Perempuan Tanah Jahanam, Ketika Manusia Lebih Horor dari Setan



 Film karya Joko Anwar ini memang terbilang bagus. Tidak seperti film horror yang banyak dihiasi dengan adegan kemunculan hantu, film ini menyuguhkan ketegangan psikologis. Justru yang lebih horror di film ini adalah penduduk desa yang jadi kejam setelah mengalami kutukan yang mengerikan. Selama dua puluh tahun setiap bayi yang lahir harus dibunuh dan tidak bisa dibiarkan hidup. Setiap kehamilan berakhir dengan kesedihan dan kengerian.

Tara Basro memerankan Maya dengan baik, begitu pula dengan tokoh-tokoh yang lain. Marissa Anita yang menjadi Dini,  Christine Hakim sebagai Nyi Misni dan Ario Bayu sebagai Ki Saptadi dan Asmara Abigail yang membantu Maya menghilangkan kutukan di desa. Peran Abigail sebagai Ratih justru sangat mencolok dan mencurigakan. Dia benar-benar bermain dengan sangat apik. Tidak tertebak apakah dia tokoh protagonist atau antagonis.

Perempuan Tanah Jahanam (cultura.id)


Suasana desa dan tempat yang digunakan untuk membuat film tampak benar-benar asri. Ditambah dengan adanya sumber air yang jernih. Background yang asri bisa menyegarkan mata di tengah adegan yang menengangkan dan mengerikan. Selain itu masih ada percakapan-percakapan lucu di sela-sela adegan horor. Penonton bisa sejenak bernafas lega dan tertawa dengan selingan percakapan lucu.

Pengambilan gambar dalam film ini juga bagus. Benar-benar bisa menikmati suasana seram sekaligus asri khas pedesaan. Selain itu penonton juga akan merasakan penderitaan Maya yang digambarkan sebagai anak yang terlunta-lunta hidupnya. Dar kecil hingga dewasa Maya berjuang hidup sendiri.
Konflik yang disajikan tidak terduga. Dari awal film dugaan siapa yang bersalah dan menjadi tokoh antagonis bisa berubah-ubah. Konflik dalam film ini terbilang kompleks. Tapi semuanya disusun dengan rapid an enak untuk diikuti. Meski ada beberapa hal yang terasa janggal dan kurang logis. Misalnya, rumah Maya yang bergaya Belanda. Satu-satunya rumah besar dan bergaya Belanda di desa itu yang semua penduduknya menggunakan rumah kayu. Keluarga Maya adalah keturunan dalang dan pembuat wayang, jadi rasanya agak janggal kalau justru menggunakan rumah gaya Belanda. Biasanya keturunan dalang dan pembuat wayang menggunakan rumah atau minimal banyak pernak-pernik khas Jawa.

Lalu pembuatan wayang yang bisa jadi secara instan dalam satu malam juga terasa aneh. Karena membuat wayang butuh waktu lama.

Secara kesuluruhan, alur cerita film Perempuan Tanah Jahanam tetap bagus. Ya, karena ending yang tidak terduga. Kali ini Joko Anwar berhasil membuat film horror yang tetap menegangkan meski tidak banyak hantu yang muncul. Justru lebih banyak ilmu klenik jawa yang justru bikin ngeri dan takut. Film ini menunjukkan bahwa kejahatan manusia lebih mengerikan daripada setan itu sendiri. Karena di film Perempuan Tanah Jahanam ini manusialan yang menjadi pembunuh berdarah dingin. Banyak adegan pembunuhan dengan sadis.


No comments:

Post a Comment