Showing posts with label event. Show all posts
Showing posts with label event. Show all posts


Pawai yang dikuti lebih dari 2.000 orang peserta dan terbagi dalam 33 kontingen ini dilepas dari dua titik yang berbeda. Titik start pawai pertama dari Kepatihan dilepas oleh Gintani Nur Apresia Swastika (Direktur Kreatif 2 FKY 2019) dengan rute Kepatihan - Malioboro - Jl. Pangurakan. Sementara titik start pawai kedua dari Alun-alun Sewandanan dilepas oleh dan Gading Paksi (Direktur Kreatif 1 FKY 2019) dengan rute Pakualaman – Jl. Sultan Agung – Jl. P. Senopati – Jl. Pangurakan.


Kontingan yang dilepas dari Kepatihan terdiri dari 21 kontingen, di dalamnya antara lain terdapat kontingan dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang akan menampilkan Seni Garapan berupa kostum batik aneka warna kembang hasil karya 20 rintisan kelurahan budaya Kota Yogyakarta. Kemudian kontingen Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul yang akan menampilkan beragam permainan tradisional khas daerah ini. Serta kontingen Dinas Kebudayaan Sleman yang akan menampilkan sajian kuliner khas kabupaten ini.

Sementara itu, dari Alun-alun Sewandanan Pakualaman, terdapat 12 kontingen yang dibuka oleh Bregada Wiro Mudho yang akan membawa panji-panji FKY 2019, diikuti rombongan Paseduluran Angkringan Silat dan Kontingen Dinas Kebudayaan Bantul akan menampilkan adat tradisi upacara Jala Sutra. Lalu dilanjutkan oleh kontingen dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo yang menggelar Parade yang terdiri dari 250 penari angguk dan kontingen lainnya. Rombongan kontingen dari Sewandanan tersebut disambut oleh Bregada Kraton di Taman Pintar, untuk selanjutnya bersama-sama menuju ke Nol KM.


Pawai yang diikuti oleh ribuah orang ini akan menjadi pertunjukkan budaya dan seni yang spektakuler. Menunjukkan bahwa warga jogja tidak hanya bangga pada budayanya tapi juga memiliki semangat untuk menjaga tradisi.



Rangkaian acara di Panggung Pembukaan FKY 2019 diawali dengan  dengan alunan lagu Bagimu Negeri yang dibawakan secara instrumental dengan gitar oleh Eros Chandra. Usai lagu Bagimu Negeri mengalun, giliran tarian massal komposisi Kinanthi Sandhung oleh 100 penari dari Sanggar Seni Kinanti Sekar, menyemarakkan panggung pembukaan ini. Suasana syahdu dan bersemangat menyeruak ke udara karena dua pertunjukkan ini.

Setelah bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Ketua Umum Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019, Paksi Raras Alit memberikan laporannya. Dalam laporannya tersebut, beliau menjelaskan alasan dan maksud “Mulanira: Ruang | Ragam | Interaksi” yang menjadi tema besar festival ini.

“Yogyakarta telah menjadi ruang temu beragam kebudayaan sejak lama. Interaksi yang terjadi di dalamnya berlangsung dengan didasari semangat toleransi dan tepa selira, semangat itulah yang akan coba kami hadirkan kembali saat ini.” jelasnya.

Paksi Raras Alit juga menyebutkan titik-titik yang akan jadi lokasi terselenggaranya rangkaian FKY 2019 ini, yaitu di Jalan Malioboro, Desa Panggungharjo, Museum Sonobudoyo, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Monumen Diponegoro, Museum Gunungapi Merapi, Pasar Terban, dan Alun-alun Kidul.


Pada kesempatan berikutnya, Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., hadir memberikan sambutan. Beliau mengapresiasi festival yang dinisiasi oleh Pemerintah Daerah DIY ini. Selain itu beliau berpesan agar anak-anak muda jika berlibur harus diisi dengan berkesenian dan berkebudayaan.

“Karena ini penting untuk penguatan dan memperteguh keistimewaaan Yogyakarta, menuju peradaban yang semakin maju dan memberi virus kebaikan ke daerah-daerah lain.” ujarnya.

Hadir mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik Drs. Umar Priyono, M.Pd, memberikan sambutan. Beliau menekankan bahwa dengan adanya keberanian mengubah nama dari Festival Kesenian Yogyakarta menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta, artinya FKY bukan sekadar arena unjuk kebolehan di bidang kesenian semata, tapi juga menggali segenap potensi kebudayaan yang dimiliki DIY, yang merupakan peninggalan mulai dari Sultan HB I hingga Sultan yang saat ini bertahta.

Kebudayaan bisa berperan beberapa aspek, yaitu sebagai pengingat bahwa kita dari dulu sudah punya nilai-nilai kebudayaan yang hebat. Aspek berikutnya adalah pengikat keberagaman di Nusantara, agar NKRI semakin kuat dan kebhinekaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Semoga FKY 2019 ini menjadi penanda dan penguat keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta turut meneguhkan Indonesia sebagai tujuan budaya yang terkemuka.” jelasnya, seraya mengungkapkan bahwa mulai tahun 2018, Yogyakarta menjadi Ibukota Kebudayaan ASEAN.

Usai sambutan tersebut, Ketua Umum FKY 2019 - Paksi Raras Alit, Direktur Kesenian Dirjen Kebudayaan RI - Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik - Drs. Umar Priyono, M.Pd, dan Kepala Kundha Kabudayan DIY -Aris Eko Nugroho, SP., MSi., bersama-sama secara simbolis membuka Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh.

“Prosesi pembukaan akan ditandai dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh. Mobil kayuh ini kami pilih sebagai simbol dialog budaya massa dan budaya tradisi.” ungkap Gading Paksi, Direktur Kreatif 1 FKY 2019.


Masyarakat sangat anthusias untuk menonton pawai ini. Banyak yang datang bersama keluarga dan anak-anak mereka. Berdesakan di pinggir-pinggir jalan dan berlomba mengabadikan setiap moment indah.

Desa Panggungharjo
Sementara itu malam harinya di Kampoeng Mataraman, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, juga digelar upacara pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta 2019 yang ditandai dengan Kirab Tetebahan yang terdiri dari warga Panggungharjo, Drummer Guyub Yogyakarta, dan bregada desa Kampeng Mataraman. Kirab ini bergerak menuju jembatan yang terletak di tengah Kampoeng Mataraman.

Di jembatan tersebut Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., Apt., memberikan sambutan dan membuka secara simbolis FKY 2019 di Desa Panggungharjo ini. Seusai prosesi tersebut, kirab kembali bergerak ke panggung pertunjukkan FKY 2019, yang langsung disambut dengan kesenian Gejog Lesung.

Dengan dibukanya secara simbolis FKY 2019 ini, maka selama 17 hari mendatang segenap masyarakat dipersilakan menikmati rangkaian kegiatan ini dan harapannya festival ini dapat menjadi peristiwa budaya guna menunjukkan semangat dan karakter keterbukaan dan keramahan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Jogja Halal Food Expo telah digelar di Jogja Expo Centre (JEC). Acara meriah hasil kerjasama antara Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta dengan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta ini berlangsung dari tanggal 20-24 Februari 2019. Memasuki ruangan Hall A JEC, kamu akan disambut dengan ratusan stand makanan halal. Beragam menu disajikan, mulai dari sajian nusantara hingga produk-produk UMKM lokal dari seluruh kabupaten di Jogja. Koordinator Panitia Jogja Halal Food Expo, Nuning Nurhayati mengutarakan, kegiatan ini sekaligus untuk mensukseskan Jogja Heboh 2019. Pihaknya menyediakan 120 stand berbagai produk pelaku Usaha Kecil dan Menengah kuliner, restoran hingga perhotelan. Joga Halal Food Expo menjadi miniatur surga kuliner halal Jogja.




Pameran makanan halal ini melibatkan Dinas Koperasi dan UKM (KUKM) DIY, Disperindag Kabupaten Gunungkidul, UMKM binaan BI, Dewan Kerajinan Nasional Daerah, Pesona Hotel Malioboro, PT Telekomunikasi Indonesia dan Pesona Hotel  Tugu Yogyakarta. Selain UMKM  masih banyak tenan atau stand makanan yang lain. Siapkan saja perut kosong untuk menampung beragam sajian kuliner lezat dan bawa tas belanja dari rumah untuk wadah oleh-oleh, agar hemat kantong plastik. 

Tidak hanya stand makanan, panggung utama menyajikan beragam acara menarik. Ada demo masak, ceramah, lomba, musik dan fashion show dari desainer-desainer Jogja. Di bagian tengah hall A juga tersedia banyak meja dan kursi yang bisa digunakan pengunjung untuk makan sembari mengobrol dengan teman dan keluarga.


Area Makan Joga Halal Food Expo

Pengunjung Jogja Halal Food Expo sekaligus bisa menginstal aplikasi Jogja Access. Pengunjung bisa datang ke stand Jogja Acces yang terletak di sebelah kiri pintu masuk dan mendapatkan saldo 10.000 setelah instal dan melengkapi data. Saldo tersebut bisa digunakan untuk membayar makanan atau produk yang dibeli di stand Jogja Halal Food Expo. Selain bisa digunakan untuk bertransaksi, aplikasi asli Jogja ini juga bisa digunakan untuk melihat setiap promo dan diskon dari event Jogja Heboh. Ke depannya aplikasi ini akan dikembangkan menjadi marketplace digital untuk produk UMKM Jogja. Kamu warga Jogja? Instal aplikasi ini sebagai bentuk dukungan kepada UMKM dan event-event di Jogja.

Jogja Acces

Stand pertama di dekat panggung yang cukup mencolok adalah peserta binaan dari Bank Indonesia (BI). Pak Jipong, salah satu pesera expo binaan BI mengatakan, acara ini membantu pelaku UMKM untuk mempromosikan produk-produknya. Pelaku UMKM binaan juga mendapatkan beragam pelatihan mengenai dunia bisnis dan pemasaran. Beragam produk makanan ringan khas setiap kabupaten, produk kecantikan dan kesehatan, hingga bahan makanan turut dipamerkan. Beberapa produk tersebut diantaranya Rosaline Bolu Tiwul yang rasanya enak banget, tepung Mocaf, keripik pisang rasa coklat yang gak kalah dengan kripik pisang coklat khas Lampung, sale untir coklat, gula kelapa aneka rasa, kopi, coklat batang dan minuman coklat, susu kambing etawa, dan beragam camilan enak lainnya.

Stand UMKM binaan BI

Pak Jipong salah satu peserta binaan BI

Di sebelah kanan ada Stand Disperindag Kab. Gunungkidul adalah surganya camilan halal dan menggoda selera. Bagi kamu yang cinta banget sama camilan wajib berkunjung ke stand ini. Ada madu asli, peyek ndeso dan beragam keripik aneka rasa berjejer rapi siap dibeli. Berdekatan dengan stand Disperindag ada stand Kopi Merapi yang hits di kalangan warga Jogja. Kopi Merapi ini memiliki produk unggulan kopi Hanibrew yang dipetik dari kebun kopi di Desa Hargobinangun Kaliurang. Kopi Arabica memiliki citarasa frutty dan gurih khas kopi dataran tinggi pegunungan vulkanik, sedangkan kopi Robusta memiliki rasa pahit yang tidak bold berpadu dengan sensasi coklat. Penasarn bagaimana nikmatnya seduhan kopi Merapi? Segera datang ke Jogja Halal Food Expo. Pas banget nih minum kopi sembari makan camilan hasil olahan UMKM binaan Disperindag Kab. Gunungkidul.

Stand Diperindag Kab. Gunungkidul

Kopi Merapi

Selanjutnya mampir ke Stand binaan PT Telekomunikasi Indonesia. Ada stand Orange Food yang menyajikan fresh frozen. Kamu bisa membeli aneka frozen food halal untuk disantap bersama keluarga di rumah. Deretan stand binaan PT Telekmunikasi juga menyajikan aneka makanan dan minuman ringan Ada pula stand Long Potato, makanan berbahan kentang yang enak dan gurih di lidah. Ada juga bakpia Obong yang sangat berbeda dengan bakpia lainnya. Jika biasanya bakpia Jogja memiliki kulit berwarna putih, bakpia Obong berbentuk seperti bolu dengan tekstur yang lembut.

Stand UMKM binaan PT Telekomunikasi

Di sebelahnya ada Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta menyediakan 10 stand. Ada Wingko Hayu Getuk Goreng khas oleh-oleh Jogja. Panitia kegiatan Jogja Heboh 2019, Mirwan Syamsudin Syukur, sekaligus merupakan representative dari KADIN DIY mengatakan bahwa Jogja Halal Food Expo ini digelar untuk mengangkat produk-produk lokal dengan berbahan lokal untuk lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat. Jogja merupakan surganya kuliner halal. Ratusan UMKM lokal dengan kreativitas mengolah aneka makanan tradisional menjadi makanan kekinian dengan citarasa yang enak dan tampilan lebih menarik. Omami, aneka camilan khas Jogja juga turut dalam event Jogja Halal Food Expo 2019. Tidak ketinggalan salah satu makanan icon Jogja, gudeg bisa dinikmai di sini.

Stand Koperasi dan UMKM DIY

Beberapa makanan lain yang ada adalah Bakso ndeso dan mendoan ndeso yang bersebelahan. Bakso ndeso adalah bakso yang menggunakan tahu, sawi dan bakso goreng sebagai pelengkap bakso. Kalau kamu suka makanan pedas bisa mampir ke Kedai Moro Seneng aneka makanan pedas dan Gosambih dengan sego sambel aneka lauknya. Ayam geprek sambal hitam dari BEMA Bebek Madura juga recomended. Ayam dan bebek geprek ini diberi sambal hitam khas dari Madura yang yummy banget. Kalau masih lapar bisa mencoba bubur Manado di Kylas Kitchen.

BEMA Jogja Halal Expo

Pengen yang seger bisa mampir ke Arlecchino Gelato yang menyediakan berbagai macam rasa tradisional. Beragam rasa khas tradisional yang bisa dicoba adalah Gelato Susu Jahe, Gelato Bakpia, Gelato Kunir Asem, dan Gelato Beras Kencur. Ada juga beragam minuman dingin seperti Thai Tea dan jajanan lain seperti sosis bakar, sempol, hotang, takoyaki, hingga makanan manis era 90an gulali rambut nenek. Banyak sekali menu yang disajikan di Jogja Halal Food Expo. Penasaran dengan menu dan keseruan kegiatannya? Segera meluncur ke Jogja Expo Centre. Acara diselenggerakan hingga 24 Februari 2019. Biar seru ajak teman yang banyak ya.





Memberdayakan bisnis dan komunitas lokal di seluruh Indonesia dengan keterampilan digital guna membantu masyarakat berinteraksi secara sukses dan aman online.
Merupakan tagline ketika membuka situs https://www.facebook.com/business/m/community-boost-indonesia atau bisa disebut juga dengan Facebook Laju Digital Indonesia. Untuk memperkenalkan Facebook Laju Digital ini, pihak Facebook melakukan tur ke sejumlah kota di Indonesia seperti Goroontalo, Jakarta, Makassar, Surabaya, hingga di Yogyakarta pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2018 lalu. Masih ada beberapa kota yang menjadi tujuan road show Facebook Laju Digital, kamu bisa mendaftar di Bandung, Medan, Manokwari dan NTB. Kampanye ini merupakan bagian dari kerjasama Facebook dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta Kementerian Koperasi dan UKM.



Dalam acara Facebook Laju Digital di Jogjakarta yang diselenggarakan di Hotel Alanna pihak Facebook memberika beberapa materi kepada komunitas seputar penggunaan internet dan facebook, dilanjutkan dengan cara membuat event di Facebook. Meskipun sudah banyak media sosial yang berkembang dan digunakan masyarakat, Facebook masih menjadi media sosial dengan pengguna terbanyak sehingga dapat digunakan secara maksimal terutama untuk media bisnis. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan digital pelaku UKM dan komunitas hingga pemerintah di era digital dengan memanfaatkan media sosial. Pada kesempatan ini saya mengikuti sesi untuk komunitas. Ada banyak komunitas yang hadir diantarataranya masyarakat digital, GenPi Jogja, Local Guide Jogja, Blogger Jogja, beberapa UKM universitas, komunitas pembuat game dan yang bergerak di bidang sosial.


Ada juga kelas untuk UKM dengan materi yang berbeda. Facebook menggandeng para pelaku bisnis Yogyakarta yang mengisi kampanye ini di antaranya Yoyok Rubiantoro yang merupakan chairman Zetira.id, Rifki Ali Hamidi yang merupakan pendiri Busana Mandiri Corporation dan Rizki Akbar yang merupakan perintis idphotobook. Kampanye dan kelas untuk UKM dilakukan agar para pemilik UKM tersebut sadar tentang pentingnya pemasaran digital untuk bisnis mereka, serta bagaimana Facebook bisa digunakan untuk kepentingan marketing. Dalam kesempatan ini Facebook juga memperkenalkan facebook.com/blueprint yang berupa kursus online gratis untuk kepentingan bisnis terutama marketing. Banyak materi yang bisa kamu pilih mulai dari materi dasar untuk membangun eksistensi bisnis hingga metode untuk meningkatkan penjualan. Facebook juga menawarkan iklan sesuai dengan insights pemirsa akun kamu. Facebook juga terintegrasi dengan Instagram. Jadi semakin mempermudah menggabungkan keduanya.



Tnggal 21 Juni 2018 kemarin lalu Jogja berkebun bersama Danone mengadakan kegiatan DVM (Danone Volunteering month) dengan tema "Kreasi Kampung Urban Farming" di bantaran Kali Code Kota Yogyakarta. Kegiatan tersebut bentuk kerjasama antara @dancommunityid dengan @jogjaberkebun. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh anggota Jogja Berkebun tapi juga dibantu oleh para volunteer. Sekilas mengenai DVM. Kegiatan ini merupakan salah satu CSR dari Danone.

Ada dua kegiatan yang dilakukan bersama para warga Kali Code yaitu, urban farming dan mural. Dalam sesi berkebun, volunteer dan warga bersama menanam aneka sayuran dan tanaman bunga dengan memanfaatkan media dari botol bekas dan menggunakan planter bag. Pada sesi menanam ini warga sangat anthusias terutama ibu-ibu. Awalnya mereka sama sekali tidak terfikir untuk menanam menggunakan bahan-bahan bekas. Saking semangatnya tanamannya sampai dibawa pulang ke rumah masing-masing. Padahal mau ditaruh di taman. ^^

Persiapan Media dan Bibit

Hasil Kreasi dengan Botol Bekas

Ceritanya mau buat vertikal garden

Bucan. Bunga-bunga cantik ^^*



Selain berkebun juga ada kegiatan mural bersama. Kegiatan mural ini dilakukan di sepanjang tembok pembatas sungai milik warga. Ada berbagai macam gambar yang dibuat baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Ada kejadian yang lucu-lucu ngeselin pas lagi mural. Ceritanya kan ada anak-anak juga yang ikut acara mural. Tiba-tiba datang seorang bapak yang kurang puas dengan hasil gambar salah satu dari mereka dan dengan sigap mengganti gambaran anak tersebut dengan gambaran beliau. Si anak dan bapaknya hanya bisa terpaku di belakang bapak-bapak yang sedang serius menggambar. Ini adalah contoh tidak peka. Jangan ditiru ya...







Tanam serentak merupakan agenda yang diselenggarakan oleh Indonesia Berkebun dan diikuti oleh setiap kota seperti Batang, Cirebon, Makssar dan Jogja. Kegiatan yang dilakukan adalah menanam beberapa jenis tanaman dengan ketentuan:
1. Sayuran daun
2. Sayuran buah
3. Buah yang bisa dipanen dalam waktu tiga bulan
Tanam serentak dimulai pada tanggal 24 Februari dan berlangsung selama 3 bulan mendatang. Selama proses penyemaian benih, menanam hingga panen setiap daerah bisa memposting kegiatannya di media sosial. Tidak mau ketinggalan dengan kota lain, Jogja Berkebun juga mengikuti agenda ini.

Rencana Map Kebun
Memperbaiki Bedengan
Merapikan Kebun

Menyiapkan Bibit



Menanam Bersama





Merawat yang sudah ada
Menanam dengan gembira