Baru tahu kalau di Jogja ada kebun teh selain Nglinggo pas ikutan acara Visiting Jogja Tourism Walk 2023. Kami diajak berliling Desa Wisata Purwosari plus dapat bingkisan, jersey dan makan siang hanya dengan membayar Rp 78 rupiah melalui aplikasi Visiting Jogja. Transportasi ke Desa Wisata Purwosari di Kulon Progo juga disediakan panitia. Sungguh acara yang sangat menarik terutama buat sobat gabut dan pengen jalan-jalan sambal olahraga gratis. Hanya bayar 78 rupiah ya anggaplah gratis.
Start jalan kaki dari dari Pasar Mbothok Sabtu pagi (16/09) sekitar
pukul 07.30 WIB. Aku jalan santai bersama ratusan peserta yang mengenakan
seragam biru. Baru aja jalan sebentar, sudah sampai di check poin pertama, Bukit
Sebutrong yang terletak di area hutan pinus. Lama banget tidak menghirup udara
segar dengan aroma pinus yang menyenangkan. Beberapa peserta ada yang naik
bukit, tapi aku memilih lanjut jalan lagi aja dah, males soalnya naik bukit.
Jalan sebentar, sampai ke Kebun Teh Gumilir dan disambut
beberapa orang yang sedang membuat teh dengan cara tradisional. Disangrai
menggunakan peralatan dari bahan gerabah dan arang. Tapi, setelah bertanya
kepada pemiliknya, teh Gumilir sudah dibuat menggunakan mesin. Tempat ini
khusus membuat teh hijau sebagai produk unggulan. Peserta diperbolehkan
mencicipi the sambal memakan gula Jawa. Cara meminum teh khas Kulon Progo.
Kami melanjutkan perjalanan yang cukup jauh melewati
kebun-kebun warga dan kebun salak. Menuju Ayunan Langit, sebuah bukit dengan
wahana ayunan di bagian atas. Puas rasanya, setelah Lelah berjalan dan naik ke
atas bukit, kami dikasih camilan mendoan, dawet dan apay a lupa Namanya.
Camilan berbahan singkong, dibungkus daun pisang isinya gula. Setelah
beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan indah, kami melanjutkan
perjalanan menuju titik selanjutnya. Menyusuri jalan setapak dengan pohon salak
di kanan kiri. Teduh, tenang dan menyenangkan. Sampailah ke post Mintaro Craft.
Pembuat kerajinan dari serat alam menjadi keranjang dan aneka wadah-wadah unik.
Setelah puas melihat-lihat, kita jalan lagi menuju pos terakhir.
Kali ini cukup melelahkan karena melewati jalan raya dan sudah panas. Pos
terakhir adalah Kopi Tumpang Sari yang ada di pinggir jalan raya. Tidak seperti
pos-pos sebelumnya yang lokasinya cukup masuk ke dalam. Kopinya enak, ada
arabuka dan robusta. Rasa Lelah terbayarkan setelah duduk sejenak dan menyesap
kopi asli Purwosari. Kami kembali ke titik start di pasar Mbotok. Menikmati sajian
khas Nuk Santri. Nasi dibungkus daun dengan lauk oseng papaya muda, gudangan,
telur rebus, tempe garit dan peyek.
Selain pos dan jalur perjalanan yang tak biasa, hal menarik
lain dari agenda Visiting Jogja Tourism Walk ini adalah sosialisasi dan
penggunaan QRIS. Transaksi jadi lebih mudah tanpa harus mebawa uang tunai. Tersedia
wifi gratis di setiap pos UMKM yang kami kunjungi. Sangat memudahkan karena
sinyal di Kawasan ini tidak terlalu baik. Peserta yang mencapai garis finish
mendapatkan goodie bag yang berisi produk gula Jawa, kopi, teh, salak dan
keranjang dari Mintaro Craft.