Showing posts with label tentang teh. Show all posts
Showing posts with label tentang teh. Show all posts

    Ada banyak sekali jenis dan nama teh di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa contoh jenis teh yang cukup popular.


Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh merupakan teh yang mengalami masa simpan yang lama dan harganya tergolong mahal. Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.
Teh Kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.


Kukicha
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.
Genmaicha
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma harum dan sangat populer di Jepang.
Teh bunga
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.
Earl Grey
Campuran teh hitam yang terkenal karena rasa uniknya yang datang dari campuran minyak bergamot, buah sitrus Italia, yang ditambah dalam pemroresannya.
Darjeeling
Darjeeling ini bisa juga disebut sebagai sampanyenya teh. Rasanya digambarkan seperti rasa black currant atau muscat grapes (anggur aromatik yang biasa digunakan untuk membuat kismis dan wine). Tumbuh di Darjeeling, India, di daerah tinggi Pegunungan Himalaya, dekat Nepal, jenis ini dianggap sebagai teh sore yang ringan, tapi tergantung kapan daun tehnya dipanen dalam setahun.
Ceylon
Jenis teh apa pun yang tumbuh di Sri Lanka. Sir Thomas Lipton membangun perkebunan dann kekayaannya di Sri Lanka. Kualitasnya bervariasi, tapi yang terbaik penuh aroma dan rasa kareena tumbuh di dataran tinggi.
Assam
Ditemukan di daerah timur laut India di provinsi Assam oleh orang-orang Skotlandia pada tahun 1830-an. Sebelumnya semua teh yang ada di dunia barat datang dari Cina. Teh Assam beraroma keras, hangat, dan berwarna kelam.

Gunpowder
Memiliki rasa dan aroma yang lembut, berlawanan dengan namanya. Jenis ini adalah jenis teh hijau Cina yang setiap daun dari tanaman tehnya digulung erat tepat setelah dipetik. Semakin erat gulungannya, semakin mahal harganya.
Peppermint Tea
Peppermint tea adalah jenis teh herbal dari daun peppermint yang rasanya ada sedikit pahit dan adem di tenggorokan. memberikan relaksasi tersendiri terutama ketika sedang sakit tenggorokan atau batuk. Teh ini juga baik untuk pencernaan dan para penderita kanker.
Parsley Tea
Parsley tea terbuat dari daun parsley dan diberi nama yang sama seperti penemunya, C Hence Parsley. Jenis teh ini dapat membantu mengatasi rematik, memberikan perawatan pada kulit berjerawat, dan membantu mengatasi kerusakan kulit.
Chamomile Tea
Teh yang terbuat dari ektrak bunga chamomile ini dapat membantu memberikan rasa rileks pada tubuh, chamomile tea juga sangat bermanfaat saat sedang mengalami kram perut akibat sedang menstruasi. Selain itu, teh jenis ini membantu meningkatkan imune tubuh serta meredakan nyeri otot. Saat Kamu sedang merasa demam dan mengalami gejala flu, segera saja minum teh ini.
Matcha Tea
Matcha tea ini berasal dari Jepang. Matcha dibuat dari teh hijau yang disebut Tencha. Di perkebunan, tanaman ditutup dengan jerami atau kerai agar daun teh tidak terkena sinar matahari langsung (sama dengan cara pembuatan teh hijau Gyokuro). Setelah dipetik, daun teh langsung dikukus dan dikeringkan. Teh untuk matcha tidak diremas-remas seperti sewaktu membuat teh hijau jenis Sencha atau Gyokuro. Alat penggiling dari batu digunakan untuk menggiling daun teh yang sudah kering hingga halus menjadi tepung. Dalam tradisinya, matcha tea diminum oleh para biksu untuk memberikan rasa rileks. Tak hanya itu saja, mereka percaya bahwa teh ini mengandung antioksidan yang tinggi dan bahkan kualitasnya jauh lebih baik dari dark chocolate. Matcha tea dapat melawan sel kanker dan mengurangi kolesterol jahat serta menurunkan berat badan.
Rooibos Tea
Rooibos teh di buat dari daun Rooibos dan tunas muda dari linearis Aspalatus. Tanamn Ini adalah semak yang tumbuh secara alami di negara Afrika Selatan. Anda mungkin belum cukup akrab dengan teh ini. Namun, para pelaku diet dan pecinta fitness umumnya mengenal teh yang dapat membantu mengurangi kram serta membuat otot rileks. Teh ini juga membantu membangun immune tubuh, memperlambat penuaan, kaya akan kalsium serta mengurangi stress.
Hibiscus Tea
Mungkin teh ini unik di bandingkan dengan teh yang lainnya. Karena bahan baku pembuatan  teh ini terbuat dari bunga kembang sepatu. Teh kembang sepatu ini dapat menurunkan tekanan darah tinggi, menekan kolesterol jahat serta mengurangi penyerapan gula di dalam tubuh.

Jenis-Jenis Teh

by on May 07, 2018
    Ada banyak sekali jenis dan nama teh di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa contoh jenis teh yang cukup popular. Pu-erh (Pó...
     Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi sama sekali, dimana  proses pengeringan dan penguapan dilakukan dengan sangat singkat. Teh Putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Teh putih terkenal sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya, dan disebut teh putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Daun teh yang dipetik adalah pucuk daun yang muda, kemudian dikeringkan dengan metode penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air dried). Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemrosesan dari semua jenis teh, sedangkan teh jenis yang lain umumnya mengalami empat sampai lima langkah pemrosesan. Dengan proses yang lebih singkat tersebut, kandungan zat katekin  pada teh putih adalah yang tertinggi, sehingga mempunyai khasiat yang lebih ampuh dibanding teh jenis lainnya. Pucuk daun muda (kuntum daun yang baru tumbuh) tidaklah dioksidasi; pucuk-pucuk ini dihindarkan dari sinar matahari demi mencegah pembentukan klorofil. Karenanya teh putih diproduksi hanya sedikit dibandingkan jenis teh lain, dan akibatnya menjadi lebih mahal dibandingkan teh lainnya.
https://www.yezitea.com
                                                 

Teh Putih (White Tea)

by on May 04, 2018
     Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi sama sekali, dimana  proses pengeringan dan penguapan dilakukan d...

   Meskipun bayak orang yang sudah mengenal macam-macam teh namun belum tentu semua memahami bagaimana proses pembuatan teh. Teh berasal dari sumber yang sama, dipetik dari pohon teh tertentu. Lalu bagaimana bisa teh memiliki nama yang berbeda? Hal tersebut karena proses pengolahan yang memang berbeda. Bagaimana teh hitam diproses dapat dilihat di postingan Proses Pembuatan Teh Hitam. Kali ini akan dibahas secara singkat proses pembuatan teh hijau dan oolong.

Proses pengolahan teh hijau
Teh hijau adalah teh dengan manfaat kesehatan yang sangat baik, karena katekin yang merupakan komponen bioaktif, selama pengolahan teh hijau dipertahankan jumlahnya dengan cara menginaktivasi enzim polifenol oksidasi baik melalui proses pelayuan maupun pemanasan. Pada proses pengolahan lainnya, katekin dioksidasi menjadi senyawa orthoquinon, bisflavanol, tehaflavin, dan teharubigin yang kemampuannya tidak sehebat katekin. Pengolahan teh hijau Indonesia menganut serangkaian proses fisik dan mekanis tanpa atau sedikit mengalami proses oksimatis terhadap daun teh melalui sistem panning. Tahapan pengolahannya terdiri atas pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan grading serta pengemasan.
Pelayuan
Berbeda dengan proses pengolahan teh hitam, pelayuan disini bertujuan menginaktifasi enzim polyphenol oksidase untuk menghindari terjadinya proses oksimatis. Akibat proses ini daun menjadi lentur dan mudah digulung. Pelayuan dilakukan dengan cara mengalirkan sejumlah daun teh kedalam mesin pelayuan Rotary Panner dalam keadaan panas (80-100°C) selama 2-4 menit secara kontinyu. Penilaian tingkat layu daun pada pengolahan teh hijau dinyatakan sebagai persentase layu, yaitu perbandingan daun pucuk layu terhadap daun basah yang dinyatakan dalam persen. Persentase layu yang ideal untuk proses pengolahan teh hijau adalah 60-70%. Tingkat layu yang baik ditandai dengan daun layu yang berwarna hijau cerah, lemas dan lembut serta mengeluarkan bau yang khas.
Penggulungan
Pada proses pengolahan teh hijau, penggulungan merupakan tahapan pengolahan yang bertujuan untuk membentuk mutu secara fisik. Selama proses penggulungan daun teh akan dibentuk menjadi gulungan kecil dan terjadi pemotongan. Proses ini dilakukan seger setelah daun layu keluar dari mesin pelayuan. Mesin penggulung yang biasa digunakan adalah Open Top Roller 26 tipe single action selama 15-17 menit.
Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mereduksi kandungan air dalam daun hingga 3-4%. Untuk mencapai kadar air yang demikian rendahnya, pengeringan umumnya dilakukan dalam dua tahap. Pengeringan pertama bertujuan mereduksi kandungan air dan memekatkan cairan sel yang menempel pada permukaan daun. Hasil pengeringan pertama masih setengah kering dengan tingkat kekeringan (kering dibagi basah) sekira 30-35%. Mesin yang digunakan pada proses pengeringan pertama ini adalah ECP dengan suhu masuk 130-135°C dan suhu keluar 50-55°C dengan lama pengeringan sekira 25 menit. Disamping memperbaiki bentuk gulungan, pengeringan kedua bertujuan untuk mengeringan teh sampai kadar airnya menyentuh angka 3-4%. Mesin yang digunakan dalam proses ini biasanya berupa Rotary Dryer tipe repeat roll. Lama pengeringan berkisar antara 80-90 menit pada suhu dibawah 70°C.
Sortasi dan grading
Seperti halnya pada proses pengolahan teh hitam, proses ini bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan membentuk jenis mutu agar teh dapat diterima baik dipasaran lokal maupun ekspor. Metode pembuatan teh hijau lebih sederhana daripada teh hitam.




 Proses Pengolahan Teh Oolong
Posisi teh oolong berada diantara teh hijau dan teh hitam sehingga teh ini lazim disebut sebagai teh semi oksimatis. Teh jenis ini dilakukan oksimatis secara cepat sebelum dan sesudah penggulungan. Tahap pertama proses pengolahan teh ini adalah pelayuan dengan sinar matahari selama 90 menit. Selanjutnya dilakukan dengan pelayuan dan pengayakan dalam ruangan selama 4-8 jam. Pengeringan pertama dilakukan dengan panning system untuk menginaktivasi enzim. Kemudian di gulung selama 5-12 menit, dipotong dan kembali dikeringkan sampai diperoleh kadar air sekitar 3-5%.



   
Teh hitam merupakan teh yang sangat sering dan umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Es teh seakan primadona yang menyegarkan di terik siang dan teman setia saat makan. Secara umum, pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dikategorikan dalam dua sistem, yaitu sistem Orthodox dan sistem baru seperti CTC (Crushing-Tearing-Curling) dan LTP (Lowrie Tea Processor). Meski sistem yang digunakan berbeda, secara prinsip proses pengolahannya tidaklah jauh berbeda.


Pelayuan
Tahap pertama pada proses pengolahan teh hitam adalah pelayuan. Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dua perubahan yaitu perubahan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam daun serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat Witehring Trough selama 14-18 jam tergantung kondisi pabrik yang bersangkutan. Hasil pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul aroma yang khas seperti buah masak.

Penggilingan dan Oksimatis Secara kimia
Selama proses pengilingan merupakan proses awal terjadinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak. Cairan sel akan keluar dipermukaan daun secara rata. Proses ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh. Selama proses ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi tehaflavin dan teharubigin yang merupakan komponen penting baik terhadap warna, rasa maupun aroma seduhan teh hitam. Proses ini biasanya berlangsung selama 90-120 menit tergantung kondisi dan program giling pabrik yang bersangkutan. Mesin yang biasa digunakan dalam proses penggilingan ini dapat berupa Open Top Roller (OTR), Rotorvane dan Press Cup Roller (PCR) : untuk teh hitam orthodox dan Mesin Crushing Tearing and Curling (CTC) : untuk teh hitam CTC.

Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5-4%. Keadaan ini dapat memudahkan proses penyimpanan dan transportasi. Mesin yang biasa digunakan dapat berupa ECP (Endless Chain Pressure) Dryer maupun FBD (Fluid Bed Dryer) pada suhu 90-95C selama 20-22 menit. Sebenarnya output dari proses ini sudah dapat dikatakan sebagai teh hitam meski masih memerlukan proses lebih lanjut untuk memisahkan dan mengklasifikasikan teh berdasarkan kualitasnya. Untuk itu diperlukan proses sortasi dan grading.

Sortasi and Grading
Sortasi bertujuan untuk memisahkan teh kering berdasarkan warna, ukuran dan berat. Sedangkan grading bertujuan untuk memisahkan teh berdasarkan standar mutu yang telah disepakati secara nasional maupun internasional.

Pengemasan
Teh yang telah disortasi dan digrading dimasukkan dalam peti miring yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker untuk dilakukan pencampuran (blending). Proses ini untuk menghomogenkan produk teh dalam grade yang sama. Mengingat produk pertanian senantiasa mengalami fluktuasi kualitas, maka produk teh dari batch ke batch dari hari ke hari senantiasa berbeda. Untuk menghilangkan perbedaan tersebut dilakukanlah pencampuran.


Proses Pengolahan Teh Hitam

by on May 01, 2018
    Teh hitam merupakan teh yang sangat sering dan umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Es teh seakan primadona yang menyegarkan di t...


Menurut Syakir (2010) tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang diberi nama Cammelia thifera, Teha sinensis, Cammelia Teha dan Cammelia sinensis. Tanaman teh terdiri dari banyak spesies yang terbesar di Asia tenggara, India, Cina Selatan, Laos barat Laut, Muangthai Utara, dan Burma. Klasifikasi tanaman teh terdiri dari :
Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Diviso              : Sphermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio     : Angiospermae (tanaman berbunga)
Class                : Dicotyledoneae (tanaman berkeping dua)
Ordo                : Guttiferales
Famili              : Tehaceae
Genus              : Camellia
Spesies            : Cammelia sinensis L.
Varietas           : Sinensis dan Asamika

https://id.pinterest.com/pin/565342559456914063/?lp=true

Tanaman teh termasuk jenis pohon, tetapi karena pemangkasan sehingga teh berbentuk perdu dengan tinggi 5-10 m ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tersebar, tunggal, serta memiliki helaian daun elips memanjang dengan pangkal daun yang runcing dan tepi daunnya bergigi. Bunga terletak di ketiak dan berkelamin dua dalam satu pohon. Pohon teh memiliki kelopak bunga berjumlah 5-6 yang ukurannya tidak sama. Mahkota bunga 9 melekat pada pangkalnya. Benang sari membentuk lingkaran yang banyak, pada bagian terluar pangkalnya menyatu dan melekat pada mahkota, sedangkan pada bagian dalamnya terlepas. Teh memiliki tangkai putik yang bercabang tiga dan memiliki biji berjumlah satu.
  
Camellia sinensis lebih menyukai iklim dingin, cuaca hujan dan ketinggian menengah - tinggi. Petani hanya memanen tunas dan daun muda selama musim petik, dan kemudian teh dikeringkan dan di-roasting. Tergantung pada saat mereka dikeringkan, daun mengalami tingkat fermentasi yang berbeda, menciptakan rasa yang berbeda. Begitu selesai di-roasting, teh dapat dikemas untuk dijual, atau dicampur dengan bahan lain. Banyak bahan lain yang dapat ditambahkan ke dalamnya, dari kulit jeruk hingga lavender. Teh diseduh dengan menuangkan air di atas bahan-bahan kering, semakin rendah tingkat fermentasi teh semakin rendah suhu air dan semakin pendek waktu yang diperlukan untuk penyeduhan. Tergantung pada budaya, minuman dapat dikonsumsi langsung, atau disajikan dengan berbagai bahan tambahan seperti susu, krim, madu, gula, atau lemon.
Teh menjadi minuman yang sangat popular di Indonesia. Teh adalah minuman yang dibuat dari seduhan daun kering, tunas, dan ranting tanaman Camellia sinensis dalam air hangat atau panas. Tergantung pada cara memproses bahan tanaman, rasa dan warna minuman dapat bervariasi, dan banyak juga yang ditambahi dengan perasa tambahan, yang membuat variasi rasa menjadi lebih lebar. Sebagian orang juga menyebut minuman yang dibuat dengan tanaman lain sebagai teh, meskipun hal ini sebenarnya tidak benar, kecuali minuman mengandung Camellia sinensis, tidak ada minuman lain yang dapat disebut dengan nama ini.
Karena teh merupakan minuman yang sudah akrab di seluruh dunia, istilah ini kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada minuman herbal tisane seperti rooibos, yang kadang-kadang disebut "red tea," dan campuran bunga, akar, daun, dan batang dari tanaman lain. Secara teknis, minuman tersebut merupakan tisane atau infusi, bukan teh. Selain tidak mengandung Camellia sinensis, mereka juga ditangani dengan cara yang sangat berbeda, dan memiliki rasa dan komposisi kimia yang sangat berbeda. Teh, misalnya, mengandung kafein, sedangkan herbal infusi tidak.



Tentang Teh

by on April 30, 2018
Menurut Syakir (2010) tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang diberi nama Cammelia thifera , Teha sinensis , Cammelia Teha dan Camme...

Teh berasal dari negeri Cina, tepatnya di provinsi Yunnan bagian barat daya Cina. Daerah tersebut merupakan daerah beriklim tropis dan sub-tropis yang menjadikannya sangat cocok untuk menanam tanaman teh. Minuman ini menjadi bagian yang sangat penting untuk masyarakat di sana. Mereka mengonsumsi teh setiap hari, oleh karena itu teh memiliki peran penting untuk pembangunan dan kemajuan negara tersebut. Teh memiliki hubungan yang dekat dengan budaya Cina. Ada anggapan di Cina bahwa praktek budaya minum teh dapat membawa semangat dan kebijaksanaan manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini tidak hanya mencerminkan peradaban mereka tetapi juga ideologi. Budaya teh dapat meningkatkan status sosial dan apresiasi seni.
Menurut sejarah, Teh diperkirakan ditemukan oleh seorang Kaisar Kekaisaran Cina bernama Shen Nung yang hidup sekitar tahun 2737 sebelum Masehi.  Kaisar Shen Nung tidak hanya dikenal sebagai seorang kaisar, tetapi juga sebagai The Divine Healer (Sang Penyembuh dari Ilahi). Cerita penemuan Teh oleh Kaisar sendiri berawal dari ketidaksengajaan. Suatu hari Kaisar Shen Nung sedang memasak air dalam kuali di kebun istana. Secara tidak disengaja selembar daun Teh dari tanaman Teh yang ada di kebun Kaisar Shen Nung jatuh ke dalam air panas tersebut. Ketika daun teh tersebut terseduh dengan air panas, aroma sedap langsung muncul dan tercium oleh kaisar. Ia pun tergoda untuk meminumnya. Bukan hanya aromanya yang sedap, rasa sepat dan pahit yang ditimbulkan oleh daun Teh juga sangat disukai oleh Kaisar. Ia pun kemudian melakukan penelitian terhadap minuman tersebut. Ternyata banyak faedah setelah ia meminum minuman tersebut. Kaisar merasa segar dan beberapa penyakit yang dideritanya menghilang. Kaisar kemudian menjadikan daun Teh sebagai minuman sehari-hari dan lambat laun, ia pun membaginya kepada rakyat Cina. Sejak itulah, daun Teh menjadi minuman yang paling populer di Cina.
Sementara legenda dari India menghubungkan penemuan teh dengan biarawan Bodhidharma. Setelah bertapa selama 7 tahun, beliau sangat letih. Dalam keadaan putus-asa beliau mengunyah beberapa daun yang tumbuh di sekitar tempatnya. Ternyata setelah dikunyah, dia merasa segar kembali. Pada awal abad ke-9, di Jepang seorang biarawan yang baru pulang dari pengembaraannya, bernama Dengyo Daishi membawa benih tanaman teh dari Cina. Sejak itu teh dikenali di Jepang. Pada tahun 780 masehi, seorang cendekiawan bernama Lu Yu mengumpulkan dan membukukan temuan-temuan manfaat dan kegunaan Teh kedalam sebuah literatur yang diberi judul Ch’a Cing atau The Classic of Tea.



https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/teh-untuk-menurunkan-berat-badan/

Perkembangan Teh di Indonesia
Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang di bawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai hiasan di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jendral VOC Camphuys, di Batavia. Pada abad ke-18 muali berdiri pabrik-pabrik pengolahan (pengemasan) teh dan di dukung VOC. Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun 4 Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam sekala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi). Karena percobaan ini dianggap berhasil, mulailah dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, pada tahun 1828 di Jawa. Ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den Bosch.
Teh juga menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel. Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur teh sinensis diganti dengan teh assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara. Pada perkembangan perkebunan teh di Indonesia ada dari beberapa pengusaha Belanda yang disebut sebagai "Preanger Planter". Karena merekalah Indonesia menjadi produsen teh terbesar ke-5 di dunia pada saat itu. Pada akhir 1928 awal industri teh besar-besaran dimulai dan sekitar beberapa tahun kemudian sekitar tahun 30-40an industri teh wangi dimulai sebagai usaha rumahan dan kemudian berkembang sampai saat ini.

Perkembangan The di Eropa

Teh tidak terlalu populer di Eropa hingga abad ke 17. Seorang misionaris portugis membawa teh ke Eropa namun tidak memperdagangkan secara serius. Hingga kemudian seorang pedagang Belanda secara serius mulai meperdagangkan teh tersebut pada tahun 1610. Di tahun itu juga, pengiriman teh dari jepang ke Eropa tiba dengan kapal Dutch East India Company. Teh juga kemudian mulai tersebar di Rusia dari China melalui jalan Sutera yang terkenal. Teh kemudian mencapai popularitasnya dan dengan cepat menyebar di kota-kota seperti Amsterdam, Paris dan London. Meskipun begitu konsumsi teh sangat terbatas dikalangan Bangsawan dan Kerajaan. Meskipiun begitu tidak butuh waktu lama bagi teh menjadi minuman populer di kawasan Eropa. Teh mulai dikenal di Amerika ketika ia dibawah oleh Dutch Peter Stuyvesant pada tahun 1650 yang kala itu menjabat sebagai kepala koloni penjajahan Inggris di Amerika.
Teh masuk ke Inggris pada tahun 1670 dan menjadi minuman yang sangat penting kala itu. Puncaknya pada abad ke 19, Inggris menjadi konsumen teh terbesar di Eropa. Kemudian pada tahun 1680 Marie de Rabutin-Chantal menjadi orang yang pertama mencampurkan susu dengan teh. Beberapa abad kemudian tepatnya pada tahun 1904, Richard Blechyden membuat es teh untuk pertama kali sebab kala itu para pembelinya menolak membeli teh panas di cuaca yang sangat panas. Beberapa tahun kemudian, seorang pedagang teh bernama Thomas Sullivan mengemas teh dengan kemasan sutera. Inilah awal dari ditemukannya kantong teh. Teh dalam kemasan kemudian menjadi terkenal saat Tetley yang merupakan distributor teh mulai membagikan teh dalam kemasan di Inggris.


Sejarah Teh

by on April 18, 2018
Teh berasal dari negeri Cina, tepatnya di provinsi Yunnan bagian barat daya Cina. Daerah tersebut merupakan daerah beriklim tropis dan sub...