Showing posts with label review. Show all posts
Showing posts with label review. Show all posts

Sebelum film Frozen II tayang, aku udah suka banget sama soundtracknya. Paling suka yang judulnya Unknown yang dibawakan Panic at The Disco. Rasanya lebih powerful. Selain lagu Unknown semua lagu Frozen bisa bikin kamu semangat dan pantang menyerah. Coba deh dengerin.

Di film kedua kali ini kental banget dengan kehidupan harmonis antara kakak dan adik yang saling mendukung. Elsa dan Anna emang punya dua karakter yang beda banget. Tapi keduanya saling menyayangi dan mendukung satu sama lain.


Dari mereka berdua kita bisa belajar cara menjadi saudara yang baik dan gimana membangun komunikasi. Elsa juga tampak menjadi seorang wanita yang tangguh. Seorang ratu yang bertanggung jawab. Kalau biasanya film Disney ada pangeran yang gagah berani, di sini tokoh Elsa gak perlu itu semua. Dia dengan berani menghadapi semua permasalahan.

Anna juga begitu. Meski gak punya kekuatan sihir, dia tetap berjuang untuk mendukung kakaknya dan menyelamatkan Hutan Ajaib.

Film ini diawali dengan kehidupan masa kecil Elsa dan Anna. Ketika kedua orang tua mereka masih hidup. Cerita tentang Hutan Ajaib menjadi salah satu pengantar tidur. Hingga akhirnya Raja dan Ratu meninggal ketika sedang berlayar.

Kehidupan Arendelle yang damai dan bahagia tiba-tiba berubah. Ketika Elsa terus-menerus mendengar suara misterius. Meski awalnya takut, akhirnya Elsa mengikuti dan percaya dengan kata hatinya.

Setiap orang pasti punya ketakutan untuk melakukan hal baru, untuk melakukan yang berbeda. Tapi Elsa membuktikan, ketika dia berani mengikuti kata hati dan berani bertanggung jawab, keajaiban datang.

Petualangan baru Elsa, Anna, Olaf, Kristoff, dan Sven kali ini lebih seru.  Udah tayang sejak 20 November 2019 lalu, film Frozen II jadi film hits di berbagai negara. Petualangan menyusuri Hutan Ajaib dan lautan yang dingin bikin film semua umur ini tetap cocok ditonton orang dewasa.

Perjuangan Elsa dan Anna menyelematkan Northuldra dan Arendelle mengungkap banyak misteri. Mulai dari penyebab kabut menyelimuti Hutan Ajaib dan roh alam marah, kisah kematian Raja dan Ratu, hingga sumber kekuatan Elsa.


Selain perjuangan ada banyak part-part lucu dari Olaf, Kristoff dan Sven. Yak, Olaf emang pembawa keceriaan dan kelucuan di film ini. Di film kedua, Olaf justru digambarkan sebagai manusia salju yang pintar dan cerdas. Tapi tetap konyol. Gak tahu deh kapan belajarnya dan di mana letak otaknya, Olaf punya banyak pengetahuan dan bahkan filosofis.

Karakter Elsa, Anna, dan Olaf berkembang pesat dan kuat banget di film kedua ini.

Selain itu, pesan untuk hidup harmonis dengan alam juga kental baanget. Ketika manusia berbuat jahat pada sesame dan alam, bisa menyebabkan ketidak seimbangan. Di film ini digambarkan para roh marah. Ada roh api, roh angin, roh tanah dan roh air. Tapi sebenarnya mereka baik kok.

Frozen II ini juga dihiasi dengan gambar animasi yang bagus banget! Baju-baju setiap tokohnya terasa hidup dan mewah. Apalagi pas Elsa mendapat gaun baru. Bagus banget deh! Efek sihir Elsa juga bagus.

Pokoknya, film Frozen II ini sayang banget dilewatkan.




 Kali pertama pergi ke Maison Daruma Roastery. Nama yang terasa gak asing lagi. Mengingatkan pada boneka khas Jepang yang udah hits banget. Boneka daruma yang gak bisa jatuh. Mungkin, pemilik cafe ini ingin Maison Daruma Roastery bisa tetap bangkit lagi ketika jatuh. Kalau Maison artinya rumah. Jadi Maison Daruma Roastery adalah rumah bagi boneka-boneka Daruma.

Heya… 

Maison Daruma Roastery terletak di jalan Ipda Tut Harsono No.48, Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Mudah ditemukan kok, ada di Maps juga. Sebelum berganti nama jadi Maison Daruma Roastery, tempat ini dulunya bernama Coffee Roastery Blue Menoreh.

Dilihat dari bagian depan, Maison Daruma Roastery tampak seperti cafe biasa. Bangunannya dipenuhi dengan furniture kayu ala bangunan Jepang tradisonal. Bagian luar ada tempat untuk bersantai dan area bebas untuk merokok.

Bagian dalam yang lebih dingin jadi area bebas rokok. Kamu bisa menemukan banyak boneka Daruma berwarna merah di dalam. Juga para barista yang cakap meracik kopi pesananmu. Mereka ramah banget.

 
Cafe Maison Daruma Roastery

Masuk lagi ke bagian belakang nih, adalah tempat yang gak dimiliki sembarang cafe di Jogja. Ada karung-karung coklat berisi biji kopi, timbangan, ember-ember besar dan tentunya perlengkapan roasting yang canggih. Canggih banget malah, gak ada duanya di Jogja.

Mesin Sortir berdasarkan warna

Kami berkesempatan lihat langsung proses roasting kopi. Sekaligus mendapatkan pencerahan tentang setiap proses yang dilakukan. Buat aku yang awam ini, rasanya seneng banget. Baru pertama lihat proses roasting hingga beneran jadi biji kopi siap seduh.

Di Maison Daruma Roastery ini ada tiga mesin utama. Dua mesin sortir dari Jepang merk Satake dan satu mesin Roasting dari Italy merk Buhler. Mesin sortir Satake ini bisa memisahkan biji kopi dengan pengotor seperti batu, logam, dan benda-benda kecil lainnya. Mesin satunya untuk sortir biji kopi yang udah di roasting. Caranya dengan memindai setiap biji kopi dari warnanya.

Mesin Sortir Satake

Gak perlu lagi milih secara manual. Bisa bikin mata lelah letih lesu. Pakai mesin sortir Satake aja tinggal dimasukin trus nunggu biji kopinya keluar dari mesin.

Keren kan?

Paling keren itu alat buat roastingnya. Mesin bernama Buhler ini udah canggih banget. Serba otomatis deh. Tingga cek layar dan proses roasting akan berjalan dengan sendirinya. Mesin ini memberikan semua fasilitas unggulan untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi di Maison Daruma Roastery.

Mesin Roasting di Maison Daruma Roastery

Sekali roasting bisa mencapai 20 Kg dengan jangka waktu 5-10 menit. Berikut ini keunggulan mesin Buhler di Maison Daruma Roastery Coffee and Roastery:

Bahan mesin berkualitas

Mesin ini terbuat dari stainless steel dan bahan berkualitas tinggi lainnya yang memberikan hasil yang bersih.

Kontrol mesin layar sentuh

Semua proses yang akan dijalankan oleh mesin Buhler milik Daruma Roastery ini bisa dipantau lewat layar sentuh. Praktis banget gak usah seting secara manual. Tinggal klik aja deh.

Bisa simpan data

Proses roasting berhubungan dengan waktu, suhu, dan masih banyak lagi. Setiap orang bisa punya cara roasting yang beda. Kalau kamu udah sering roasting di sini, data atau resep roastingmu bisa disimpan. Tinggal klik kalau kamu datang lagi.

Sistem kontrol PLC yang inovatif dan mudah digunakan

Sistem ini memastikan kualitas konstan selama produksi. Jadi kalau udah dijalankan semua akan berjalan secara otomatis. Tapi misalnya ada yang mau diganti bisa diubah juga kok. Misalnya tiba-tiba mau ganti suhu yang digunakan. Tinggal bilang aja, bisa diganti.

Hasil yang seragam

Kipas pendingin dan mesin pemanas yang terpisah bisa bikin biji kopi yang diroasting seragam. Karena perpindahan panas yang homogen.

Bebas asap

Ada alat buat menyedot asap hasil roasting kopinya.
Deteksi kerusakan otomatis

Kalau ada bagian mesin yang rusak atau gak berjalan semestinya, nanti mesinnya bakal kasih kode. Eh.. kasih tahu. Jadi gak perlu bingung nyari di mana bagian yang rusak atau eror.

Maison Daruma Roastery

Siapa aja boleh roasting biji kopi di Maison Daruma Roastery ini. Dengan ketentuan:

Minimal roasting 7-10 Kg
Bisa membawa green bean sendiri. Tapi dengan harga yang sama dibandingkan dengan menggunakan green bean dari Maison Daruma Roastery. Tarif 20.000/Kg
Info lengkapnya bisa kirim email ke legendabumijogja@gmail.com dengan no telpon (0274) 5013925


Menikmati senja yang indah dari ketinggian Tebing Breksi. Lampu-lampu kota berkelip di kejauhan. Tapi suasana Warung Raga Batu tetap tenang dengan semilir angin sore yang lembut. Menikmati senja ditemani teh kayu manis yang hangat.

Sungguh… damai rasanya. Sejenak diam saja.

Warung Raga Batu ini letaknya persis di bagian atas Tebing Breksi. Kalau kamu main ke Tebing Breksi tinggal lihat ke atas aja. Nanti bakal ketemu sama bangunan bambu di atas bukit. Nah, itulah Raga Batu.

Salah satu acara spesial yang diadakan rutin sama Raga Batu adalah Upacara Senja. Apa sih Upacara Senja ini?

Raga Batu Warung Artisan

Jadi, kamu bakal diajak bersama-sama hening sejenak menikmati pergantian senja yang meredup dan bergati malam. Setelah menikmati pemandangan indah area Tebing Breksi, bersama-sama di raga Batu diam sejenak. Menikmati sandyakala dengan damai, melupakan keriuhan hidup. Gak cuma senja sih, pemandangan sore jua bagus banget. Eksotis gitu lihat tebing-tebing batuan kapur.
Kalau malam sudah tiba, kamu dan pengunjung lain bisa menikmati makan malam romantis dengan menu-menu spesial Raga Batu.

Raga Batu Memakai Bambu untuk Bahan Bangunan

Pas aku ke ikut upacara senja, bulan Oktober lalu ada menu Tomyam Seafood, Ayam Gila, Urap Ramban. Terus minumnya ada limuntea, sparkling mojito, dan tropical wine. Paling suka sama urap rambannya. Ada kerupuk singkong sama sambelnya enak. Mas Janu, pemilik Raga Batu juga bikin Tepace pakai bahan rempah. Ini suka juga, rasanya enak sih.

Selain suasana senja, yang spesial dari Raga Batu adalah bangunan yang 100% dari bambu dan furniture kayu. Peralatan makan yang digunakan juga banyak yang menggunakan gerabah. Terasa banget deh suasana alami dan tradisonalnya. Menunya juga banyak yang masakan tradisonal. Lengkap banget deh pokoknya. Pilihan menu minuman hangatnya juga banyak kalau pas dingin di Breksi.

Suasana Sore Tebing Breksi

Mas Janu sebenarnya adalah lulusan jurusan arsitek, jadi Raga Batu dia sendiri yang bikin rancangannya. Bahkan Mas Janu juga berperan meracik menu dan memasak. Dulu pertama kenal sama Mas Janu pas acara tentang minuman fermentasi. Kalau masalah minuman fermentasi, dia udah jago deh. Orangnya juga ramah dan baik banget. Jadi seru tiap main ke Raga Batu.
Suka banget sama konsep Upacara Senja ini. Meskipun jauh dari kota, tapi selalu pulang dengan pikiran lebih lega dan tenang. Bisa tidur nyenyak setelah menikmati damainya sadyakala di Raga Batu. Lidah juga termanjakan dengan menu yang yummy.

Selain Upacara Senja, Warung Artisan Raga Batu biasanya juga bikin acara meditasi dan yoga bareng. Yah, yang bikin spesial itu ya suasana senja yang romantic abis deh. Warung Raga Batu buka dari sore hingga malam hari. Kalau ke sana sekalian jalan-jalan di Breksi terus makan malam di Raga Batu.


Suasana Senja Raga Batu



 Film karya Joko Anwar ini memang terbilang bagus. Tidak seperti film horror yang banyak dihiasi dengan adegan kemunculan hantu, film ini menyuguhkan ketegangan psikologis. Justru yang lebih horror di film ini adalah penduduk desa yang jadi kejam setelah mengalami kutukan yang mengerikan. Selama dua puluh tahun setiap bayi yang lahir harus dibunuh dan tidak bisa dibiarkan hidup. Setiap kehamilan berakhir dengan kesedihan dan kengerian.

Tara Basro memerankan Maya dengan baik, begitu pula dengan tokoh-tokoh yang lain. Marissa Anita yang menjadi Dini,  Christine Hakim sebagai Nyi Misni dan Ario Bayu sebagai Ki Saptadi dan Asmara Abigail yang membantu Maya menghilangkan kutukan di desa. Peran Abigail sebagai Ratih justru sangat mencolok dan mencurigakan. Dia benar-benar bermain dengan sangat apik. Tidak tertebak apakah dia tokoh protagonist atau antagonis.

Perempuan Tanah Jahanam (cultura.id)


Suasana desa dan tempat yang digunakan untuk membuat film tampak benar-benar asri. Ditambah dengan adanya sumber air yang jernih. Background yang asri bisa menyegarkan mata di tengah adegan yang menengangkan dan mengerikan. Selain itu masih ada percakapan-percakapan lucu di sela-sela adegan horor. Penonton bisa sejenak bernafas lega dan tertawa dengan selingan percakapan lucu.

Pengambilan gambar dalam film ini juga bagus. Benar-benar bisa menikmati suasana seram sekaligus asri khas pedesaan. Selain itu penonton juga akan merasakan penderitaan Maya yang digambarkan sebagai anak yang terlunta-lunta hidupnya. Dar kecil hingga dewasa Maya berjuang hidup sendiri.
Konflik yang disajikan tidak terduga. Dari awal film dugaan siapa yang bersalah dan menjadi tokoh antagonis bisa berubah-ubah. Konflik dalam film ini terbilang kompleks. Tapi semuanya disusun dengan rapid an enak untuk diikuti. Meski ada beberapa hal yang terasa janggal dan kurang logis. Misalnya, rumah Maya yang bergaya Belanda. Satu-satunya rumah besar dan bergaya Belanda di desa itu yang semua penduduknya menggunakan rumah kayu. Keluarga Maya adalah keturunan dalang dan pembuat wayang, jadi rasanya agak janggal kalau justru menggunakan rumah gaya Belanda. Biasanya keturunan dalang dan pembuat wayang menggunakan rumah atau minimal banyak pernak-pernik khas Jawa.

Lalu pembuatan wayang yang bisa jadi secara instan dalam satu malam juga terasa aneh. Karena membuat wayang butuh waktu lama.

Secara kesuluruhan, alur cerita film Perempuan Tanah Jahanam tetap bagus. Ya, karena ending yang tidak terduga. Kali ini Joko Anwar berhasil membuat film horror yang tetap menegangkan meski tidak banyak hantu yang muncul. Justru lebih banyak ilmu klenik jawa yang justru bikin ngeri dan takut. Film ini menunjukkan bahwa kejahatan manusia lebih mengerikan daripada setan itu sendiri. Karena di film Perempuan Tanah Jahanam ini manusialan yang menjadi pembunuh berdarah dingin. Banyak adegan pembunuhan dengan sadis.



Maleficent, tidak hanya sekadar dongeng, tapi juga memberikan pesan moral betapa manusia itu bisa menjadi devil atau setan. Ratu Ingrith menjadi contoh nyata bahwa manusia bisa lebih kejam dan serakah. Dia rela mencelakai Raja yang menolongnya dan membunuh bangsa peri untuk menguasai Moors. Kalau mau adu jahat, bukankah dia jadi lebih jahat daripada Maleficent sendiri? Sosok manusia yang bisa lebih jahat dari devil itu sendiri.



Menonton Maleficent: Mistress of Evil, justru membuatku memikirkan tentang sisi kelam dari manusia. Egois, tamak, kejam, seenaknya sendiri, merasa paling benar dan manipulative.
Kehidupan di Moors berjalan dengan damai dan menyenangkan. Terlebih lagi ada Aurora sebagai Ratu yang adil dan Maleficent yang sangat kuat. Tidak ada yang berani menginjakkan kaki dan mengusik kehidupan di Moors. Alam di Moors digambarkan sangat indah dan subur. Tentu saja ini juga berkat makhluk penghuni Moors yang selalu menjaga keseimbangan alam dengan baik.
Di sisi lain ada kerajaan-kerajaan manusia yang takut pada Moors. Tipikal manusia-manusia yang takut pada apapun yang tidak mereka ketahui. Hanya asumsi bahwa makhluk Moors adalah bentuk kehidupan yang tidak biasa. Kemudian yang tidak biasa itu mendapat label jahat atau berbahaya. Tanpa mau lebih memahami dan mengerti.

Begitupula dengan Maleficent yang menjadi jahat dan dingin. Bukankah dia dulunya adalah makhluk yang baik sebelum dikhianati pada film yang pertama? Daripada Joker, justru Maleficent ini yang “Orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti”. Meski begitu, orang baik tetaplah orang baik. Pada akhirnya Maleficent tetaplah berlaku baik dan adil. Eh, dia bukan orang deng.

Selain Maleficent, film kedua ini menjukkan masih ada bangsa Fey yang tersisa di dunia. Daripada digambarkan sebagai makhluk yang berkuasa dan kejam, justru kelompk terakhir dari bangsa Fey ini hidup bersembunyi. Mereka bertahan agar tidak dibunuh oleh manusia. Padahal mereka gak jahat aslinya. Cuma ya gitu, manusia dengan ketakutannya, menganggap yang berbeda itu jahat dan layak dimusnahkan.

Kamu yang lelah dengan kejahatan manusia, tenang, gak semua manusia begitu kok. Masih ada Raja dan Pangeran Philip yang punya sifat baik. Mereka percaya bahwa kehidupan damai bisa terjadi antara bangsa manusia dan makhluk Moors.

Layaknya dongeng pada umumnya, kebaikan selalu akan menang. Kehidupan yang bahagia antara dua bangsa akhirnya terwujud. Kisah cinta Aurora dan Pangeran Philip berakhir bahagia. Semua bahagia di akhir film. Termasuk dengan Maleficent sendiri.

Selain terpukau dengan beragam bentuk makhluk Moors yang digambarkan dengan sangat cantik, aku suka banget tokoh Maleficent. Sosok ini menjadi begitu nyata dan hidup diperankan oleh Angeline Jolie. Ekspresi, tingkah laku, gerak tubuh, semuanya begitu kuat dan memikat. Salut banget sama mbak Angelina yang totalitas dan cocok banget jadi Maleficent.

Salah satu film yang pengen kutonton lagi dan lagi. Menikmati cerita dan animasi yang cantik menggemaskan.




Sumber IG Falcon Picture


Bumi Manusia, salah satu buku dari Tetralogi Plau Buru merupakan karya Pram yang menjadi legenda hingga manca negara. Diterbitkan dalam 34 bahasa, Tetralogi Pulau Buru menjadi karya sastra yang merekam sejarah kelam perjuangan.

Sastrawan Eka Kurniawan yang menulis buku tentang Pram mencatat, Tetralogi Buru merupakan upaya Pramoedya Ananta Toer untuk menjawab: apa itu menjadi Indonesia.

Sempat ragu dengan kemampuan Iqbaal memerankan Minke. Sosok Dilan dengan gambaran anak milenial yang jago merayu masih melekat pada dirinya. Rasanya kontras sekali dengan sosok Minke sebagai pribumi yang lebih dewasa dan elegan sebagai keturunan jawa, juga cerdas sebagai seseorang terpelajar.

Setelah menikmati adegan demi adegan, keraguan itupun sirna. Iqbaal mampu menghidupkan Minke menjadi tokoh yang bisa dinikmati oleh kaum milenial hingga penggemar karya-karya Pram. Iqbaal mampu menjadi Minke dengan karakter yang kuat sebagai tokoh utama dalam film.

Bumi manusia adalah karya sastra yang terbilang cukup lama beredar. Meskipun termasuk karya fenomenal tapi bukan buku yang hits kekinian bagi anak milenial. Film Bumi Manusia menjadi film adaptasi karya sastra yang enak untuk ditonton anak muda, bahkan bagi mereka yang belum membaca bukunya.

Studio Gamplong, tempat sebagian besar film Bumi Manusia dibuat turut menjadi destinasi wisata yang hits di Jogja. Hanung tidak hanya memasarkan filmnya dengan iklan, tapi juga mengangkat film Bumi Manusia dengan memperkenalkan tempat film tersebut dibuat sebagai tempat wisata. Jauh sebelum film itu beredar di masyarakat.

Tone warna kuning oranye yang dipilih menjadi warna film menghadirkan gambaran masa lalu tapi segar untuk dilihat. Pemakaian tiga bahasa sekaligus, Indonesia, Jawa dan Belanda juga menjadi daya tarik bagi pemburu quotes. Kamu bisa mencatat atau mengingat beberapa kalimat bahasa Jawa dan Belanda untuk membuat status. Kalau sulit banyak quotes terkenal Pram yang dihadirkan dalam film. Seperti memang disajikan bagi milenial demi kebutuhan media sosial.

Pemilihan Iqbaal sebagai pemeran Minke juga salah satu cara untuk menarik minat penonton milenial. Anak sekarang yang katanya mulai malas membaca buku, apalagi karya sastra yang berat sekelas Pram, dibuat tertarik menonton karena ada Iqbaal.

Kisah cinta Annelies Mellemma dan Minke diawali dengan adegan-adegan yang membuat penonton terbuai dengan rayuan dan frame-frame lucu. Scene ketika Minke tiba-tiba mencium Annelies menjadi bagian yang membuat penonton tersenyum berpadu dengan perasaan ikut kesengsem. Sungguh awal yang bahagia.

Menit demi menit berlalu, film dengan durasi panjang sekitar 3 jam ini benar-benar menguras emosi. Adegan demi adegan yang menggambarkan perjuangan dan kesedihan membuat banyak penonton, termasuk saya berderai air mata. Bukan hanya kisah cinta yang kandas tapi gambaran kehidupan pribumi pada masa kolonial menyayat hati dan memuakkan.

Memuakkan bagi mereka yang mengejar kekuasaan dengan berbagai cara bahkan mengorbankan kaum sendiri. Salah satunya adalah awal mula kisah Bumi Manusia. Sanikem, nama asli Nyai Ontosoroh dijual bapaknya demi mendapat jabatan. Kecewa dan dendam menjadi kayu bakar Nyai Ontosoroh untuk belajar dan menjadi sosok manusia yang beradab. Nyai Ontosoroh menjadi wanita pribumi yang cerdas dan berani. Cerdas mengelola perusahaan dan berani melawan ketidak adilan. Pada umumnya saat itu wanita pribumi hanyalah keberadaan yang rendah dan tidak dipandang.

Minke dan Nyai adalah sosok sentral yang memberikan teladan keberanian, kebebasan dan perjuangan. "Saya hanya ingin jadi manusia bebas, Bu. Tidak diperintah dan juga tidak memerintah, Bu," demikian ucapan Minke kepada ibunya. Sosok wanita jawa yang lebih kalem, anggun namun juga kuat. Dalam film ini penonton bisa melihat dua sosok wanita hebat dengan karakter yang berbeda. Nyai dan Ibu Minke adalah bukti betapa seorang Ibu begitu menyayangi anaknya.

Film Bumi Manusia, bagi saya sudah mampu menghadirkan babak-babak penting dalam novel karya Pram. Bukan hanya bagi para penggemar sastra tapi juga menjadi sajian menarik bagi milenial. Benar-benar tiga jam yang tidak sia-sia. Menembus lorong waktu peradaban membaca sejarah bangsa melalui wahana layar lebar.



Minggu, 7 Juli 2019 lalu aku berkesempatan mengikuti event Emak Blogger Solo bareng Safi Indonesia di Java Terrace Café Solo.  Selain mendapat kesempatan mencoba rangkaian Safi  Age Defy ada juga talkshow bersama dokter kulit dr. Aminah Alaydrus dan Jr. Brand Manager Safi, Mbak Nindita Ayu. 




Mbak Nindita Ayu menjelaskan tentang Safi yang merupakan produk skincare dari Malaysia. Selain Halal Safi dibuat dengan proses penelitian yang panjang. Begitupula untuk produk yang dikirim ke Indonesia. Rangkaian Safi untuk konsumen Indonesia telah mengalami serangkaian penelitian selama dua tahun agar cocok untuk kulit orang Indonesia.

Safi mendapatkan sertifikat halal dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) sejak tahun 2005, dan di Indonesia, Safi mendapatkan sertifikat halal dari MUI pada tahun 2017. Secara resmi, Safi baru mengadakan soft launching di Indonesia di awal tahun 2018 lalu.


Secara pribadi aku gak terlalu konsern dengan skincare dan perawatan kulit. Alhamdulillah kulit wajah cukup bandel dan gak perlu ribet. Selain itu aku juga tipe yang malas untuk pakai skincare routine. Apalagi yang macam 10 tahap skincare Korea, alamak.. pakai krim malam saja dua atau tiga hari sekali (kalau ingat). Terus kalau udah capek pulang malem dah langsung tidur aja.

Tidak patut dicontoh sebenernya, itu kebiasaan yang tidak baik untuk kulit. Aku sendiri mulai mencoba lebih rajin merawat kulit. Meski tetep males dengan rangkaian yang rumit dengan macam-macam produk. Kalau bisa satu aja buat seharian deh.

Setalah talkshow bersama dokter kulit dr. Aminah Alaydrus jadi semangat lagi untuk merawat kulit. Bukan putih yang utama, tapi kulit yang sehat dan bersih. Kata beliau dengan merawat kulit udah gak usah make up macem-macem kulit udah enak dilihat. Glowing alami dan berseri. Jadi pengen punya kulit yang seger glowing gitu.

Setelah bincang-bincang cantik tibalah sesi yang paling ditunggu, mencoba rangkaian Safi Age Defy. Suka banget sama kemasannya yang terlihat mewah. Penasaran apakah isinya juga bikin wah?? hehe…



Safi Age Defy Cream Cleanser

Berbentuk krim dengan warna kekuningan. Safi  Age Defy Cream Cleanser adalah sabun pembersih wajah yang mengandung Gold ExtractSilk Protein dan Vitamin C. Digunakan untuk membersihkan wajah dari debu dan kotoran setelah sebelumnya membersihkan wajah dengan Safi Purifying Makeup Remover. Apalagi kalau habis pakai make up, harus dibersihkan dua tahap. Bahannya lembut di wajah dan after pakainya terasa lembab di kulit. Aku suka cream cleanser yang tidak membuat kulit wajah terasa kering dan ketarik sehabis pakai.

Safi Age Defy Deep Exfoliator

Butiran scrubnya lembut di kulit dan gak bikin perih setelah pemakaian. Kulit juga jadi lembut dan halus. Kulitku yang cenderung berkomedo jadi bersih pakai ini. Kalau kamu juga punya masalah dengan komedo bandel coba deh pakai ini. Untuk yang berjerawat sebaiknya hati-hati biar gak malah iritasi karena kandungan scrubnya. Penggunakan Deep Exfoliator ini sebaiknya hanya 2 kali dalam seminggu, karena penggunaan exfoliator yang berlebihan akan membuat kulit menjadi tipis, lebih sensitif.

Safi Age Defy Skin Refiner
Ini adalah toner dari rangkaian Safi Age Defy yang menyempurnakan proses pembersihan wajah, sekaligus memberikan efek segar. Safi Age Defy Skin Refiner ini nyaman juga dipakai dikulit. Tidak ada rasa panas ataupun perih karena tanpa alkohol. Biasanya produk yang mengandug alkohol bakal bikin kulitku terasa kering gak nyaman. Skin Refiner ini juga mengandung mushroom extract yang konon efektif untuk  meringkas pori-pori kulit wajah.


Safi Age Defy Gold Water Essence

Ini yang paling menarik kemasannya dengan taburan gold  di dalamnya. Essence satu ini mengandung double effect yang dikombinasi Gold Extract dan Silk Protein. Kandungan ini mampu memelihara struktur kulit, merawat bagian luar juga bagian dalam kulit serta meremajakannya dengan optimal. Essence ini juga mengandung Bio Hyaluronic yang mampu mempertahankan dan memelihara kelembapan kulit sepanjang hari. Setelah dipakai rasanya lembab dan kenyal di kulit wajah. Langsung jatuh hati aku sama produk ini. Langsung pengen pakai.

Safi Age Defy Rejuvenate And Brighten Radiant Day Emulsion SPF25PA++.

Cream ini diperkaya dengan Light Diffusing Crystal dengan kombinasi Gold Extract dan Silk Proteinyang dapat membantu meratakan warna kulit agar lebih cerah, melindungi kulit dari sinar UVA & UVB, melembabkan kulit dan mampu membuat kulit jadi lebih kenyal. Suka juga dengan produk ini. Enak dikulit dan gak perlu pakai sunscreen tambahan lagi, udah lengkap.



Safi Age Defy Eye Contour Treatment

Aku gak pernah pakai krim mata, jadi ya berasa biasa aja sih karena Cuma sekali pemakaian juga. Produk ini fungsinya mengurangi kerutan di area mata.

Overall nih produk Safi Age Defy ini bagus banget dan nyaman di kulit wajahku yang cenderung berminyak dan mudah memproduksi komedo.