Showing posts with label rasha. Show all posts
Showing posts with label rasha. Show all posts

Day 5 #BPN30DayChallenge2018
Sosial Media

dprince4christ blog


Eksistensi adalah salah satu bentuk rasa lapar yang tak terhankan, bahkan bagi sebagian orang menjadi menu utama. Semakin banyak yang berlomba-lomba hingga sosial media menjadi penuh sesak dengan arus informasi umum dan tentang pribadi. Timeline instagram, status facebook, ratusan pesan di line dan whatsap, juga media sosial lainnya begitu menyita waktu. Seakan diri melebur lebih dalam lagi di kehidupan maya yang super cepat dan adiktif layaknya narkoba dan minuman keras. Senang dengan banyak like dan folowers, ingin lebih banyak lagi, lagi, dan lagi. Sedih ketika media sosial sepi tidak diminati lalu melakukan segala cara untuk kembali menjadi artis dunia maya. Ya.. ada yang sampai seperti itu.
Kehidupan buatan tidak sesuai dengan realita. Make up tebal di panggung sandiwara sosial media. Panggung sandiwara dunia saja sudah melelahkan, apalagi dunia maya internet? Banyak sekali energi dan waktu dicurahkan untuk itu. Semakin ketagihan semakin lupa dengan kehidupan sungguhan. Keluarga dan tetangga diabaikan, handphone selalu dalam genggaman dan pandangan.
Media sosial tidak hanya memiliki sisi kelam, semua fasilitas dan teknologi buatan manusia selalu menjadi pisau bermata dua. Selalu tergantung pada pengguna. Lalu tipe yang manakah kamu? Golongan yang mengalami ketergantungan atau golongan yang cerdas memanfaatkan?
Golongan yang cerdas memanfaatkan ini merupakan pribadi tanggung yang mandiri. Mereka yang tidak termakan oleh iming-iming eksistensi. Bisa jadi golongan ini sudah punya cukup rasa percaya pada diri sendiri, mengenal dan menghargai kehidupan pribadinya. Tidak haus dengan perhatian berupa folowers dan like. Meraka fokus dengan mimpi yang ingin diraih lalu menggunakan media sosial sekadar untuk menyebarkan kebaikan dan memberikan informasi.
Sekali lagi ya, menyebarkan kebaikan dan memberikan informasi. Informasi ini meski sudah baik niatnya kadang masih saja tergelincir dengan hoax. Niat baikpun tidak cukup, harus ditambah lagi dengan hati-hati dan cerdas memilah. Kecepatan tangan tidak boleh melebihi kecepatan otak untuk berfikir dan hati yang merasa. Kuduanya harus jalan bersama, otak dan hati, logika dan rasa. Apakah informasi ini diperlukan dan benar lebih banyak manfaatnya ketika disebar? Apakah tidak akan ada pihak yang merasa disakiti dan tersinggung? Jangan sampai niat baik itu justru ternoda dengan satu orang saja yang merasa disakiti di luar sana lalu tidak memaafkan hingga akhir hidupnya. Iya kalau satu, kalau ternyata banyak? Hla malah nabung dosa. Dunia maya menjadi tabungan dosa.

https://id.pinterest.com
Aku sendiri, punya beberapa IG, Twitter, Line, Facebook, dan WA. Line dan Facebook sudah jarang digunakan cuma buat gabung page penting dan diskusi line, twitter buat posting kegiatan yang syaratnya harus post twittter (kalau blogger pasti tahu lah ya..) paling aktif di IG. Suka kalau dapat like dan folowers, masih manusiawi, kebanyakan buat liat meme dan video lucu. Dua hal yang bisa menyita banyak waktu juga sih.. hehe… Sepertinya akupun termasuk golongan yang ketagihan media sosial, setiap hari buka media sosial. Kadang bisa dikurangi kadang bisa keranjingan hingga berjam-jam buka awreceh, video kucing, drama media sosial dan akun-akun julid lainnya. Harus selalu bolak balik mengingatkan diri sendiri jangan sampai ketagihan akut.

Brainy Quote

Hal yang paling penting biar gak ketagihan akut adalah kita punya kepercayaan diri dan penerimaan untuk menjalani kehidupan. Punya tujuan yang jelas dan tidak perlu terlelu memperdulikan apa pendapat orang lain dan formalitas kehidupan sosial. Biar gak kebanyakan drama. Sudah.. kita jalani kehidupan dengan baik, memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin dengan meminimalisir dampak negatif bagi orang lain dan bentuk kehidupan lain meski samar dan tidak kentara, tidak terikat dengan dunia. Biar dunia berputar cepat, biar orang-orang berlaku aneh-aneh, toh kehidupan tetap berjalan meski kamu diam sekalipun. Diri tetap tenang berjalan hingga akhir.

SimpleReminders.com



Pada episode 3 sesi akidah kali ini, kita diajak untuk berfikir secara logis terlebih dahulu dengan pertanyaan
  1. Apakah benar ada Tuhan?
  2.  Jika ada, siapa Tuhan kita?

Sebelum menjalankan ajaran agama Islam, kita terlebih dahulu harus paham dan yakin mengenai keberadaan Tuhan yang memang pantas untuk disembah.

Slide pertama diawali dengan masa-masa kejayaan Islam dengan deretan ilmuwan muslim yang penemuannya berpengaruh terhadap kehidupan dunia. Kamu bisa cari tahu juga siapa saja ya ilmuwan muslim jaman dahulu. Islam pernah mengalami masa kejayaan karena menjalankan agama dengan benar sesuai Al Quran dan Hadis.

Selanjutnya kita akan menjawab pertanyaan pertama, benarkah pencipta itu ada? Bagaimana menjawabnya?

Pertanyaan tersebut dijawab dengan logika berfikir. Ada beberapa ideologi yang menjadi acuan pola ikir dunia, seperti yang sudah dijelaskan pada sesi 1. Ada kapitalis yang sekuler dan masa bodoh apakah ada pencipta atau tidak, Sosialis yang tidak mempercayai adanya pencipta dan Islam yang menyatakan adanya Sang Pencipta. Padahal logikanya setiap jiwa pasti ada penciptanya, segala sesuatu pasti ada penciptanya.

Lalu dari mana asal manusia? Nha, ada 3 kaidah berfikir nih.
  1. Keberadaan sesuatu pasti ada penciptanya (bayangkan semua barang yang kamu miliki, siapa yang menciptakan?)
  2. Sesuatu yang dibuat tidak akan sama dengan pembuatnya (Barang yang kamu bayangkan tadi tidak sama kan dengan pembuatnya?)
  3.  Ciptaan merefleksikan karakter penciptanya (ada kue yang imut, ada robot besar, ada gedung tinggi, dari hasil ciptaan tersebut kamu bisa membayangkan orang macam apa yang membuatnya)

Dengan 3 kaidah tersebut, bayangkan bumi seisinya, luar angkasa, manusia.. betapa luar biasa dan sangat sistematis. Pastilah yang menciptakan harus berbeda dan lebih hebat dari semua yang ada di dunia ini. Maha Segalanya. Dalam islam, Sang Maha Segala tersebut adalah Allah SWT. Lalu apa lagi buktinya?

Kita tengok kitab Al Quran yang menjadi rujukan umat Islam. Secara ilmiah apa yang ada di dalamnya dapat dibuktikan secara ilmiah, kurang lebih 80%nya. Lalu 20%nya?? Belum ada yang mengatakan salah. Kalau sudah 80% benar maka kemungkinan besar 20%nya juga benar, hanya manusia belum mampu membuktikan secara ilmiah.


Banyak banget contoh yang diberikan pada sesi 3 ini. Selengkapnya daftar FAST saja yaaa….

Finding God

by on July 17, 2018
Pada episode 3 sesi akidah kali ini, kita diajak untuk berfikir secara logis terlebih dahulu dengan pertanyaan Apakah benar ada T...
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, dilengkapi dengan akal. Sudah semestinya manusia menjadi penjaga dan pengguna. Dua kewajiban agar kehidupan selalu seimbang dan berjalan dengan teratur. Manusia hidup sangat bergantung dengan alam dan mengambil energi dari kehidupan lain. Tumbuhan, hewan, kekayaan dan energi alam semua ditambang. Sebagai makhluk digdaya tidak jarang ada yang suka meremehkan bentuk kehidupan yang lebih kecil. Semut misalnya, rumput-rumput liar, cacing, dianggap keberadaan yang remeh dan kurang berarti. Padahal dirinya juga belum tentu lebih baik. Bukan hanya makhluk lain yang jadi sasaran, tapi manusia juga. Merasa diri superior. Meihat tukang koran di jalan "Dih.. hidupnya susah". Melihat pengemis "Gembel pemalas". Melihat preman "Ya ampun.. sampah masyarakat". Sering sekali merasa lebih baik. Merasa ya.. merasa

Setelah merasa lebih baik dengan ringan hatinya buang sampah sembarangan, dengan santainya merokok di sembarang tempat, dengan bahagianya bergosip, dengan ringannya mengambil hak orang, dan seabrek perbuatan yang dianggap sepele lainnya. Ukuran lebih baik itu apa sih? Ada pakemnya ya di dunia manusia? Sepertinya sekehendak hati saja atau sekenanya.

Kalau dipikir lagi, malu ah merasa superior. Coba air bersih jadi langka, hancur dunia. Coba tanaman-tanaman tidak mau tumbuh, ngambek. Atau tanahnya yang ngambek. Atau udaranya yang ngambek. Penuh sampah dan polusi. Bisa apa?



Ketika ngajak satu orang untuk tidak buang sampah sembarang, bawa botol minum sendiri, ganti alat makan dengan bahan kayu... katanya "Alah.. kita-kita ini mana ngaruh sih? Kecuali orang sedunia melakukannya juga". Duh.. nunggu orang sedunia. Berat.






Padahal tidak mengapa juga memulai dari diri sendiri. Meski kurang berpengaruh terhadap dunia, terlalu luas juga lah kalau dunia. Setidaknya perilaku baik itu berpengaruh untuk diri sendiri. Jadi lebih peka, lebih peduli, jiwanya jadi lebih lembut dan halus. Nanti kalau lihat semut gambarannya bukan lagi sekadar hewan kecil. Tapi bisa melihat semut kecil selayaknya makhluk hidup punya nyawa ciptaan Tuhan. Gitu sih. Tapi aku tidak bilang. Cuma mbatin.


Bumi itu cuma satu. Belum ada gantinya meski sudah banyak orang berilmu dan berduit mencari tempat hidup lain. Disayang-sayang kayak sayang sama pacar baru. Dirawat kayak anak baru lahir. Dilayani kayak suami. "Lo, apa yang perlu dilayani?". Dibuatkan teknologi yang ramah lingkungan, bukan melulu untuk kepentingan.








Manusia dan Ciptaan Lainnya

by on July 02, 2018
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, dilengkapi dengan akal. Sudah semestinya manusia menjadi penjaga dan pengguna. Dua kewajiban a...


Episode ke dua Sesi Akidah

Pernah terjadi percakapan singkat dengan seorang teman tentang asal dari kebenaran. Waktu itu pendapatku adalah kebenaran banyak bentuknya, sesuai dengan sudut pandang seseorang. Setiap orang bisa memiliki kebenarannya sendiri. Pendapatku ini berdasar apa yang dijelaskan Mas Sabrang. Diibaratkan mengambil foto gajah dari berbagai sudut. Ada yang memotret ekor, kepala, kaki, badan semuanya sama, gajah. Ada yang memakai kamera bagus yang hasilnya jernih, ada yang blur, ada yang tidak jelas, semuanya sama, gajah. Kata temanku, kebenaran hanya milik Sang Pencipta. Ya, tentu saja itu benar. Kebenaran sejati hanya milikNya. Sedangkan di dunia ini kebenaran bisa berbeda bergantung pada apa yang diyakini individu. Itulah yang melahirkan perbedaan dan ujung-ujungnya harus ada toleransi.

Oke.. masuk ke rangkuman materi sesuai dengan pemahamanku.. kalau mau yang lengkap daftar FAST aja ya..

Materi kali ini dibuka dengan ulasan singkat tentang tiga sistem mabda (ideologi): Islam, Kapitalisme dan Sosialisme. Sebagai umat muslim kita paham mana yang paling ideal kan ya? Islam mengalami masa kejayaan selama 1300 tahun. Jauh lebih lama daripada kedua sistem lainnya. Kita bukan umat yang miskin, bodoh, teroris, anti damai, atau apapun anggapan negatif yang beredar saat ini. Islam punya ilmuwan hebat, pemikir cerdas, sistem pemerintahan yang sukses, hukum yang adil untuk masyarakat dan membawa kebaikan. Harus banyak belajar sejarah Islam dan kembali pada Al Quran dan Sunnah. Berfikir dengan jernih dan cemerlang. Cemerlang artinya mendasar, yaitu menggunakan Akidah. Akidah bukanlah dogma yang hanya sekadar tahu dan wajib dijalankan. Akidah adalah mampu menjawab dengan benar dari mana diri berasal, untuk apa diri diciptakan, dan akan ke mana setelah kehidupan. Setelah mengetahui semuanya menjalankan islam dengan benar.

Manusia memiliki potensi yang besar dalam dirinya. Semua sistem hidup diciptakan dengan sempurna untuk menopang kehidupan hingga akhir hayat. Manusia dikaruniai akal dan perasaan. Mana yang harus digunakan? Mana yang lebih baik? Semuanya harus digunakan secara seimbang.



Ternyata tidak semua proses yang terjadi di dalam otak bisa dikatakan sebagai proses berfikir. Ada syarat-syarat tertentu yang menyebabkan manusia disebut berfikir dan mampu mengembangkan pengetahuan atau melahirkan pemikiran. Dalam kajian ke dua ini dijelaskan ada 4 syarat yaitu:
Ada informasi atau fakta yang terindra
Ada Indra (minimal dua indra utama)
Otak
Informasi sebelumnya
(Penjelasan lengkapnya, kalian bisa daftar kajian FAST sesuai dengan kota masing-masing, hehe)

Setelah proses berfikir ada nilai dari sebuah pemikiran: Mustahil, Jaiz dan Wajib Aqli. Terkait dengan kebenara akal manusia hanya bisa berfikir dan menebak, tidak akan sampai pada kebenaran yang sebenarnya. Apa yang sekarang diyakini sebagai kebenaran bisa saja berubah suatu saat nanti, digantikan dengan ilmu yang baru. Karena kebenaran mutlak hanya milikNya. Mengapa agama harus ada? Salah satu alasannya adalah untuk menuntun kehidupan manusia berdasarkan aturan yang benar dari yang Maha Benar. Islam bukanlah agama dogma. Bukankah kita diminta untuk membaca dan berfikir?



Mafahim Kebenaran

by on June 27, 2018
Episode ke dua Sesi Akidah Pernah terjadi percakapan singkat dengan seorang teman tentang asal dari kebenaran. Waktu itu pendapatku ...

Membahas tentang bahagia, jadi ingat pertanyaan seorang sahabat bertahun lalu. Menurutmu bahagia itu apa? Entahlah apa jawabanku waktu itu, yang masih ku ingat adalah alasan kenapa dia bertanya seperti itu. Katanya dengan menjawab pertanyaan itu secara otomatis aku akan mengkondisikan diriku untuk merasa bahagia dan meramu jawabannya. Akhir-akhir ini sering juga di medsos berseliweran kata-kata bijak, yang intinya sering kali ketika bertemu dengan orang pertanyaan yang dilontarkan adalah bagaimana pekerjaanmu? Sekolah? Keluarga? Perusahaan? dll.. jarang ada yang bertanya, apakah kamu bahagia saat ini? Bukan berarti pertanyaan sebelumnya itu tidak penting, hanya saja bahagia tidak selalu hadir ketika seseorang memiliki semua itu. Ada juga quotes “Jangan lupa bahagia”. Aku suka quotes ini. Singkat, padat, jelas dan sangat aplicapble. Sadar tidak sih? Kalau kita memang suka lupa bahagia. Bagaimana? Kamu baru ingat juga untuk bahagia hari ini? Mari kita bahagia bersama ya..

Katanya juga bahagia itu pilihan. Manusia punya kehendak bebas untuk memilih. Tapi apakah benar memilih untuk bahagia semudah memilih untuk sarapan apa pagi ini? Perasaan bisa susah dikendalikan. Apalagi kalau lagi cinta-cintanya atau rindu-rindunya. Bukan… bukan curhat kok.. serius.

Biar ada aroma ilmiahnya, mari kita bahas dulu kenapa manusia bisa merasa bahagia. Bahagia adalah perasaan sekaligus bisa dilogika dan dikondisikan. Para peneliti dari Kyoto University menunjukkan pusat rasa bahagia pada struktur saraf di salah satu bagian otak bernama precuneus. Lebih jauh peneliti juga menjelaskan rasa bahagia yang dirasakan orang dan terbaca di otak melalui MRI itu adalah yang disebabkan oleh emosi dan kepuasan dalam hidup. Ketika dua hal ini muncul secara bersamaan di precuneus,  hal itulah yang disebut sebagai perasaan kebahagiaan. Recuneus ditemukan di bagian tengah parietal lobe otak manusia, tepatnya di bagian atas agak kebelakang kepala manusia. Bagian ini berkaitan pula dengan memori episodik, refleksi diri dan beberapa akses akan kesadaran.  Sayangnya para dokter masih belum jelas tentang mekanisme neural dibalik kemunculan rasa bahagia ini.

Ada beberapa kata yang perlu penekanan. Bahagia disebabkan oleh emosi dan kepuasan dalam kehidupan. Tolak ukur setiap individu untuk merasa bahagia berbeda-beda. Jika seseorang menyukai uang, makan dia akan puas dan bahagia ketika menjadi kaya. Jika seseorang mengejar pengakuan maka ia akan puas dan bahagia ketika mendapat pujian. Trus kenapa uang dan pujian tidak selalu menjanjikan kebahagian setiap waktu? Bisa jadi karena ‘puas’nya manusia tidak ada batasnya. Makanya banyak yang bilang faktor-faktor keduniaan tersebut tidak berhasil membawa kebahagiaan pada semua orang. Lalu bagaimana? Bersyukurlah. Puas dengan segala yang diberikan Tuhan. Agar kebahagiaan dan ketenangan hadir bagaimanapun keadaan diri.
Bahagia juga berhubungan dengan beberapa hormon, yaitu:
Endorfin 
Hormon ini merupakan obat penghilang rasa sakit alami tubuh yang mampu memblokir rasa sakit. 
Serotonin
Serotonin mengatur suasana hati, mencegah depresi pada diri 
Dopamin
Dopamin adalah hormon kesenangan yang dilepaskan ketika berusaha menuju tujuan. Hormon ini memotivasi untuk bekerja keras mencapai tujuan tersebut. Inilah hormon yang membuat Anda waspada dan fokus akan suatu hal.
Oksitosin
Oksitosin adalah hormon cinta yang dilepaskan terkait hubungan percintaan dan melahirkan. Hormon ini juga meningkatkan perasaan cinta dan kepercayaan terhadap seseorang.

Hormon-hormon diatas bisa diproduksi oleh tubuh dengan mengkonsumsi makanan tertentu dan beraktivitas di luar. Olahraga dan terkena sinar matahari juga bisa memicu tubuh untuk mengeluarkan hormon bahagia. Jadi disinilah maksud dari bahagia bukan hanya perasaan yang hanya ditunggu secara pasif untuk datang. Dia bukan jalangkung yang datang tak diundang dan pulang tak diantar loh,,, tapi harus dipahami dan diusahakan dengan pola hidup sehat dan pikiran yang positif.

Boleh tidak pura-pura bahagia? Barusan aku posting di instagram, tidak apa pura-pura. Tapi jangan lama-lama. Temukan bahagia yang sebenarnya. Lalu bagaimana caranya agar hidup banyak bahagiaya? Iya banyak bahagianya karena kesedihan adalah sebuah keniscayaan. Tidak mungkin tidak sedih. Sedih itu juga penting, banget. Kapan-kapan dibahas lah ya soal kesedihan. Bagiku kehidupan bisa lebih ramah bersama kesedihan. Balik lagi tentang cara bahagia. Setiap orang bisa punya rumus masing-masing. Untukku sediri, bahagia bukan berasal dari luar sana. Bukan dari benda-benda dan dunia. Bahagia berasal dari dalam diri. Caranya dengan lebih memahami dan menysukuri kehidupan. Memang menjalani proses untuk memahami ini tidak singkat dan semudah memutuskan untuk masak apa besok pagi. Terus menambah ilmu dan menghaluskan jiwa. Ada satu hal lain yang tidak kalah dari bahagia, damai. Ya.. kedamaian.