Tentang Koperasi, Apa yang Akan Saya Lakukan?


#Ini adalah catatan pribadi saya di kelas ke-2 Koperasi
Semoga bermanfaat aja

Setelah membahas pentingnya softskill, hari ke dua adalah tentang koperasi. Berkenalan dengan koperasi, pembahasan dimulai dengan poin-poin kunci koperasi.
1.      Gotong Royong
2.      demokrasi ekonomi
3.      suka rela, bebas
4.      kolektif
5.      kepentingan yang sama
6.      ketiadaan hirarki dan egaliter
7.      hak yang sama
8.      anggota
9.      musyawarah
10.  kekeluargaan

7 prinsip koperasi berdasarkan UU tahun 92. Makna kekeluargaan mengacu pada tokoh Ki Hajar Dewantara.

1.      Terbuka dan sukarela
2.      Kontrol anggota bersifat demokratis
3.      Anggota berpartisipasi dalam ekonomi
4.      Otonomi yang independent
5.      Pendidikan anggota dan informasi (harus ada yang disisihkan dari SHU untuk pendidikan)
6.      Kooperatif (kerjasama antar koperasi)
7.      Fokus kepada komunitas

Ada pembahasan mengenai kelemahan dari sistem kekeluargaan, jika tidak dijalankan sesuai dengan fungsi organisasi bisa menjadi hambatan. Tidak enak, sungkan, dan mentolerir apa yang seharusnya tidak ditolerir.

Masuk ke pembahasan apa perbedaan PT dan Koperasi. Kami membuat poin-poin perbedaannya, menuliskannya pada stickynote dan membahas setiap poin. Dari poin-poin yang dibuat anggota diskusi disimpulkan sebagai berikut:



Pembahasan
Perbedaan komisaris dan direktur yang membentuk sebuat PT

PT tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan profit. Diperoleh dari pendapatan dikurangi beban (biaya produksi dan gaji karyawan). Karena PT atau perusahaan tidak akan mau mengurangi profit, meski terjadi kenaikan gaji karyawan tetap saja akan diimbangi kenaikan harga barang. Sama saja kenaikan tingkat kesejahteraan masih dipertanyakan. Karena yang memegang kendali terhadap harga adalah pemilik modal.

Jika dahulu UMK dibuat berdasarkan riset KHL saat ini UMK dihitung berdasarkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. PT akan selalu mencari profit yang berupa uang, tapi jika koperasi akan memberikan benefit yang tidak hanya berupa uang.



Apakah lantas PT itu menjadi ‘jahat’? Sebenarnya PT bebas nilai, PT bukan komunis, sosialis atau kapitalis. PT bisa dioperasikan oleh semua kaum, bagaimana berjalannya ya sesuai dengan siapa yang mengoperasikan. Misalnya ada sosiopreneur, jika dijalankan benar untuk masyarakat maka akan menjadi baik, tapi kalau hanya untuk ‘memanfaatkan’ masyarakat demi profit ya jadinya kapitalis dengan gimmick sosial. Jika sosiopreneur dalam berjalannya menggunakan prinsip koperasi, maka akan menjadi koperasi juga. Benar-benar untuk kesejahteraan bersama, bukan hanya penggagas atau orang-orang yang berada di level atas.

Dibahas juga tentang sharing profit antara PT dan koperasi, ada ESOP juga yang harus kembali dipelajari supaya lebih mengerti. Sharing profit dalam koperasi dihitung sesuai dengan kontribusi. Hal ini akan berkaitan dengan bentuk koperasi itu sendiri. Sebagai organisasi yang kekeluargaan, koperasi tetap memiliki struktur organisasi. Kata mbak Dewi, kita tidak bisa lepas dari struktur dan bedakan itu dengan hierarki. Bagiku, ini sangat benar, koperasi beda dengan gotong-royong yang hanya menggunakan prinsip kekeluargaan tanpa organisasi. Koperasi berjalan dengan baik karena organisasinya baik.

 


Koperasi yang hasilnya bukan angka pasti membutuhkan sistem sendiri untuk menghitung sharing profitnya. Lebih rumit karena harus adil sesuai dengan kontribusi yang diberikan. Pendidikan menjadi penting untuk mengembangkan sistem koperasi ini karena harus ada organisasi dan kesadaran mengambil tanggung jawab. Di dalam organisasi yang kekeluargaan seseorang tidak boleh hidup menganut prinsip individualisme. Artinya dia hanya mementingkan dirinya sendiri. Tapi perlu sekali memiliki individulitas. Keinginan untuk mengembangkan diri dan menghargai diri sendiri. 

Beda ya …

Lalu terakhir … Apa yang akan saya lakukan? Pertanyaan refleksi setelah belajar.

No comments:

Post a Comment