Belanda merupakan salah satu negara maju yang juga menjadi salah satu destinasi favorit mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan kuliah di berbagai jenjang, baik S-1, S-2, maupun S-3. Tidak hanya karena Belanda memiliki kedekatan dengan Indonesia melalui sejarah panjangnya di masa lalu, namun juga karena terdapat kampus-kampus top dunia dan kelebihan-kelebihan lainnya yang membuat Negeri Kincir Angin ini menjadi magnet tersendiri.



Sistem pendidikan di Belanda

Sebelum memutuskan untuk kuliah di Belanda, pastikan dan kenali dulu universitas dan program studi yang sesuai dengan minat kalian, juga yang tidak kalah pentingnya adalah memahami jenis dan tipe sistem pendidikan tinggi  yang ada di Belanda. Ada dua tipe sistem pendidikan di sana yatu:

  • Universitas Riset

Sesuai dengan nama jenis institusi pendidikan tinggi ini, sistem pendidikannya akan berfokus -pada penelitian-penelitian ilmiah. Universitas ini menawarkan program yang berorientasi riset di dalam sebuah lingkungan akademik.

Gelar yang akan yang ditawarkan dari jenis Universitas ini diantaranya Sarjana, Master, atau PhD. Walaupun penelitian ilmiah menjadi fokus utama, tapi bukan berarti karir nantinya hanya menjadi praktisi akademik,  tetapi tetap terbuka lebar untuk bisa menjadi pekerja profesional.

  • Universitas Ilmu Terapan

Universitas Ilmu Terapan akan menawarkan pendidikan kejuruan yang terfokus pada penerapan praktis dari seni hingga ilmu pengetahuan. Universitas jenis ini akan mempersiapkan para siswanya untuk berkarier dan siap terjun dalam dunia kerja. Jenjang pendidikan yang ditawarkan dari univeritas ilmu terapan ini adalah yaitu sarjana dan master.

 

Pertanyaan selanjutnya Universitas Leiden itu termasuk institusi pendidikan yang mana ya? Tentu saja, jawabannya adalah universitas riset. Mari kita kenali lebih dalam tentang universitas Leiden!

 

Universitas Leiden

 

Didirikan pada tahun 1575, merupakan salah satu universitas riset pertama di Belanda dan salah satu universitas paling bergengsi di dunia secara global . Universitas ini terus mempertahankan reputasi kelas dunia dalam bidang sains, humaniora, hukum, sosial, kedokteran dan program-program internasional lainnya.  Universitas Leiden tidak pernah berhenti berinovasi untuk terus memperkuat penelitian dan pengajarannya, oleh karena itu  universitas Leiden juga bekerja secara intensif dengan universitas mitra, yaitu Delft University of Technology dan Erasmus University Rotterdam, serta dengan universitas terkemuka di seluruh dunia.

Universitas Leiden memiliki tujuh fakultas dan lokasi kampus di dua kota yaitu  kota Leiden dan Den Haag. Bukan hanya kualitas pendidikan kelas dunia yang ditawarkan oleh Universitas Leiden, tetapi kota yang aman dan keindahan yang penuh sejarah juga bisa menjadi alasan yang kuat untuk memilih kuliah di sini.

Kampus Leiden

Leiden adalah kota kanal indah yang terletak 13 km dari pantai yang menjadi tempat kelahiran Rembrandt.  Kota ini terletak sangat strategis, dimana  hanya 20-40 menit dari kota-kota besar seperti Amsterdam, Den Haag, Rotterdam.

Di kota ini, kalian bisa menemukan fakultas hukum, humaniora, science, arkeologi, kedokteran dan juga perpustakaan Leiden yang terkenal memiliki koleksi lengkap tentang Asia.

Kota yang dikelilingi oleh kanal-kanal yang dibatasi oleh bangunan-bangunan abad ke-17 yang indah, museum-museum, menjadikan perpaduan untuk kuliah. Kalian bisa menikmati keindahan kotanya dengan bersepeda atau hanya dengan berjalan kaki setelah penat belajar.

Kampus Den Haag

Kampus kedua universitas Leiden, terletak di kota Den Haag.

Kampus ini sudah ada lebih dari 20 tahun dan menjadi bagian dari Universitas Leiden  bukan hanya menjadi bagian dari pendidikan tetapi juga sebagai pusat penelitian ilmiah. Terletak di empat gedung berbeda di pusat Den Haag, dengan menawarkan banyak program studi di berbagai bidang, diantaranya adalah bidang administrasi publik, hukum (internasional), keamanan, politik dan pemerintahan. Lokasi Wijnhaven, terletak di tengah pusat kota, adalah jantung Kampus Den Haag yang semarak dan sangat internasional.

Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai program studi dan pendaftaran, jangan lupa kunjungi website kami.

Pastikan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebelum memulai melakukan pendaftaran dan wujukan impian kuliah di luar negeri, di universitas Leiden!

 

 

 




Fiksi merupakan produk dari sebuah kenyataan atau faktor yang turut membentuk kenyataan. Buku Cermin Poskolonial ini adalah salah satu cara mendekati sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia melalui kajian sastra dari tahun 1860-2019. Pada tahun 2021, buku ini diterbitkan dalam bahasa Belanda dengan judul De postkoloniale spiegel: De Nederlands-Indische letteren herlezen. Poskolonialisme dalam konteks buku ini, secara sederhana merupakan sebuah pendekatan untuk melihat secara khusus praktik kolonialisme Belanda di Indonesia dan dampak yang ditimbulkan.

Selain dalam arsip, foto, surat, atau catatan perjalanan, sejarah panjang kolonialisme Belanda di Indonesia juga terekam dalam fiksi, termasuk sastra Hindia Belanda. Sastra ini mampu menggambarkan kehidupan masyarakat kala itu yang terbentuk dari interaksi antara pejabat pemerintah, tentara, dan pengusaha Belanda dengan penduduk setempat. Melalui pendekatan poskolonial ini pula menyoroti representasi penduduk lokal dan ketimpangan relasi kuasa masyarakat kolonial yang ditemukan dalam teks. Sastra tidak hanya merepresentasi realitas kala itu, namun di waktu bersamaan mampu menjadi aktor dalam membentuk realitas kolonial itu sendiri.

Keterlibatan Peneliti Indonesia dan Belanda

Buku Cermin Poskolonial ini membantu melihat masa kolonial dalam balutan fiksi. Seperti yang disebutkan dalam judulnya, buku ini berfungsi reflektif layaknya cermin, dalam artian ia membuka peluang bagi Belanda untuk secara kritis melihat ke dalam dirinya sendiri dan mempelajari dampaknya masa lalu untuk Hindia Belanda.

Para peneliti yang terlibat dalam penyusunan buku ini mengkaji sastra Hindia Belanda menggunakan pendekatan poskolonial sebagai payung besarnya, dengan perspektif-perspektif yang lebih signifikan. Cermin Poskolonial menawarkan sebuah model pembacaan kritis, retrospektif, dan reflektif terhadap sastra untuk mempelajari masa lalu dan menyajikan cerita-cerita dengan tokoh, latar, dan tema yang beragam.

Buku Cermin Poskolonial

Terdapat tiga bagian dalam buku ini berdasarkan periodisasi sejarahnya. Bagian pertama, yaitu ‘Hindia lama’, diawali pada paruh kedua abad ke-19. Bagian kedua, ‘Dari Hindia ke Indonesia’ yang membahas paruh pertama abad ke-20. Periode antara tahun 1945 hingga sekarang menjadi fokus pada bagian ketiga dan yang terakhir dari buku ini, ‘Retrospeksi dan penulisan yang baik’.

Dari sudut pandang yang mengkritik hegemoni narasi kolonial, buku terbitan Yayasan Pustaka Obor Indonesia dengan KITLV-Jakarta ini membaca kembali tidak hanya karya sastra penulis-penulis 'kanon' Belanda seperti Multatuli dan Louis Couperus; namun juga penulis Indo-Eropa, seperti Victor Ido dan Dido Michielsen; serta penulis Indonesia, Soewarsih Djojopoespito dan Arti Purbani, yang karya-karyanya masih belum banyak dikaji.

Tertarik untuk membaca langsung buku ini?

Silakan datang dan baca buku Cermin Poskolonial di Perpustakaan KITLV-Jakarta.

 

Baca juga buku terbitan KITLV-Jakarta lainnya disini.

 


Pulau Kalimantan memegang peranan besar tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk dunia. Selain berjasa sebagai paru-paru dunia yang menyerap sebagian besar polusi udara, hutan hujannya juga menyimpan keanekaragaman hayati di Kalimantan yang kaya akan harta alam.

Keanekaragaman hayati menyangkut segala jenis mahluk hidup atau varietas biologi, dari ragam genetishewan dan tumbuhan, hingga ragam budaya manusia (sumber: WHO). Dapat dikatakan, keanekaragaman hayati mempengaruhi segala lini kehidupan di bumi ini.

 

1. Keanekaragaman hayati di Kalimantan

Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia dan ketiga terbesar di dunia. Meski luas lahannya tak dapat dibandingkan dengan Afrika atau Amerika, keanekaragaman hayati di Kalimantan mencapai enam persen dari keanekaragaman hayati dunia. Contoh flora dan fauna endemiknya antara lain adalah bekantan, orang utan Kalimantan, berbagai spesies bunga Rafflesia dan Anggrek. Yang tak bisa ketinggalan untuk dibahas adalah keberadaan lahan gambut yang menyuburkan Tingkat keanekaragaman hayati di pulau ini.

 

2. Kontribusi keanekaragaman hayati terhadap manusia

Kesehatan sebuah komunitas manusia sangat bergantung kepada ekosistem di sekelilingnya. Ekosistem sehat akan menyumbangkan air dan udara yang bersih, proses pengobatan dan produksi obat alami, dan juga produksi pangan yang mencukupi. Ekosistem yang baik secara otomatis membatasi kemunculan penyakit baru dan menjaga iklim tetap stabil.

Lebih dari itu, ragam biologis pada mikroorganisme, flora, dan juga fauna menyediakan manfaat besar dan luas bagi manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan memahami keanekaragaman hayati di bumi, manusia akan dapat meneliti dan menemukan berbagai inovasi untuk kehidupan yang lebih baik dan kesehatan manusia pada umumnya.

 

3. Dampak hilangnya keanekaragaman hayati

Hilangnya keanekaragaman hayati akan mempengaruhi ekosistem. Perubahan ekosistem secara ekstrem akan berdampak signifikan terhadap pola hidup manusia dari hilangnya mata pencarian, migrasi warga, atau bahkan konflik perebutan sumber daya. Hilangnya keanekaragaman hayati juga akan membatasi potensi berkembangnya ilmu Pengetahuan, termasuk proses penemuan obat-obatan dari alam.

 

 

 

3. Tantangan terhadap keanekaragaman hayati Kalimantan

Saat ini Indonesia sedang membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur, tepatnya di sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (atau IKN) terjadi di sebagian bentang alam bekas hutan hujan tropis yang puluhan tahun belakangan telah mengalami konversi menjadi hutan industri dan lahan pertanian, eksploitasi hasil bumi tambang, juga pemukiman warga yang kesemuanya semakin mempersempit habitat alami untuk flora dan fauna endemik.

Lebih dari sekadar konservasi atau perlindungan, kini hutan di Kalimantan Timur memerlukan proses restorasi atau pengembalian ke wujud awal sebagai hutan hujan tropis. Untuk itu, tantangan terbesar bagi keanekaragaman hayati di Kalimantan utamanya adalah bertahan menghadapi proses pembangunan ibu kota sekaligus restorasi ekosistem.

 

4. Peluang bagi keanekaragaman hayati di Kalimantan Timur

Di balik tantangan, ada pula peluang yang dapat dieksplorasi dalam proses pembangunan IKN. Peluang yang utama adalah kepedulian dan niat baik dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, juga masyarakat lokal dan dunia internasional. Keterlibatan berbagai pihak tentu merupakan potensi besar dalam mewujudkan IKN sebagai kota hutan (forest city) yang modern namun tetap berkelanjutan atau sustainable.

 

5. Konferensi Internasional tentang “Kota Hutan”

Membahas hasil penelitian terkini, pengalaman kebijakan, dan praktik akan bermanfaat bagi pemerintah yang terlibat dalam pembangunan kota baru. Indonesia yang sedang membangun ibu kota baru memerlukan berbagai perspektif berdasarkan temuan penelitian dan pengalaman yang telah terbukti dalam mengembangkan kota hutannya. Konferensi yang diselenggarakan oleh Otorita IKN Bersama Universitas Mulawarman ini diharapkan dapat mengumpulkan pemikiran-pemikiran yang mendukung tujuan tersebut.

Konferensi tentang Kota Hutan ini diadakan pada 28-30 Mei 2024 di IKN dan Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Acaranya terdiri dari seminar, kuliah umum, diskusi panel, dan juga kunjungan ke IKN. Pembicara yang akan hadir berasal dari berbagai negara, termasuk para profesor dari Universitas Leiden, Universitas Teknologi Delft, dan Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda.

Beberapa topik yang akan dibahas antara lain adalah, desain lingkungan urban untuk alam dan manusia, proteksi keanekaragaman hayati di lanskap urban, tradisi lokal dan restorasi ekosistem, dan lain sebagainya. Topik-topik yang dibahas telah dirancang agar diskusi antara pengambil kebijakan, akademisi, masyarakat lokal, pihak swasta, dan lembaga swadaya masyakat ini akan memberi hasil berupa langkah-langkah konkret dan positif untuk proses pembangunan IKN selanjutnya.

 

 

Keterlibatan banyak pihak sangat diperlukan dalam proses perlindungan terhadap keanekaragaman hayati di Kalimantan. Upaya yang dilakukan dengan penyelenggaraan konferensi hutan kota ini diharapkan dapat melahirkan kebijakan pembangunan, program penelitian, dan program-program pemberdayaan masyarakat yang akan berdampak positif dalam jangka panjang. Dengan kolaborasi internasional, ktia layak berharap bahwa semua pihak akan berkomitmen melindungi keanekaragaman hayati di Kalimantan agar pulau ini terus berkontribusi secara berkelanjutan terhadap keanekaragaman hayati dunia.

 

 

Sources:

https://wwf.panda.org/discover/knowledge_hub/where_we_work/borneo_forests/#:~:text=Borneo%2C%20the%20world's%20third%20largest,pitcher%20plants%20and%20Rafflesia%20flowers.

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/biodiversity-and-health https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/biodiversity-and-health