Showing posts with label rasha. Show all posts
Showing posts with label rasha. Show all posts


Pada episode 3 sesi akidah kali ini, kita diajak untuk berfikir secara logis terlebih dahulu dengan pertanyaan
  1. Apakah benar ada Tuhan?
  2.  Jika ada, siapa Tuhan kita?

Sebelum menjalankan ajaran agama Islam, kita terlebih dahulu harus paham dan yakin mengenai keberadaan Tuhan yang memang pantas untuk disembah.

Slide pertama diawali dengan masa-masa kejayaan Islam dengan deretan ilmuwan muslim yang penemuannya berpengaruh terhadap kehidupan dunia. Kamu bisa cari tahu juga siapa saja ya ilmuwan muslim jaman dahulu. Islam pernah mengalami masa kejayaan karena menjalankan agama dengan benar sesuai Al Quran dan Hadis.

Selanjutnya kita akan menjawab pertanyaan pertama, benarkah pencipta itu ada? Bagaimana menjawabnya?

Pertanyaan tersebut dijawab dengan logika berfikir. Ada beberapa ideologi yang menjadi acuan pola ikir dunia, seperti yang sudah dijelaskan pada sesi 1. Ada kapitalis yang sekuler dan masa bodoh apakah ada pencipta atau tidak, Sosialis yang tidak mempercayai adanya pencipta dan Islam yang menyatakan adanya Sang Pencipta. Padahal logikanya setiap jiwa pasti ada penciptanya, segala sesuatu pasti ada penciptanya.

Lalu dari mana asal manusia? Nha, ada 3 kaidah berfikir nih.
  1. Keberadaan sesuatu pasti ada penciptanya (bayangkan semua barang yang kamu miliki, siapa yang menciptakan?)
  2. Sesuatu yang dibuat tidak akan sama dengan pembuatnya (Barang yang kamu bayangkan tadi tidak sama kan dengan pembuatnya?)
  3.  Ciptaan merefleksikan karakter penciptanya (ada kue yang imut, ada robot besar, ada gedung tinggi, dari hasil ciptaan tersebut kamu bisa membayangkan orang macam apa yang membuatnya)

Dengan 3 kaidah tersebut, bayangkan bumi seisinya, luar angkasa, manusia.. betapa luar biasa dan sangat sistematis. Pastilah yang menciptakan harus berbeda dan lebih hebat dari semua yang ada di dunia ini. Maha Segalanya. Dalam islam, Sang Maha Segala tersebut adalah Allah SWT. Lalu apa lagi buktinya?

Kita tengok kitab Al Quran yang menjadi rujukan umat Islam. Secara ilmiah apa yang ada di dalamnya dapat dibuktikan secara ilmiah, kurang lebih 80%nya. Lalu 20%nya?? Belum ada yang mengatakan salah. Kalau sudah 80% benar maka kemungkinan besar 20%nya juga benar, hanya manusia belum mampu membuktikan secara ilmiah.


Banyak banget contoh yang diberikan pada sesi 3 ini. Selengkapnya daftar FAST saja yaaa….

Finding God

by on July 17, 2018
Pada episode 3 sesi akidah kali ini, kita diajak untuk berfikir secara logis terlebih dahulu dengan pertanyaan Apakah benar ada T...
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, dilengkapi dengan akal. Sudah semestinya manusia menjadi penjaga dan pengguna. Dua kewajiban agar kehidupan selalu seimbang dan berjalan dengan teratur. Manusia hidup sangat bergantung dengan alam dan mengambil energi dari kehidupan lain. Tumbuhan, hewan, kekayaan dan energi alam semua ditambang. Sebagai makhluk digdaya tidak jarang ada yang suka meremehkan bentuk kehidupan yang lebih kecil. Semut misalnya, rumput-rumput liar, cacing, dianggap keberadaan yang remeh dan kurang berarti. Padahal dirinya juga belum tentu lebih baik. Bukan hanya makhluk lain yang jadi sasaran, tapi manusia juga. Merasa diri superior. Meihat tukang koran di jalan "Dih.. hidupnya susah". Melihat pengemis "Gembel pemalas". Melihat preman "Ya ampun.. sampah masyarakat". Sering sekali merasa lebih baik. Merasa ya.. merasa

Setelah merasa lebih baik dengan ringan hatinya buang sampah sembarangan, dengan santainya merokok di sembarang tempat, dengan bahagianya bergosip, dengan ringannya mengambil hak orang, dan seabrek perbuatan yang dianggap sepele lainnya. Ukuran lebih baik itu apa sih? Ada pakemnya ya di dunia manusia? Sepertinya sekehendak hati saja atau sekenanya.

Kalau dipikir lagi, malu ah merasa superior. Coba air bersih jadi langka, hancur dunia. Coba tanaman-tanaman tidak mau tumbuh, ngambek. Atau tanahnya yang ngambek. Atau udaranya yang ngambek. Penuh sampah dan polusi. Bisa apa?



Ketika ngajak satu orang untuk tidak buang sampah sembarang, bawa botol minum sendiri, ganti alat makan dengan bahan kayu... katanya "Alah.. kita-kita ini mana ngaruh sih? Kecuali orang sedunia melakukannya juga". Duh.. nunggu orang sedunia. Berat.






Padahal tidak mengapa juga memulai dari diri sendiri. Meski kurang berpengaruh terhadap dunia, terlalu luas juga lah kalau dunia. Setidaknya perilaku baik itu berpengaruh untuk diri sendiri. Jadi lebih peka, lebih peduli, jiwanya jadi lebih lembut dan halus. Nanti kalau lihat semut gambarannya bukan lagi sekadar hewan kecil. Tapi bisa melihat semut kecil selayaknya makhluk hidup punya nyawa ciptaan Tuhan. Gitu sih. Tapi aku tidak bilang. Cuma mbatin.


Bumi itu cuma satu. Belum ada gantinya meski sudah banyak orang berilmu dan berduit mencari tempat hidup lain. Disayang-sayang kayak sayang sama pacar baru. Dirawat kayak anak baru lahir. Dilayani kayak suami. "Lo, apa yang perlu dilayani?". Dibuatkan teknologi yang ramah lingkungan, bukan melulu untuk kepentingan.








Manusia dan Ciptaan Lainnya

by on July 02, 2018
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, dilengkapi dengan akal. Sudah semestinya manusia menjadi penjaga dan pengguna. Dua kewajiban a...


Episode ke dua Sesi Akidah

Pernah terjadi percakapan singkat dengan seorang teman tentang asal dari kebenaran. Waktu itu pendapatku adalah kebenaran banyak bentuknya, sesuai dengan sudut pandang seseorang. Setiap orang bisa memiliki kebenarannya sendiri. Pendapatku ini berdasar apa yang dijelaskan Mas Sabrang. Diibaratkan mengambil foto gajah dari berbagai sudut. Ada yang memotret ekor, kepala, kaki, badan semuanya sama, gajah. Ada yang memakai kamera bagus yang hasilnya jernih, ada yang blur, ada yang tidak jelas, semuanya sama, gajah. Kata temanku, kebenaran hanya milik Sang Pencipta. Ya, tentu saja itu benar. Kebenaran sejati hanya milikNya. Sedangkan di dunia ini kebenaran bisa berbeda bergantung pada apa yang diyakini individu. Itulah yang melahirkan perbedaan dan ujung-ujungnya harus ada toleransi.

Oke.. masuk ke rangkuman materi sesuai dengan pemahamanku.. kalau mau yang lengkap daftar FAST aja ya..

Materi kali ini dibuka dengan ulasan singkat tentang tiga sistem mabda (ideologi): Islam, Kapitalisme dan Sosialisme. Sebagai umat muslim kita paham mana yang paling ideal kan ya? Islam mengalami masa kejayaan selama 1300 tahun. Jauh lebih lama daripada kedua sistem lainnya. Kita bukan umat yang miskin, bodoh, teroris, anti damai, atau apapun anggapan negatif yang beredar saat ini. Islam punya ilmuwan hebat, pemikir cerdas, sistem pemerintahan yang sukses, hukum yang adil untuk masyarakat dan membawa kebaikan. Harus banyak belajar sejarah Islam dan kembali pada Al Quran dan Sunnah. Berfikir dengan jernih dan cemerlang. Cemerlang artinya mendasar, yaitu menggunakan Akidah. Akidah bukanlah dogma yang hanya sekadar tahu dan wajib dijalankan. Akidah adalah mampu menjawab dengan benar dari mana diri berasal, untuk apa diri diciptakan, dan akan ke mana setelah kehidupan. Setelah mengetahui semuanya menjalankan islam dengan benar.

Manusia memiliki potensi yang besar dalam dirinya. Semua sistem hidup diciptakan dengan sempurna untuk menopang kehidupan hingga akhir hayat. Manusia dikaruniai akal dan perasaan. Mana yang harus digunakan? Mana yang lebih baik? Semuanya harus digunakan secara seimbang.



Ternyata tidak semua proses yang terjadi di dalam otak bisa dikatakan sebagai proses berfikir. Ada syarat-syarat tertentu yang menyebabkan manusia disebut berfikir dan mampu mengembangkan pengetahuan atau melahirkan pemikiran. Dalam kajian ke dua ini dijelaskan ada 4 syarat yaitu:
Ada informasi atau fakta yang terindra
Ada Indra (minimal dua indra utama)
Otak
Informasi sebelumnya
(Penjelasan lengkapnya, kalian bisa daftar kajian FAST sesuai dengan kota masing-masing, hehe)

Setelah proses berfikir ada nilai dari sebuah pemikiran: Mustahil, Jaiz dan Wajib Aqli. Terkait dengan kebenara akal manusia hanya bisa berfikir dan menebak, tidak akan sampai pada kebenaran yang sebenarnya. Apa yang sekarang diyakini sebagai kebenaran bisa saja berubah suatu saat nanti, digantikan dengan ilmu yang baru. Karena kebenaran mutlak hanya milikNya. Mengapa agama harus ada? Salah satu alasannya adalah untuk menuntun kehidupan manusia berdasarkan aturan yang benar dari yang Maha Benar. Islam bukanlah agama dogma. Bukankah kita diminta untuk membaca dan berfikir?



Mafahim Kebenaran

by on June 27, 2018
Episode ke dua Sesi Akidah Pernah terjadi percakapan singkat dengan seorang teman tentang asal dari kebenaran. Waktu itu pendapatku ...

Membahas tentang bahagia, jadi ingat pertanyaan seorang sahabat bertahun lalu. Menurutmu bahagia itu apa? Entahlah apa jawabanku waktu itu, yang masih ku ingat adalah alasan kenapa dia bertanya seperti itu. Katanya dengan menjawab pertanyaan itu secara otomatis aku akan mengkondisikan diriku untuk merasa bahagia dan meramu jawabannya. Akhir-akhir ini sering juga di medsos berseliweran kata-kata bijak, yang intinya sering kali ketika bertemu dengan orang pertanyaan yang dilontarkan adalah bagaimana pekerjaanmu? Sekolah? Keluarga? Perusahaan? dll.. jarang ada yang bertanya, apakah kamu bahagia saat ini? Bukan berarti pertanyaan sebelumnya itu tidak penting, hanya saja bahagia tidak selalu hadir ketika seseorang memiliki semua itu. Ada juga quotes “Jangan lupa bahagia”. Aku suka quotes ini. Singkat, padat, jelas dan sangat aplicapble. Sadar tidak sih? Kalau kita memang suka lupa bahagia. Bagaimana? Kamu baru ingat juga untuk bahagia hari ini? Mari kita bahagia bersama ya..

Katanya juga bahagia itu pilihan. Manusia punya kehendak bebas untuk memilih. Tapi apakah benar memilih untuk bahagia semudah memilih untuk sarapan apa pagi ini? Perasaan bisa susah dikendalikan. Apalagi kalau lagi cinta-cintanya atau rindu-rindunya. Bukan… bukan curhat kok.. serius.

Biar ada aroma ilmiahnya, mari kita bahas dulu kenapa manusia bisa merasa bahagia. Bahagia adalah perasaan sekaligus bisa dilogika dan dikondisikan. Para peneliti dari Kyoto University menunjukkan pusat rasa bahagia pada struktur saraf di salah satu bagian otak bernama precuneus. Lebih jauh peneliti juga menjelaskan rasa bahagia yang dirasakan orang dan terbaca di otak melalui MRI itu adalah yang disebabkan oleh emosi dan kepuasan dalam hidup. Ketika dua hal ini muncul secara bersamaan di precuneus,  hal itulah yang disebut sebagai perasaan kebahagiaan. Recuneus ditemukan di bagian tengah parietal lobe otak manusia, tepatnya di bagian atas agak kebelakang kepala manusia. Bagian ini berkaitan pula dengan memori episodik, refleksi diri dan beberapa akses akan kesadaran.  Sayangnya para dokter masih belum jelas tentang mekanisme neural dibalik kemunculan rasa bahagia ini.

Ada beberapa kata yang perlu penekanan. Bahagia disebabkan oleh emosi dan kepuasan dalam kehidupan. Tolak ukur setiap individu untuk merasa bahagia berbeda-beda. Jika seseorang menyukai uang, makan dia akan puas dan bahagia ketika menjadi kaya. Jika seseorang mengejar pengakuan maka ia akan puas dan bahagia ketika mendapat pujian. Trus kenapa uang dan pujian tidak selalu menjanjikan kebahagian setiap waktu? Bisa jadi karena ‘puas’nya manusia tidak ada batasnya. Makanya banyak yang bilang faktor-faktor keduniaan tersebut tidak berhasil membawa kebahagiaan pada semua orang. Lalu bagaimana? Bersyukurlah. Puas dengan segala yang diberikan Tuhan. Agar kebahagiaan dan ketenangan hadir bagaimanapun keadaan diri.
Bahagia juga berhubungan dengan beberapa hormon, yaitu:
Endorfin 
Hormon ini merupakan obat penghilang rasa sakit alami tubuh yang mampu memblokir rasa sakit. 
Serotonin
Serotonin mengatur suasana hati, mencegah depresi pada diri 
Dopamin
Dopamin adalah hormon kesenangan yang dilepaskan ketika berusaha menuju tujuan. Hormon ini memotivasi untuk bekerja keras mencapai tujuan tersebut. Inilah hormon yang membuat Anda waspada dan fokus akan suatu hal.
Oksitosin
Oksitosin adalah hormon cinta yang dilepaskan terkait hubungan percintaan dan melahirkan. Hormon ini juga meningkatkan perasaan cinta dan kepercayaan terhadap seseorang.

Hormon-hormon diatas bisa diproduksi oleh tubuh dengan mengkonsumsi makanan tertentu dan beraktivitas di luar. Olahraga dan terkena sinar matahari juga bisa memicu tubuh untuk mengeluarkan hormon bahagia. Jadi disinilah maksud dari bahagia bukan hanya perasaan yang hanya ditunggu secara pasif untuk datang. Dia bukan jalangkung yang datang tak diundang dan pulang tak diantar loh,,, tapi harus dipahami dan diusahakan dengan pola hidup sehat dan pikiran yang positif.

Boleh tidak pura-pura bahagia? Barusan aku posting di instagram, tidak apa pura-pura. Tapi jangan lama-lama. Temukan bahagia yang sebenarnya. Lalu bagaimana caranya agar hidup banyak bahagiaya? Iya banyak bahagianya karena kesedihan adalah sebuah keniscayaan. Tidak mungkin tidak sedih. Sedih itu juga penting, banget. Kapan-kapan dibahas lah ya soal kesedihan. Bagiku kehidupan bisa lebih ramah bersama kesedihan. Balik lagi tentang cara bahagia. Setiap orang bisa punya rumus masing-masing. Untukku sediri, bahagia bukan berasal dari luar sana. Bukan dari benda-benda dan dunia. Bahagia berasal dari dalam diri. Caranya dengan lebih memahami dan menysukuri kehidupan. Memang menjalani proses untuk memahami ini tidak singkat dan semudah memutuskan untuk masak apa besok pagi. Terus menambah ilmu dan menghaluskan jiwa. Ada satu hal lain yang tidak kalah dari bahagia, damai. Ya.. kedamaian.






Kajian Surat Al Israa 83-85
Tinjauan Penerapannya dalam memahami diri dan tugas kehidupan.
Tulisan ini sekadar sinopsis dari catatan pribadi saat seminar bersama Nouman Ali Khan (NAK) Indonesia di Jogja. Selain menonton bersama video Beliau kita juga mendapatkan penjelasan langsung dari Ustad Muhammad Firman. Mohon maaf jika masih belum lengkap dan banyak kekurangan.
Tujuan dari pembahasan tiga ayat surat Al Israa supaya kita bisa memahami diri sendiri dan tujuan kita diciptakan. Dengan memahami diri termasuk kekurangan dan segenap potensinya, kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih sukses dan dalam.
“Makna pribadi dan kesan pribadi tentang suatu ayat adalah hal penting untuk memahami dan mempraktekkan suatu ayat”
Salah satu hal yang dialami para sahabat adalah mereka benar-benar mampu merasakan bahwa setiap wahyu yang turun ditujukan kepada kehidupan mereka, menjadi tuntunan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk dapat meresapi dan mencintai setiap kalimat Allah SWT pada Al Quran tidak hanya cukup memahami arti dan tafsirnya namun, juga mengkorelasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga setiap kalimat tersebut benar-benar meresap ke dalam hati sanubari.
Sesi seminar diawali dengan slide yang penuh pertanyaan. 
Merenungkan Diri
- Siapa aku?
- Darimana asalku?
- Mengapa aku ada di sini?
- Sedang apakah aku di sini?
- Akan ke mana aku menuju?
Menilai diri 
- Apakah hidupku berharga?
- Apa nilai diriku?
- Apakah diri ini bernilai bagi orang lain?
- Apakah diriku di masa depan akan lebih baik?
Meninjau perjalanan hidup
- Mengapa aku terlahir seperti ini?
- Mengapa hidupku begini?
- dsb
Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu kita untuk memahami diri dan maksud penciptaan. Kontemplasi untuk memahami kehidupan. Skala diri, termasuk yang manakah kamu? Keadaan pada level berapa yang sedang kamu alami dan rasakan? Seseorang bisa berada dalam level yang berbeda setiap saat.
1. Hidup ini tidak bernilai. Lebih baik mati saja. ( Titik di mana seseorang tidak dapat bangkit sendiri. Seseorang dalam titik ini sangat membutuhkan bantuan orang lain untuk bangkit.)
2. Hidup saya tidak bernilai. Mengapa Tuhan menjadikan saya seperti ini? (Gelisah, marah, melimpahkan semua pada Tuhan)
3. Hidup saya tidak berharga. Ini karena orang lain merusak hidup saya. (Tidak bisa memahami dan menerima masalah hidupnya lalu menyalahkan orang lain)
4. Hidup saya berharga. Tapi tidak ada yang istimewa. (Biasa saja, datar, kelebihannya seseorang dalam level ini terhindar dari sombong)
5. Hidup saya berharga. Saya ingin memperjuangkannya.
6. Hidup saya berharga. Ada kesulitan dan kemudahan. Saya menerima dan bersabar.
7. Hidup saya berharga. Saya selalu berjuang untuk meraih keberhasilan. (Mayoritas orang yang berprestasi berada pada level ini. Titik di mana logika berjalan dan seseorang bisa terjebak dengan zona nyaman yang menyulitkannya untuk mencapai level selanjutnya?
8. Hidup saya berharga. Allah SWT yang memberikan nikmat bahkan melebihi dari yang saya upayakan. (Konsisten pada jalan yang benar versi Allah SWT. Benar-benar mengamalkan ilmu agama sesuai syariat.)
9. Hidup saya berharga. Allah SWT memberikan banyak hal namun saya belum banyak bersyukur.
10. Hidup saya berharga dan saya bersyukur.
Siapa yang memiliki alasan dari kehidupannya dia akan mempu menjalani setiap permasalahan dalam kehidupan 
Ketika seseorang mengetahi arti hidup dan arti dirinya, makan dia akan menemukan alasan untuk menjalani kehidupan dengan baik. Mengerti bakat dan kekuatan diri akan membantu untuk menentukan karir apa yang sesuai dan bagaimana meraih kesuksesan.
Ayat 84 : Setiap manusia memiliki syakilah (kepribadian) dan Sabilah (jalan) masing-masing. Tiap orang jalannya berbeda. Berhasil dan berharga bukan berdasar perbandingan dengan orang lain, tapi berdasar pada pemberian Allah SWT. Kita harus menemukan jalan kita sendiri.
Ayat 85: Manusia memiliki Ruh terbagi menjadi dua: Alamul Amr (yang sudah jadi, genetis dalam biologi, bakat, pemberian) dan (Alamul Khald (Berproses, karena lingkungan dan faktor luar). Ruh adalah sumber kebahagian. Kita tidak hanya hidup dengan fisik namun juga menjalani kehidupan bersama dengan ruh. Menjaganya agar tetap baik dan memberikan makanan yang baik bagi ruh.
Ayat 83: Dengan segala kenikmatan yang diberikan, ada saja manusia yang tetap berpaling ketika sukses. Sombong dan penuh keluh kesah. Agar tidak sombong harus memahami maksud ayat 84 dan 85.