Tetap Tenang di Tengah Adiksi Eksistesi dan Topeng Gemerlap Sosial Media
Sosial Media
dprince4christ blog |
Eksistensi adalah salah satu bentuk rasa lapar yang tak
terhankan, bahkan bagi sebagian orang menjadi menu utama. Semakin banyak yang
berlomba-lomba hingga sosial media menjadi penuh sesak dengan arus informasi
umum dan tentang pribadi. Timeline instagram, status facebook, ratusan pesan di
line dan whatsap, juga media sosial lainnya begitu menyita waktu. Seakan diri
melebur lebih dalam lagi di kehidupan maya yang super cepat dan adiktif
layaknya narkoba dan minuman keras. Senang dengan banyak like dan folowers,
ingin lebih banyak lagi, lagi, dan lagi. Sedih ketika media sosial sepi tidak
diminati lalu melakukan segala cara untuk kembali menjadi artis dunia maya.
Ya.. ada yang sampai seperti itu.
Kehidupan buatan tidak sesuai dengan realita. Make up tebal
di panggung sandiwara sosial media. Panggung sandiwara dunia saja sudah
melelahkan, apalagi dunia maya internet? Banyak sekali energi dan waktu
dicurahkan untuk itu. Semakin ketagihan semakin lupa dengan kehidupan
sungguhan. Keluarga dan tetangga diabaikan, handphone selalu dalam genggaman
dan pandangan.
Media sosial tidak hanya memiliki sisi kelam, semua
fasilitas dan teknologi buatan manusia selalu menjadi pisau bermata dua. Selalu
tergantung pada pengguna. Lalu tipe yang manakah kamu? Golongan yang mengalami
ketergantungan atau golongan yang cerdas memanfaatkan?
Golongan yang cerdas memanfaatkan ini merupakan pribadi tanggung
yang mandiri. Mereka yang tidak termakan oleh iming-iming eksistensi. Bisa jadi
golongan ini sudah punya cukup rasa percaya pada diri sendiri, mengenal dan
menghargai kehidupan pribadinya. Tidak haus dengan perhatian berupa folowers
dan like. Meraka fokus dengan mimpi yang ingin diraih lalu menggunakan media
sosial sekadar untuk menyebarkan kebaikan dan memberikan informasi.
Sekali lagi ya, menyebarkan kebaikan dan memberikan
informasi. Informasi ini meski sudah baik niatnya kadang masih saja tergelincir
dengan hoax. Niat baikpun tidak cukup, harus ditambah lagi dengan hati-hati dan
cerdas memilah. Kecepatan tangan tidak boleh melebihi kecepatan otak untuk
berfikir dan hati yang merasa. Kuduanya harus jalan bersama, otak dan hati,
logika dan rasa. Apakah informasi ini diperlukan dan benar lebih banyak
manfaatnya ketika disebar? Apakah tidak akan ada pihak yang merasa disakiti dan
tersinggung? Jangan sampai niat baik itu justru ternoda dengan satu orang saja yang
merasa disakiti di luar sana lalu tidak memaafkan hingga akhir hidupnya. Iya
kalau satu, kalau ternyata banyak? Hla malah nabung dosa. Dunia maya menjadi
tabungan dosa.
https://id.pinterest.com |
Aku sendiri, punya beberapa IG, Twitter, Line, Facebook, dan
WA. Line dan Facebook sudah jarang digunakan cuma buat gabung page penting dan
diskusi line, twitter buat posting kegiatan yang syaratnya harus post twittter
(kalau blogger pasti tahu lah ya..) paling aktif di IG. Suka kalau dapat like
dan folowers, masih manusiawi, kebanyakan buat liat meme dan video lucu. Dua
hal yang bisa menyita banyak waktu juga sih.. hehe… Sepertinya akupun termasuk
golongan yang ketagihan media sosial, setiap hari buka media sosial. Kadang
bisa dikurangi kadang bisa keranjingan hingga berjam-jam buka awreceh, video
kucing, drama media sosial dan akun-akun julid lainnya. Harus selalu bolak
balik mengingatkan diri sendiri jangan sampai ketagihan akut.
Brainy Quote |
Hal yang paling penting biar gak ketagihan akut adalah kita
punya kepercayaan diri dan penerimaan untuk menjalani kehidupan. Punya tujuan
yang jelas dan tidak perlu terlelu memperdulikan apa pendapat orang lain dan
formalitas kehidupan sosial. Biar gak kebanyakan drama. Sudah.. kita jalani
kehidupan dengan baik, memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin dengan
meminimalisir dampak negatif bagi orang lain dan bentuk kehidupan lain meski
samar dan tidak kentara, tidak terikat dengan dunia. Biar dunia berputar cepat,
biar orang-orang berlaku aneh-aneh, toh kehidupan tetap berjalan meski kamu
diam sekalipun. Diri tetap tenang berjalan hingga akhir.
SimpleReminders.com |
No comments:
Post a Comment