Senin, 22 Mei 2017 UGM mengadakan acara sarasehan "Peneguhan UGM Sebagai Universitas Pancasila". Acara ini dihadiri oleh Rektor, jajaran senat, dekan, perwakilan pegawai dan mahasiswa setiap fakultas yang ada di UGM. Acara ini berlangsung khidmad dan santai dengan pembicara yang sungguh luar biasa. Sebelumnya aku belum tahu siapa pembicaranya, ketika muncul Zawawi Imron dan Cak Nun, aku senang berada di tempat ini. Bertemu sastrawan besar, tokoh agama sekaligus tokoh Indonesia. Zawawi Imron itu lembut dan kalimatnya lebih cenderung bernada damai, jadi teringat Buya Hamka. Kalau Cak Nun begitu jujur, lugas, blak-blakan, apa adanya namun tetap tinggi tolerasnsi. Beliau berdua merupakan sumber inspirasi dan makanan bagi hati dan pikiran agar rasional dan sehat.



Sarasehan ini dibuka oleh Ibu Rektor. Beliau memaparkan bahwa UGM telah memiliki Pokja Pancasila dan rencana Aksi yang bertujuan untuk menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menegaskan bahwa UGM adalah universitas yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam kesempatan kali ini Ibu Rektor juga meresmikan Kanal Pengetahuan UGM untuk berbagi ilmu dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila. Mewujudkan perdamaian dunia sesuai dengan cita-cita Bangsa. Selain website ada juga aplikasi Thundr dan Elok UGM.



Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan sesi materi dengan 3 pembicara. Zawawi Imron, Pujo Semedi, dan Cak Nun.
Kyai Zawawi Imron menitik beratkan pada keindahan dan kebersihan hati. Beliau berkata "Tanah yang Indah (Indonesia) harus diurus oleh hati yang indah (yang mengamalkan Pancasila). Beberapa poin yang aku catat adalah:
  • Berangkat dari hati yang bersih dan berfikirlah dengan hati yang bersih.
  • Ilmu bukan teks, bukan hanya pengetahuan terhadap buku. Ilmu yang sebenarnya adalah pengetauan hati terhadap kehidupan. Ketika Pancasila hanya berupa teks ibarat tongkat yang bengkok. Jadi saatnya Pancasila bukan hanya dipelajari dan ditelaah, namun diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Ojo Rumongso Iso, tapi iso rumongso. Televisi dan media dipenuhi oleh orang-orang yang merasa bisa, merasa benar, padahal belum tentu mereka paham belum tentu mereka benar.
  • Simpati di bawah empati. Mengalami 1000 kali lebih baik dariada melihat. Hendaknya para pemimpin ini bukan hanya melihat dari kejauhan saja, namun benar-benar memahami apa yang terjadi, dekat dengan rakyat, merasakan kesulitan dan kegelisahan mereka.
  • Sukarno berkata " Bangsa adalah sekelompok manusia yang merasa bersatu karena persamaan nasib dan tujuan perjuangan". Lalu ketika rasa senasib dan tujuan perjuangan telah hilang, bisakah kita disebut bangsa?
  • Hati yang buruk di dalamnya tidak ada keadilan. Karena keadilan sumbernya adalah hati yang bersih, yang bisa digunakan untuk merawat tanah air. Jadilah pemimpin, pelajar, pekerja dengan hati yang bersih. Bukan saling menipu, menghujat. Hanya hati yang indah yang bisa melihat keindahan tanah air.
  • kita disebut manusia karena memiliki kata, menulis dan membaca yang kemudian diamalkan dalam bentuk perbuatan dan menepati janji. Jika Pancasila hanya sebagai deretan kata, tidak diamalkan berati adalah sebuah penghianatan terhadap kata.
Kutipan pusis Beliau,
Kita makan di Indonesia
Menghirup udara di Indonesia
Bersujud di Indonesia
Mati dipeluk bumi Indonesia
Tanah air Indonesia ibunda kita
Jangan diisi dengan fitnah dan permusuhan
Indonesia- ibunda, saudara, cinta
Tempat bersujud kepada Allah SWT



Komentar Pribadi
Dulu ketika aku masih SMA, yang menggelisahkan hati adalah isu nasionalisme yang dinilai sudah pudar. Orag-orag mulai latah dengan budaya asing, produk asing, semua made in luar negeri dan tidak paham negara sendiri. Selama bertugas sebagi paskib di Kabupaten, aku dan teman-teman belajar tentang Nasionalisme. Melatih fisik dan mental untuk mengibarkan bendera, aku selalu ingat moment di mana kita bersama berdoa di bawah tiang bendera untuk tugas esok hari. Moment di mana kota penyimpan bendera dibuka dan aku menyentuh bendera yang akan dikibarkan, rasanya terharu sekali. Bendera itu, memang bentuknya hanya kain, hanya kain berwarna merah dan putih. Tapi jalan yang ditempuh untuk dapat mebuat kain itu berkibar mengorbankan nyawa ribuan orang orang, ratusan ribu, jutaan,,, entah tidak terhingga. Bukan sesuatu yang sepele,, mikir kerjaan dan pelajaran di negara merdeka saja berat apalagi membuat negara merdeka.Kalau sekarang kita tiba-tiba dijajah pakai nuklir, bayangkan tuh.. apa yang akan kamu lakukan? Kita belum punya nuklir buat tandingan. Jadi kalau tidak suka bendera, tidak suka Pancasila, mohon maaf nih,, cari pulau baru buat negara baru. Bukan berperang dengan saudara sebangsa. Biar kita yang cinta NKRI tetap hidup tenang. Masalah koruptor, narkoba dll biarlah kita selesaikan bersama. Bukan lagi berdebat tentang lambang dan asas negara serta perbedaan suku agama. Kata Cak Nun, hal itu udah selesai puluhan tahun lalu. Kita sudah merdeka jadi Bangsa Indonesia dengan bendera merah putih dan Pancasila, udah.

Lanjut..

Pembicara kedua adalah Bapak Pujo Semedi, Beliau memberikan gambaran ketimpangan perekonomian di Indonesia. Orang kaya itu mengubah persepsi orang miskin. Dengan apa? Gaya hidup... gaya hidup.... GAYA HIDUP. Diulang-ulang soalnya penting banget. Mereka mengubah persepsi dari iklan-iklan agar orang miskin itu suka yang aneh2, diluar kewajaran dan kemampuan. Untuk apa? Supaya jualannya laku.  Uang mengalir dari yang miskin ke yang kaya.

Terakhir adalah materi dari Cak Nun, yang paling ku tunggu. Aku menyukai pribadi beliau yang selalu mengajarkan legowo dan lapang dada. Beda pendapat tidak masalah,, asal tidak selalu memaksakan agar orang lain sama. Dalam materinya kali ini Cak Nun menekankan, bahwa Pancasila dan agama tidak bersebrangan. Justru sejalan. Beberapa poin yang aku catat:

  • Kalau menjalankan Pancasila jangan menudutkan yang non Pancasila. Kalau menjalankan agama jangan menudutkan agama lain. Semua dilakukan dengan damai dan toleransi. Tidak harus sependapat tapi jangan memaksakan pendapat. Merasa paling benar.
  • Kalau saat ini ada kaum rasionalis yang membela negara saja dan agamis yang membela agama saja itu semua adalah produk kebodohan. Negara ini bukan jawa, bukan kalimantan, bukan islam, bukan kristen. Tapi Indonesia itu ya Jawa, Kalimantan, Islam, Kristen, semua jadi satu. Bukan negara Pancasila bukan negara Islam tapi negara Islam dan Pancasila. Jangan terbalik pola pikirnya.
  • Kebenaran dari dalam diri dan yang kau yakini tidak perlu semuanya dikeluarkan dan diperdebatkan. Keluarkan saja yang bermanfaat dan mendamaikan, membawa keselamatan. Menghadiri pernikahan orang yang berbeda adat atau agamanya bukan berarti setuju, tapi itulah bentuk toleransi yang baik untuk semua pihak.
  • Kita datang untuk menjadi harmoni.
  • Madinah merupakan nagara yang juga memiliki penduduk beragam, hanya 15% muslim tapi mampu untuk tetap hidup damai.
Beliau menyampaikan betapa tidak bermanfaatnya saat ini kita saling memaki, sedikit-sedikit tidak setuju, bertengkar satu sama lain, heboh mempermasalahkan hal2 yang sebenarnya bukan masalah. Hanya perlu jiwa besar dan lapang dada, itu yang kurang.

Komentar Pribadi
Akhir-akhir ini kalau melihat sosial media, buka youtube, baca berita isinya saling mencaci, fitnah, meme yang mengolok-olok dan menjatuhkan. Menebar kebencian.. gak enak sama sekali dilihat, miris, menyedihkan. Sejak kapan kita menjadi masyarakat yang mengumbar kebencian, seakan memaki adalah hal yang biasa. Mengolok-olok seseorang dan pemerintah adalah lumrah. Apa ya gak capek gitu lo,, menyedihkan.. menyedihkan banget. Bukankah makian adalah hal yang negatif? Munculnya juga dari hati dan pikiran yang negatif. Semakin mudah memaki semakin kotor hatinya dan sempit pikirannya. Gak ada namanya memaki dengan amarah tanda setia kawan, tanda cinta, tanda nasionalisme, gak ada,,, cara kotor tidak bisa digunakan atas nama kebaikan.

Karena aku masih mahasiwa, yuk lah kita mahasiswa menebar kedamaian,, memberikan solusi,, bersinergi..jangan mudah terprovokasi, tidak usah lebay ribut-ribut bakar-bakar.. kita mah mikir aja trus action berdasarkan buah pikiran rasional berlandaskan pengetahuan.. ciee... iya kan? kita kan kuliah cari ilmu, masak gak dipake ilmunya..
Demo,, protes,, boleh,, tapi setelah itu berfikir bersama solusinya apa..
misal nih,, BBM naik,, demo gpp,, tapi setelah itu tugas kita adalah berfikir dan meneliti apa ya solusinya?? yang Biologi memikirkan energi terbarukan yang efektif, minta anak ekonomi buat hitungan ekonominya, minta anak teknik buat alat dan mesin produksinya, minta anak desain dan IT buat publikasi, minta anak sosial berdialog dengan masyarakat dan sosialisasi, minta anak hukum dan politik masalah hak paten dan dialog dengan pemerintah, minta anak komunikasi cari dana swasta atau CSR. Sodorkan ke pemerintah nih,, kerjaan kita.. monggo diterapkan sebagai solusi penghematan BBM.
contoh lagi..
Harga cabe naik??? Demo boleh.. habis itu cari anak pertanian biar diteliti kenapa produksi cabe menurun? Kena hama? Faktor cuaca? Cari anak biologi biar bikin padi tahan penyakit, cari anak ekonomi untuk meneliti pasar dan adakah permainan pasar hingga harganya turun, Sodorkan ke pemeritah,, nih kerjaan kita biar tahun depan penen sukses. Khan keren,,, ya kan??
Meski terbentur dnegan kepentingan politik, kebijakan dll, gpp,, pokoknya kita tetap berjuang.

Sudah ah,, ngomong mah mudah yah..tapi kita tetap harus menuju ke arah itu. Sinergi.

Sekian tulisan yang kemana-mana ini.. sebagian cuplikan acara sebagian kegundahan dan uneg-uneg penulis. Curcol,,, ^^
Belum bahas aplikasi dan webnya, keren banget padahal.. next time saja ya,, nugas dulu..jadi mahasiswa rajin.


1.      Pranata Mangsa
Merupakan metode penanggalan jawa untuk kepentingan pertanian, agar waktu tanam petani pas dan tidak mengalami kerugian. Selain waktu menanam juga disertakan deskripsi fenologi dan gejala alam. Hal ini dapat digunakan masyarakat untuk menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam dan menentukan adanya bencana kekeringan atau banjir jika tanda-tanda alam tidak sesuai dengan penanggalan. Sepert musim kemarau yang lebih panjang.
Pranata mangsa diwariskan secara oral, bersifat lokal dan temporal. Petani, umpamanya, menggunakan pedoman pranata mangsa untuk menentukan awal masa tanam. Setahun menurut penanggalan ini dibagi menjadi empat musim (mangsa) utama, yaitu musim kemarau atau ketigå (88 hari), musim pancaroba menjelang hujan atau labuh (95 hari), musim hujan atau dalam bahasa Jawa disebut rendheng (95 hari) , dan pancaroba akhir musim hujan atau marèng (86 hari) .
Musim dapat dikaitkan pula dengan perilaku hewan, perkembangan tumbuhan, situasi alam sekitar, dan dalam praktik amat berkaitan dengan kultur agraris. Dalam pembagian yang lebih rinci, setahun dibagi menjadi 12 musim (mangsa) yang rentang waktunya lebih singkat namun dengan jangka waktu bervariasi. Tabel berikut ini menunjukkan pembagian formal menurut versi Kasunanan. Perlu diingat bahwa tuntunan ini berlaku di saat penanaman padi sawah hanya dimungkinkan sekali dalam setahun, diikuti oleh palawija atau padi gogo, dan kemudian lahan bera (tidak ditanam)

2.      Gamelan
Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Pada jaman dahulu masyarakat jawa dapat membuat instrumen musik dan menciptakan berbagai macam nada dan irama menggunakan gamelan. Istilah “karawitan” yang digunakan untuk merujuk pada kesenian gamelan banyak dipakai oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami perkembangan penggunaan maupun pemaknaannya.  Berdasarkan data-data pada relief dan kitab-kitab kesusastraan diperoleh petunjuk bahwa paling tidak ada pengaruh India terhadap keberadaan beberapa jenis gamelan Jawa.
Musik merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan. Di dalam beberapa kitab-kitab kesastraan India seperti kitab Natya Sastra seni musik dan seni tari berfungsi untuk aktivitas upacara. Secara keseluruhan kelompok musik di India disebut 'vaditra' yang dikelompokkan menjadi 5 kelas, yakni: tata (instrumen musik gesek), begat (instrumen musik petik), sushira (instrumen musik tiup), dhola (kendang), ghana (instrumen musik pukul).
Pengelompokan yang lain adalah:
a.         Avanaddha vadya, bunyi yang dihasilkan oleh getaran selaput kulit karena dipukul.
b.         Ghana vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran alat musik itu sendiri.
c.         Sushira vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran udara dengan ditiup.
d.        Tata vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran dawai yang dipetik atau digesek.

Klasifikasi tersebut dapat disamakan dengan membranofon (Avanaddha vadya), ideofon (Ghana vadya), aerofon (sushira vadya), kordofon (tata vadya). Irama musik di India disebut “laya” dibakukan dengan menggunakan pola 'tala' yang dilakukan dengan kendang. Irama tersebut dikelompokkan menjadi: druta (cepat), madhya (sedang), dan vilambita (lamban). Kesenian Gamelan ini dapat menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat jaman dahulu sudah mengenal seni dan dapat menciptakan gubahan lagu dan menciptakan instrumen sendiri. Gamelan terus mengalami perubahan dan dapat bersanding dengan musik modern saat ini.
3.      Pengetahuan Tentang Angin Nelayan Biak
Secara tradisional nelayan Biak mengenal lima musim angin, dan memiliki nama sesuai dengan karakter sifat angina yang bertiup. Kelima musim ini disebut dalam bahasa Byak sejak nenek moyang karena berdasarkan pengalaman mereka selama melaut. Musim ini bertiup secara bergantian menurut kalender musiman orang kampong. Tiupan angin sangat mempengaruhi dalam kehidupan mereka saat melaut dan jika angin bertiup sangat kencang, maka rencana melaut dibatalkan.
Masyarakat Byak mengenal lima musim, menurut Enos Rumansara dan kawan-kawan dalam buku berjudul, Tradisi Wor di Kabupaten Biak Numfor antara lain :
a.         Angin Wambarek, angin ini bertiup dari arah barat ke arah timur pulau Biak.
b.         Angin Wamurem, angin yang bertiup dari arah timur ke barat pulau Biak.
c.         Angin Wambrauw, angin yang bertiup dari arah selatan ke arah utara Pulau Biak.
d.        Angin Wambrur, angin yang bertiup dari arah utara ke awah selatan Pulau Biak.
e.         Angin Wamires, angina yang bertiup dari arah tenggara ke arah barat laut Pulau Biak.
Ke lima macam jenis angina ini sangat mempengaruhi kehidupan para nelayan jika melaut sebab peran kalender musiman dan kebiasaan lama sangat menentukan jumlah tangkapan dan keamanan mereka di laut
4.      Teknik Pengolahan Logam
Sejak jaman kerajaan masyarakat sudah dapat menghasilkan berbagai macam peralatan dan kerajinan dari bahan logam. Dalam masa kemahiran teknik atau perundagian adalah suatu masa dimana manusia mengenal logam pertama kali. Masa perundagian ini diduga berlangsung sejak beberapa abad sebelum masehi atau sekitar 300 tahun yang lalu. Teknologi pembuatan alat pada masa ini jauh lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dimungkinkan, seiring dengan telah tersusunnya golongan-golongan dalam masyarakat yang dibebani pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kegiatannya diawali dengan penemuan-penemuan baru, berupa beberapa teknik dalam pengolahan logam. Teknik-teknik tersebut antara lain; teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Sebelum tingkat-tingkat teknik ini dikenal, rupa-rupanya telah dikenal adanya tembaga dan emas.
Kemahiran teknik atau perundagian di Indonesia dibagi menjadi 2 tradisi berdasarkan hasil utama teknologi alat-alatnya, yaitu:
a.Tradisi seni-tuang perunggu; dengan hasil utama berupa alat-alat seperti nekara, kapak kapak corong, kapak-kapak upacara,bejana-bejana upacara dan boneka-boneka.
b.Tradisi penuangan besi; dengan hasil utamanya adalah alat-alat kerja dan senjata tajam. Di antaranya pisau (belati), sekop (pacul), parang, dan lain sebagainya.
Logam campuran (alloy) dan logam mulia yang lebih langka dan tinggi nilainya lebih dikhususkan untuk pembuatan benda-benda yang dapat difungsikan sebagai alat regalia atau simbol bagi elit penguasa. Contoh alat regalia tersebut di antaranya keris, yang merupakan puncak dari teknologi tempa di tanah air.
5.      Arsitektur Jawa
Arsitektur jawa kuno adalah salah satu contoh karya arsitektur nusantara yang tradisional. Perlu dipahami, Arsitektur Jawa Kuno yang dimaksud bukanlah arsitektur Jawa baru seperti bangunan joglo, akan tetapi arsitektur dari kerajaan Hindu-Budha yang ada di abad 8 sampai dengan abad 15. Telaah masa waktu yang terdekat adalah pada peninggalan masa Majapahit dan Singhasari, yaitu dari abad ke 11 sampai abad ke 15. Peninggalan-peninggalan masa kerajaan tersebut tersebar pada beragam situs percandian di Jawa Timur dan artefak-artefak kuno di museum-museum. Arsitektur Jawa Kuno yang masih tersisa berupa percandian dibuat dengan bahan batu andesit dan batu bata. Untuk candi dengan bahan batu andesit ditengarai terletak di daerah yang banyak batu kalinya juga, sedangkan untuk bahan yang berbahan batu bata ditengarai terletak di dataran yang banyak sawah dan lempung.
Di masa lalu teknologi pengergajian kayu tidak semaju sekarang, se-hingga untuk menghasilkan konstruksi usuk/kasau dan rengdiduga menggunakan bambu. Teknologi KonstruksiPenggunaan bahan batu bata telah dijabarkan sebelumnya, batu bata yang digunakan disusun menjadi dinding dengan pola yang khas danterbukti bisa bertahan sampai ratusan tahun, sehingga sekarang inipun masih dapat kita saksikan. Pola pemasangan batu bata pada candi berbeda dengan pola pemasangan batu bata yang dipelajari di sekolah-sekolah arsitektur. Pola pemasangan batu bata di candi sudah lebih dahulu terpakai ratusan tahun yang lalu, sedangkan pola pemasangan batu bata di sekolah arsitektur baru diterapkan puluhan tahun yang lalu dan berasal dari ilmu konstruksi penjajah Belanda.
Pola pemasangan batu bata pada ilmu konstruksi warisan penjajah Belanda cenderung mengajar-kan kerapian, siar tegaknya berselang seling seperti papan catur, rapi dari atas ke bawah. Berbeda dengan pola pemasangan batu bata pada candi kuno yang acak, dan bahkan ada beberapa siar yang tidak berselingan tapi lurus. Pola pemasangan batu bata dari ilmu warisan Belanda yang rapi tersebut seakan terlihat membuat kekuatan karena selang-selingnya, tetapi kerapiannya itu secara luas membuat kelemahan garis miring dari pola keretakan jika terjadi gempa. Berbeda dengan pola pemasangan batu bata yang acak, hampir tidak ada garis lurus yang miring dari atas ke bawah sehingga pola keretakannya akan membuat garis yang putus-putus. Garis yang putus-putus ini menyebabkan dinding lebih kuat menahan goncangan gempa.Pemasangan batu bata dari ilmu warisan Belanda menggunakan bahan perekat semen, sehigga dinding menjadi terikat masif. Hal ini memperbesar kemungkinan keretakan di satu lokasi untuk mengikutsertakan lokasi lain sehingga retaknya semakin melebar.
Berbeda dengan pola pemasangan batu bata di candi yang dilakukan tanpa semen. Sambungannya dilakukan dengan sistem kosot, yaitu menggesek batu bata di atas dan di bawah dengan perekat serbuk bata yang dicampur air. Sambungan dengan sistem kosot seperti ini masih lestari di bali. Sistem ini membuat sambungan antar bata seperti engsel, sehingga jika terjadi gempa, maka hanya bagian tertentu yang lemah saja yang terguncang dan retak. Keretakan itu tidak ikut serta mengaitkan sambungan batu bata lain, tetapi hanya copot di satu lokasi saja. Perbedaan teknologi konstruksi dari ilmu warisan Belanda dengan ilmu lokal juga terdapat pada konstruksi atap. Penggunaan atap dengan bahan bambu pada konstruksi lokal tidak membutuhkan kuda-kuda, karena usuk dan reng yang berbahan bambu demikian rapat sehingga membentuk bidang yang kuat. Atap limasan kontruksi lokal adalah sebuah struktur folded plate dari bahan bambu, sedangkan atap limasan dari ilmu warisan Belanda merupakan struktur tenda yang didukung oleh kuda-kuda.
Dari penjelasan di atas, membuktikan bahwa sejak jaman dahulu pada masyarakat kita sudah mengenal bagaimana membuat konstruksi yang baik jauh sebelum masuknya peradaban Belanda dan ilmu-ilmu modern. Metode konstruksi ini merupakan salah satu kearifan lokal yang membuktikan kepandaian dan kebijaksanaan masyarakat jaman dulu dalam memanfaatkan dan hidup berdampingan dengan alam.
https://abdimukhlis.files.wordpress.com/2012/08/kumpulan-ilmu-pengetahuan.jpeg
Pelatihan jurnalistik ini diselenggarakan oleh Program Minat Literasi dari kepengurusan awardee UGM bertempat di Fakultas Ilmu Budaya. Salain minat Literasi ada juga minat tari dan olahraga yang dibentuk sebagai wadah para awardee untuk mengembangkan minat dan bakat masing-masing. Selain aktif dalam kegiatan sosial, tidak lupa kepengurusan UGM juga mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan akademik, salah satunya pelatihan jurnalistik ini.

Sebagai akademisi, kemampuan menulis adalah senjata untuk mengkomunikasikan ide dan berbagai ilmu. Setiap hari kita dituntut untuk menulis berbagai macam hal, mulai dari makalah, paper, dan jurnal ilmiah. Akan tetapi kemampuan menulis ilmiah juga harus diimbangi dengan kemampuan menulis jurnalistik yang lebih ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat, seperti opini, artikel, dan essay. Tulisan-tulisan ilmiah dengan banyak kalimat asing dan metode yang njelimet itu sulit dipahami oleh khalayak umum dari disiplin ilmu yang berbeda.

Pemateri dalam pelatihan kali ini adalah Bapak Raja Napitupulu, beliau mengambil program Doktor dari PK 64. Beliau sudah berpengalaman dalam menulis berbagai macam berita untuk media lokal maupun nasional dan dengan senang hati mengajari kami agar mampu dan bersemangat untuk menulis. Selain memberikan motivasi untuk menulis beliau memberikan contoh bagaimana mengolah data, seperti data BPS atau hasil penelitian misalnya, menjadi deretan kalimat berita atau artikel yang mudah dipahami dan enak dibaca. Bukan lagi berupa deretan angka yang membosankan. Ditambah dengan judul yang memikat, dapat menarik perhatian pembaca.

Pak Raja mengatakan, bahwa kita semua memiliki hal dasar yang dibutuhkan untuk menulis. Kita terbiasa dengan kegiatan akademik, nilai TOEFL TPA dan IPK yang baik, jenjang pendidikan tinggi adalah basic yang sudah dimiliki. Jadi kita pasti bisa menghasilkan tulisan yang baik.

Selain memberikan materi hari ini, Pak Raja juga menawarkan pelatihan intensif bagi beberapa awardee yang beruntung. Di akhir pelatihan ada sesi praktek yang hasilnya akan dinilai langsung oleh beliau. Enam tulisan yang terpilih mendapatkan bingkisan berupa produk yang dihasilkan oleh mahasiswa UGM. Beberapa kriteria tulisan yang terpilih adalah  update, aktual, membahas isu terkini.