemuan antar komunitas, kawan lama, sesama skuteris, pasti menghadirkan certa baru. ISF 2019 akan selalu menjadi acara yang dinanti, menjadi event yang akan melekat di memori dan tertinggal di hati.