Mafahim Kebenaran



Episode ke dua Sesi Akidah

Pernah terjadi percakapan singkat dengan seorang teman tentang asal dari kebenaran. Waktu itu pendapatku adalah kebenaran banyak bentuknya, sesuai dengan sudut pandang seseorang. Setiap orang bisa memiliki kebenarannya sendiri. Pendapatku ini berdasar apa yang dijelaskan Mas Sabrang. Diibaratkan mengambil foto gajah dari berbagai sudut. Ada yang memotret ekor, kepala, kaki, badan semuanya sama, gajah. Ada yang memakai kamera bagus yang hasilnya jernih, ada yang blur, ada yang tidak jelas, semuanya sama, gajah. Kata temanku, kebenaran hanya milik Sang Pencipta. Ya, tentu saja itu benar. Kebenaran sejati hanya milikNya. Sedangkan di dunia ini kebenaran bisa berbeda bergantung pada apa yang diyakini individu. Itulah yang melahirkan perbedaan dan ujung-ujungnya harus ada toleransi.

Oke.. masuk ke rangkuman materi sesuai dengan pemahamanku.. kalau mau yang lengkap daftar FAST aja ya..

Materi kali ini dibuka dengan ulasan singkat tentang tiga sistem mabda (ideologi): Islam, Kapitalisme dan Sosialisme. Sebagai umat muslim kita paham mana yang paling ideal kan ya? Islam mengalami masa kejayaan selama 1300 tahun. Jauh lebih lama daripada kedua sistem lainnya. Kita bukan umat yang miskin, bodoh, teroris, anti damai, atau apapun anggapan negatif yang beredar saat ini. Islam punya ilmuwan hebat, pemikir cerdas, sistem pemerintahan yang sukses, hukum yang adil untuk masyarakat dan membawa kebaikan. Harus banyak belajar sejarah Islam dan kembali pada Al Quran dan Sunnah. Berfikir dengan jernih dan cemerlang. Cemerlang artinya mendasar, yaitu menggunakan Akidah. Akidah bukanlah dogma yang hanya sekadar tahu dan wajib dijalankan. Akidah adalah mampu menjawab dengan benar dari mana diri berasal, untuk apa diri diciptakan, dan akan ke mana setelah kehidupan. Setelah mengetahui semuanya menjalankan islam dengan benar.

Manusia memiliki potensi yang besar dalam dirinya. Semua sistem hidup diciptakan dengan sempurna untuk menopang kehidupan hingga akhir hayat. Manusia dikaruniai akal dan perasaan. Mana yang harus digunakan? Mana yang lebih baik? Semuanya harus digunakan secara seimbang.



Ternyata tidak semua proses yang terjadi di dalam otak bisa dikatakan sebagai proses berfikir. Ada syarat-syarat tertentu yang menyebabkan manusia disebut berfikir dan mampu mengembangkan pengetahuan atau melahirkan pemikiran. Dalam kajian ke dua ini dijelaskan ada 4 syarat yaitu:
Ada informasi atau fakta yang terindra
Ada Indra (minimal dua indra utama)
Otak
Informasi sebelumnya
(Penjelasan lengkapnya, kalian bisa daftar kajian FAST sesuai dengan kota masing-masing, hehe)

Setelah proses berfikir ada nilai dari sebuah pemikiran: Mustahil, Jaiz dan Wajib Aqli. Terkait dengan kebenara akal manusia hanya bisa berfikir dan menebak, tidak akan sampai pada kebenaran yang sebenarnya. Apa yang sekarang diyakini sebagai kebenaran bisa saja berubah suatu saat nanti, digantikan dengan ilmu yang baru. Karena kebenaran mutlak hanya milikNya. Mengapa agama harus ada? Salah satu alasannya adalah untuk menuntun kehidupan manusia berdasarkan aturan yang benar dari yang Maha Benar. Islam bukanlah agama dogma. Bukankah kita diminta untuk membaca dan berfikir?



No comments:

Post a Comment