Pawai yang dikuti lebih dari 2.000 orang peserta dan terbagi dalam 33 kontingen ini dilepas dari dua titik yang berbeda. Titik start pawai pertama dari Kepatihan dilepas oleh Gintani Nur Apresia Swastika (Direktur Kreatif 2 FKY 2019) dengan rute Kepatihan - Malioboro - Jl. Pangurakan. Sementara titik start pawai kedua dari Alun-alun Sewandanan dilepas oleh dan Gading Paksi (Direktur Kreatif 1 FKY 2019) dengan rute Pakualaman – Jl. Sultan Agung – Jl. P. Senopati – Jl. Pangurakan.


Kontingan yang dilepas dari Kepatihan terdiri dari 21 kontingen, di dalamnya antara lain terdapat kontingan dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang akan menampilkan Seni Garapan berupa kostum batik aneka warna kembang hasil karya 20 rintisan kelurahan budaya Kota Yogyakarta. Kemudian kontingen Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul yang akan menampilkan beragam permainan tradisional khas daerah ini. Serta kontingen Dinas Kebudayaan Sleman yang akan menampilkan sajian kuliner khas kabupaten ini.

Sementara itu, dari Alun-alun Sewandanan Pakualaman, terdapat 12 kontingen yang dibuka oleh Bregada Wiro Mudho yang akan membawa panji-panji FKY 2019, diikuti rombongan Paseduluran Angkringan Silat dan Kontingen Dinas Kebudayaan Bantul akan menampilkan adat tradisi upacara Jala Sutra. Lalu dilanjutkan oleh kontingen dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo yang menggelar Parade yang terdiri dari 250 penari angguk dan kontingen lainnya. Rombongan kontingen dari Sewandanan tersebut disambut oleh Bregada Kraton di Taman Pintar, untuk selanjutnya bersama-sama menuju ke Nol KM.


Pawai yang diikuti oleh ribuah orang ini akan menjadi pertunjukkan budaya dan seni yang spektakuler. Menunjukkan bahwa warga jogja tidak hanya bangga pada budayanya tapi juga memiliki semangat untuk menjaga tradisi.



Rangkaian acara di Panggung Pembukaan FKY 2019 diawali dengan  dengan alunan lagu Bagimu Negeri yang dibawakan secara instrumental dengan gitar oleh Eros Chandra. Usai lagu Bagimu Negeri mengalun, giliran tarian massal komposisi Kinanthi Sandhung oleh 100 penari dari Sanggar Seni Kinanti Sekar, menyemarakkan panggung pembukaan ini. Suasana syahdu dan bersemangat menyeruak ke udara karena dua pertunjukkan ini.

Setelah bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Ketua Umum Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019, Paksi Raras Alit memberikan laporannya. Dalam laporannya tersebut, beliau menjelaskan alasan dan maksud “Mulanira: Ruang | Ragam | Interaksi” yang menjadi tema besar festival ini.

“Yogyakarta telah menjadi ruang temu beragam kebudayaan sejak lama. Interaksi yang terjadi di dalamnya berlangsung dengan didasari semangat toleransi dan tepa selira, semangat itulah yang akan coba kami hadirkan kembali saat ini.” jelasnya.

Paksi Raras Alit juga menyebutkan titik-titik yang akan jadi lokasi terselenggaranya rangkaian FKY 2019 ini, yaitu di Jalan Malioboro, Desa Panggungharjo, Museum Sonobudoyo, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Monumen Diponegoro, Museum Gunungapi Merapi, Pasar Terban, dan Alun-alun Kidul.


Pada kesempatan berikutnya, Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., hadir memberikan sambutan. Beliau mengapresiasi festival yang dinisiasi oleh Pemerintah Daerah DIY ini. Selain itu beliau berpesan agar anak-anak muda jika berlibur harus diisi dengan berkesenian dan berkebudayaan.

“Karena ini penting untuk penguatan dan memperteguh keistimewaaan Yogyakarta, menuju peradaban yang semakin maju dan memberi virus kebaikan ke daerah-daerah lain.” ujarnya.

Hadir mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik Drs. Umar Priyono, M.Pd, memberikan sambutan. Beliau menekankan bahwa dengan adanya keberanian mengubah nama dari Festival Kesenian Yogyakarta menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta, artinya FKY bukan sekadar arena unjuk kebolehan di bidang kesenian semata, tapi juga menggali segenap potensi kebudayaan yang dimiliki DIY, yang merupakan peninggalan mulai dari Sultan HB I hingga Sultan yang saat ini bertahta.

Kebudayaan bisa berperan beberapa aspek, yaitu sebagai pengingat bahwa kita dari dulu sudah punya nilai-nilai kebudayaan yang hebat. Aspek berikutnya adalah pengikat keberagaman di Nusantara, agar NKRI semakin kuat dan kebhinekaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Semoga FKY 2019 ini menjadi penanda dan penguat keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta turut meneguhkan Indonesia sebagai tujuan budaya yang terkemuka.” jelasnya, seraya mengungkapkan bahwa mulai tahun 2018, Yogyakarta menjadi Ibukota Kebudayaan ASEAN.

Usai sambutan tersebut, Ketua Umum FKY 2019 - Paksi Raras Alit, Direktur Kesenian Dirjen Kebudayaan RI - Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Staf ahli Gubernur DIY Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik - Drs. Umar Priyono, M.Pd, dan Kepala Kundha Kabudayan DIY -Aris Eko Nugroho, SP., MSi., bersama-sama secara simbolis membuka Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh.

“Prosesi pembukaan akan ditandai dengan menekan tombol klakson di mobil kayuh. Mobil kayuh ini kami pilih sebagai simbol dialog budaya massa dan budaya tradisi.” ungkap Gading Paksi, Direktur Kreatif 1 FKY 2019.


Masyarakat sangat anthusias untuk menonton pawai ini. Banyak yang datang bersama keluarga dan anak-anak mereka. Berdesakan di pinggir-pinggir jalan dan berlomba mengabadikan setiap moment indah.

Desa Panggungharjo
Sementara itu malam harinya di Kampoeng Mataraman, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, juga digelar upacara pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta 2019 yang ditandai dengan Kirab Tetebahan yang terdiri dari warga Panggungharjo, Drummer Guyub Yogyakarta, dan bregada desa Kampeng Mataraman. Kirab ini bergerak menuju jembatan yang terletak di tengah Kampoeng Mataraman.

Di jembatan tersebut Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., Apt., memberikan sambutan dan membuka secara simbolis FKY 2019 di Desa Panggungharjo ini. Seusai prosesi tersebut, kirab kembali bergerak ke panggung pertunjukkan FKY 2019, yang langsung disambut dengan kesenian Gejog Lesung.

Dengan dibukanya secara simbolis FKY 2019 ini, maka selama 17 hari mendatang segenap masyarakat dipersilakan menikmati rangkaian kegiatan ini dan harapannya festival ini dapat menjadi peristiwa budaya guna menunjukkan semangat dan karakter keterbukaan dan keramahan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Sesuai dengan namanya “Sate Ratu”, tampil elegan dan cantik ketika disajikan. Dibakar dengan teknik khusus agar tidak langsung bersentuhan dengan arang, membuat hasil bakaran Sate Ratu terlihat bersih dan menggoda.

Disambut dengan sangat ramah oleh pemilik kedai sekaligus penemu ramuan bumbu sate atu, Pak Budi, kami rombongan blogger Jogja siap untuk menikmati kelezatan Sate Ratu. Sembari menunggu, kami berbincang santai dengan Pak Budi. Beliu berkisah mengenai perjalanan karir hingga akhirnya terjun ke dunia Wirausaha.

Berawal dari nekat, begitulah kisah Sate Ratu dimulai. Saat itu Pak Budi adalah pekerja kantoran dengan gaji yang lebih dari cukup. Keinginan untuk berkarya sendiri membuat Pak Budi membulatkan tekat untuk memulai bisnis sendiri. Tentu saja bukan tanpa persiapan. Beliau berkata bahwa kesuksesan bisnis bukan sesuatu yang instan. “Harus bisa puasa dulu di awal bisnis”. Waktu itu beliau mengutarakan keinginannya kepada istri dan mendapatkan support. Menggunakan tabungan untuk memulai bisnis.

Angkringan Ratu adalah bisnis pertama yang beliau jalankan. “Tahun pertama masih sepi,” ungkap beliau. Sabar dan tangguh wajib menjadi mental pebisnis. Tidak puas dengan model angkringan Pak Budi mengembangkan usahanya menjadi tempat makan dengan menu andalan Sate. Menu sate ini awalnya adalah menu paling laris di angkringan ratu. Memilih untuk menekuni menu spesifik Pak Budi terus mencari formula bumbu terbaik untuk Sate Ratu, hingga lahir Sate Ratu dengan bumbu merahnya yang terkenal disukai pula oleh turis mancanegara.

Bumbu merah ini adalah perpaduan racikan antara bumbu sate Rembiga khas Lombok dengan bumbu Banjarmasin. Tahun 2018 Sate Ratu sukses menjadi salah satu menu di perhelatan Food Start Up Bekraf. Saat ini sate ratu telah memanjakan lidah turis mancanegara, lebih dari 70 negara. Apa yang membuat Sate Ratu begitu spesial?

Selain tampilannya yang bersih dan elegan, rasa khas bumbu merah yang tersaji saat panas sungguh nikmat di lidah. Seakan daging sate dan bumbunya lumer di mulut. Sate Ratu bumbu merah sedikit pedas, cocok untuk kamu yang suka makanan berbumbu. Pak Budi selalu mengingatkan, “Sate Ratu enak dimakan ditempat.” Benar saja, ketika membandingkan sate yang sudah dingin dan yang masih panas, rasanya sungguh berbeda. Yang panas lebih endes ulala. Bumbu yang sedikit pedas, lemak sate yang lumer di mulut, daging yang dibakar dengan sempurna menjadi paduan yang luar biasa. Pokoknya harus coba makan ditepat pas lagi panas-panasnya.




Selain Sate Ratu juga ada Lilit Basah. Lilit Basah ala Sate Ratu ini juga tidak ada duanya. Sate Lilit berbentuk kotak dengan kuah manis dan irisan acar. Sedap dan segar sekaligus ketika disantap. Kamu yang tidak suka pedas sama sekali patut memesan menu ini. Daging Lilit basah yang lembut dengan bumbu manis dimakan bersama acar yang segar, benar-benar mantap.


Ada menu baru juga di Sate Ratu, Sate Kulit. Sekilas susah dibedakan dengan Sate Ratu Bumbu Merah. Sate Kulit ini salah satu yang menjadi favorit. Kulit yang tebal rasanya juicy ketika dikunyah. Ditambah dengan nasi akan semakin mantap.


Kiri : Sate Kulit, Kanan : Sate Merah

Kalau kamu pengen coba bikin sate ala Sate Ratu di rumah bisa beli Bumbu Merah untuk dibawa pulang. Bumbu Merah instan ini juga bisa digunakan sebagai bumbu serbaguna untuk aneka masakan.


Gimana? Tertarik untuk mencoba? Langsung datang ke gerai Sate Ratu di Jogja Paradise Foodcourt Jalan Magelang No.KM. 6, Kutu Tegal, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.







Kau selalu ada dalam imajinasi cintaku
Realita duniaku
Kau adalah tempatku belajar merindu
Menerka arti kehidupan
Seperti kanak-kanak belajar berjalan
Tertatih tapi akhirnya bisa berlari
Tapi aku tak mau berlari menujumu
Karena kau juga bukan tujuanku
Kita hanya akan bertemu jika tujuannya sama
Atau tujuan Tuhan memang begitu
Ya, begitu saja aku
Menjadikanmu tempat belajar
Kau boleh bilang aku tak punya kemauan
Atau aku egois
Tuan, ini hanya masalah keyakinan

Keyakinan

by on Juni 12, 2019
Kau selalu ada dalam imajinasi cintaku Realita duniaku Kau adalah tempatku belajar merindu Menerka arti kehidupan Seperti kanak-...


Sebuah keberuntungan bersama teman-teman Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Jogja bisa mencicipi menonton di dalam dome dengan layar full setengah lingkaran. Ini pertama kalinya buatku dan kebanyakan juga baru pertama, baru tahu juga malah. Dome 360 theatre ini terletak di komplek Pyramid Jalan Parangtritis, dekat dengan Institut Seni Jogjakarta. Kalau mau ke Dome dari pintu masuk langsung saja parkir di bagian belakang. Bayar parkir 2000 dan bawa motor masuk. Letak Dome ada di bagian belakang.




Dome besar berwarna putih ini mempunyai kompleks sendiri. Mulai dari pintu masuk dan loket tiket, cafe yang menyajikan beragam makanan, tempat duduk dan kolam, lalu dome besar berwarna putih. Mirip sekali dengan rumah Teletubies hanya beda warna. Sebelum masuk ke dalam Dome kamu bisa berfoto di area taman dan kolam yang tertata dengan apik dan ciamik.

Untuk durasi menonton sekitar 30 menit harga yang harus dibayar hanya 25.000 (masa promo). Ada beragam film yang disajikan, mulai dari film dokumenter, adukasi hingga animasi lucu. Judul atau jenis film yang akan diputar berbeda setiap sesinya. Jadi untuk informasi film tanya langsung saja dengan petugasnya. Ada beberapa sesi pemutaran film dalam satu hari, mulai dari pukul 14.00 hingga 21.00. Dome dengan kapasitas 400 orang ini juga tetap melayani pengunjung meski hanya dua orang. Kamu bisa ajak satu desa atau ajak gebetan biar romantis berdua pas gak ada pengunjung lain.

Pas masuk dome kamu bakal dikasih bag khusus, bukan.. bukan buat oleh-oleh, tapi tempat sepatu. Tidak diperkenankan memakai sepatu ketika masuk ke dalam Dome. Hamparan karpet menyerupai rumput terhampar menutupi permukaan lantai. Memang enaknya sambil tiduran sih, capek kalau nontonnya sambil duduk. Harus selalu mendongak ke atas, kan pegel. Santai aja lah rebahan sambil foto, bikin video, update status “Lagi nonton di Dome Theatre 360 nih, seru gais.”


Daripada animasi aku lebih suka film tentang proses pembentukan bumi dan ruang angkasa. Layar 360 derajat  dengan warna warni antariksa benar-benar cantik. Apalagi dengan efek 3D meskipun bukan film 3D, mempermudah otak untuk mengimajikan melayang di angkasa. Sangat menyenangkan. Gak memperhatikan lagi orangnya lagi ngomong apa, sudah berimajinasi sendiri. Didukung dengan sound layaknya bioskop membuat sesi nonton semakin menyenangkan.

Setelah menonton, kami berbuka bersama di area food court. Beragam makanan disajikan, semuanya enak. Ada nugget pisang dengan taburan keju, kebab, bakso, bakmi, seblak dan masih banyak menu yang bisa dipilih. Makan malam di area Dome terasa nyaman dan menyenagkan. Ditemani suara gemiricik air kolam dan cahaya temaram yang menerpa kios dan furniture kayu.






Kerusuhan yang terjadi di kota, imbasnya untuk seluruh negara. Bukan… bukan hanya akses media sosial yang terbatas. Berapa yang demo? mencapai 6000 jiwa? Berapa yang rusuh? Sekitar 300 jiwa? Berapa korbannya di TKP? Ratusan?? Lalu semua ini tidak sesederhana itu. Padahal itu saja sudah rumit.

Seantero Indonesia mengalir amarah, membara kebencian. Cacian.. makian.. hinaan.. bahkan doa-doa buruk. Di sudut-sudut bangsa mekar kesedihan dan cemas. Pada keluarga yang ada di kota, pada semua yang telah terjadi. Energi buruk bagai kabut merambat ke semua daerah dan menyelimuti hati yang semakin dengki.

Tidak salah memang dengan demo dan aksi damai. Sekali lagi “aksi damai” nya tidak salah. Sungguh-sungguh tidak salah.

Bagian yang buruk adalah segala energi negatif yang disebarkan bahkan hanya dengan satu umpatan kepada warganet yang bahkan tidak tahu siapa.

Energi itu tidak dapat dimusnahkan. Ia akan mengalir dan kembali. Bukankah apapun perbuatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan? Percaya tidak sih sebenarnya? Bagaimana kalau dampak perbuatan buruk itu kembali sebelum sempat meminta maaf? Sebelum diri sadar akan kesalahan? Apalagi yang telah beranak-pinak di dunia maya. Membayangkannya saja aku ngeri.

Ayolah kawan… kita ini sama-sama manusia, punya akal dan hati. Kita satu bangsa, Indonesia. Bahkan ada yang satu kota atau tetangga.

Bagaimana kalau sehari saja percaya pada Tuhan. Tuhan kalian masing-masing. Bahwa Dia Sang Maha segalanya. Maha Adil Bijaksana, Maha Tahu, Maha Kasih tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang bahkan hanya sekadar berniat baik.

Berhenti saling mencaci, berhenti sebar berita hoax sana-sini, istirahatkan hati dari dengki dan benci. Serahkan semua pada Tuhan dan semesta. Tempuh jalur yang baik dan damai. Kalau caranya baik, doanya baik, masak sih Tuhan tega?? Gak percaya ya sama Dia??

Coba dahsyat mana kekuatan tahajud dan sungguh-sungguh ribuan orang, memohon padaNya, lalu besok dengan damai menempuh jalan yang benar. Dengan aksi massa yang memicu masalah baru. Mana yang mampu membuat seantero bangsa tersentuh?

Okelah.. kita punya kebenaran masing-masing. Tapi siapa yang paling benar dan bersih?? Hanya Tuhan yang tahu. Apa yang terbaik untuk bangsa ini?? Tuhan juga yang paling tahu.
Berjuanglah dengan cara yang terbaik dan benar. Yaitu cara-cara yang tidak menyebabkan orang lain rugi dan tersakiti. Jika perjuanganmu melukai, cacat sudah.

Bukan untuk salah satu kubu. Semua.. semua yang menimbulkan luka pada orang-orang diluar sana.




Menuruti dunia dan manusia itu melelahkan, tapi nyatanya banyak yang melakukan. Membutuhkan banyak biaya dan menyita energi, tapi masih saja ada orang yang rela demi kehidupan yang “mampu menimbulkan decak kagum dan pujian”. Demi memuaskan orang lain, bukan demi diri sendiri. Demi mereka yang di luar sana.


Kebahagiaan yang digantungan di luar sangat tidak stabil dan rapuh. Usaha-usaha untuk tampil baik dihadapan dunia membuat banyak orang lupa untuk berteman baik dengan diri sendiri.
Hidupmu akan baik-baik saja kok meski ada yang tidak suka, tetap baik-baik saja meski tidak mengikuti trend, tidak sering posting pergi jalan-jalan, posting makanan, dan posting-posting yang lainnya demi mendapat banyak like, komentar, dan pengikut.
Kalau menginginkan ketenangan dan bahagia sumbernya harus dari diri sendiri. Merawat diri dan mengucapkan terimakasih pada diri itu penting. Tidak ada yang tahu persis lelah dan perjuanganmu selain kamu dan Tuhan.


Terimakasih pada pikiran dan hati yang kuat menanggung beban dan segala perasaan tidak nyaman, terimakasih pada kaki yang masih setia menemani meski sering lelah berjalan, terimakasih pada tangan yang sangat membantu setiap harinya, terimakasih pada telinga yang mampu menangkap musik yang menyenangkan dan kepada semua bagian dari tubuh.

Untuk itu, menjaganya agar tetap sehat dan berlaku adil itu sangat penting. Menjalani hidup sehat, makan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dirawat dengan baik tidak harus pergi ke klinik kecantikan dan sebagainya.

Diri adalah teman yang paling setia, menemanimu kapan saja dan di mana saja. Ketika tidak ada yang diajak bicara, kamu tetap bisa berdialog dengan diri sendiri. Tidak.. ini bukan perbuatan sia-sia nan gila. Jiwamu yang telah menanggung banyak hal dan banyak beban, jangan lagi disalahkan dan dipaksa menuruti kehendak dunia.

Hiduplah bebas pada jalan yang kamu pilih. Jalan kebaikan yang sesuai denganmu. Percaya bahwa diri bisa menjadi lebih baik, dan lebih baik. Tidak perlu sungkan untuk menolak dan berkata tidak. Tidak perlu takut berbeda dan nikmati semuanya meski sendiri.
Bersemangatlaaah….





Tanggal 22-23 Maret 2019 PLUT-KUMKM DI Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta kembali mengadakan pameran Produk Craft dan Fashion Istimewa, setelah sebelumnya sukses menggelar Halal Food Expo di Jogja Expo Center. Gelar Produk Craft dan Fashion Istimewa ini dilaksanakan di Lokasi di Pyramid, Jl Perintis Km 5,5 Bantul.


Memasuki halaman Pyramid, pengunjung akan disambut oleh aneka kuliner lokal yang membangkitkan hasrat makan. Ada banyak jenis makanan dan minuman siap saji maupun produk kemasan yang bisa dibawa pulang. Salah satu stand yang aku kunjungi adalah Jamu Bu Unun. Satu botol jamu kunir asem dingin seharga 5000 rupiah sukses menghilangkan dahaga dan menyegarkan badan di tengah cuaca panas.

Suami Bu Unun membantu menjaga Stand

Tidak hanya jamu siap minum, stand Jamu Bu Unun juga menyediakan aneka jamu instan dengan harga yang sangat terjangkau. Ada temulawak, kunir putih, beras kencur, dan kunir asem. Bahan yang digunakan alami serta tanpa pengawet. Aku mendapat tips cara yang benar mengkonsumsi jamu. Sebenarnya fungsi utama jamu bukan untuk mengobati, tapi mencegah, jadi konsumsi jamu itu ya sebelum sakit.

Produk Jamu Instan Bu Unun

Masyarakat sekarang salah kaprah justru mengkonsumsi jamu ketika sudah sakit. Misalnya kunyit putih fungsinya untuk mencegah kanker, tapi kebanyakan baru mau mengkonsumsi setelah terkena kanker. Kalau kamu mau sehat dan bugar minum jamunya mulai dari sekarang ya.

Stand UKM Bantul

Setelah hilang dahaga, kulanjutkan petualangan ke dalam Pyramid. Di area depan tampak stand panjang dengan tulisan yang mencolok “Produk UKM Bantul MANDIRI”. Otomatis penasaran deh dengan aneka produk yang dipamerkan. Ternyata banyak sekali jenisnya mulai dari produk makanan seperti beras dan coklat, aneka aksesoris dan kerajinan tangan juga produk fashion siap pakai dari berbagai bahan. Bantul memiliki potensi UKM yang sungguh luar biasa, bahkan aku baru tahu kalau ada juga yang membuat produk coklat.

Materi Branding Produk

Masuk ke dalam ruangan tidak hanya aneka stand yang menyambut tapi, juga ada pemaparan materi di area tengah pameran. Sembari berkeliling kamu juga bisa ikut menyimak dan belajar. Materi packaging dan branding produk dijelaskan secara gamblang oleh pemateri yang masih muda. Penyampaian yang santai dan menyenangkan membuat peserta mudah memahami isi materi dan serius menyimak.

Produk Wayang Wahyu Art

Ku edarkan pandang ke sekeliling ruangan dan tertarik untuk berkunjung ke stand wayang. Pemilik stand langsung menyambut dengan senyum yang ramah. Wahyu Art milik Pak Wahyu dirintis sejak tahun 2008. Keinginan Pak Wahyu nguri-nguri budaya sudah tertanam sejak kecil. Latar keluarga dalang menumbuhkan kecintaan dan kepedulian terhadap budaya. “Ayah dan kakek saya dalang, saya juga bisa jadi dalang, tapi bukan dipementasan semalam suntuk. Ya hanya satu atau dua jam. Wayang itu salah satu warisan leluhur dan budaya bangsa, saya ingin ikut melestarikan.” ungkap Pak Wahyu dengan bersemangat.

Membuat wayang bukan perkara mudah, diperlukan keterampilan, kesabaran dan ketelatenan untuk menatah wayang dan menyelesaikan proses pewarnaan. Saat ini Pak Wahyu memiliki 5 pegawai tetap untuk membuat wayang. Tidak hanya di Jogja, wayang Pak Wahyu sudah dipasarkan hingga ke Norwegia, Jepang, Amerika dan beberapa negara di Eropa. Harga wayangnya terjangkau mulai dari 15.000 untuk wayang kecil dan pembatas buku, untuk ukuran besar bisa mencapai 1,5 juta.
Ada penjelasan Tokoh
di kemasan produk

Souvenir Wahyu Art























Wayang kecil bisa diselesaika dalam waktu 2 hingga 3 hari, sedangkan yang besar bisa sampai 3 minggu. “Yang paling sulit dan mahal itu Gunungan mbak, karena sangat detail pembuatannya.” ungkap Pak Wahyu. 

Kalau mau lihat aneka tokoh wayang sembari mengulik cerita pewayangan bisa banget mampir ke Pramid tanggal 23 Maret 2019. Bisa juga main ke Sanggar Kerajinan Tatah Wahyu Art di Jalan Parangtritis Km 9, Kowen 1, Sewon, Bantul. Nomor yang bisa dihubungi 08170433109.

Pemilik Wahyu Art

Produk kedua yang menarik minat adalah aneka kerajinan dari batok. Pada dasarnya aku suka ketajinan yang bertema budaya dan tradisional, selain kedua tema tersebut ternyata kerajinan batok juga termasuk ramah lingkungan karena mengolah sampah dan dibuat dari bahan utama yang organik. Bu Yanti langsung menghampiriku dan tersenyum, beliau menjaga stand bersama dengan suami.

Bu Yanti pemilik Yanti Bathok Craft

Yanti Bathok Carft dirintis sejak 2002 di bawah payung CV Surya Usaha Mandiri. Tapi pasca gempa besar melanda Jogja tahun 2006 usaha ini vakum karena banyak kerusakan. Berkat keteguhan dan kerja keras Yanti Bathok Craft kembali ramai pesanan pada tahun 2015. Bu Yanti memiliki 8 orang pengrajin yang membuat aneka produk seperti tas tangan, tas jinjing, dompet, dan aneka aksesoris. Limbah bathok kelapa disulap menjadi aneka produk yang cantik dan bermanfaat. 

Aneka Tas dan Dompet

Produk Bu Yanti sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia dan luar negeri. “Terakir kita kirim ke Jamaika, kalau Indonesia yang paling banyak ke Batam, Kalimantan dan Papua.” ungkap Bu Yanti.
 Harga yang produk Bu Yanti mulai dari 90.000 untuk dompet dan 250.000 untuk aneka tas wanita. Proses pembuatan produk dilakukan dengan tangan seperti membuat pola, menyatukan potongan bathok, menjahit dan menambah kain, hingga proses finishing. “Kalau untuk membuat bentuk kancing ada mesinnya sendiri.” kata Bu Yanti menjelaskan.

Peralatan Makan dan Taplak Meja

Selain bathok, sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk membuat kerajinan. Benar-benar memanfaatkan limbah dan ramah lingkungan. Bu Yanti juga membuka pelatihan, jadi buat kamu yang ingin belajar langsung saja menghubungi beliau di nomor WA 082135352204 atau berkunjung ke showroomnya di Pasar Seni Gabusan Los 2. Kesulitan yang dialami saat ini adalah di digital marketing seperti mengelola media sosial dan website. “Sudah tidak ada waktu dan tidak paham.” ungkap Bu Yanti.

Di era digital ini pelatihan digital marketing dari dasar memang sangat diperlukan oleh para pelalu UKM. Di usia yang sudah tidak muda lagi baik Bu Yanti maupun Pak Wahyu sangat membutuhkan pelatihan dan bimbingan untuk memulai memasarkan produk secara online.

Beralih ke produk kekinian, aneka tas dari Alee Bag menarik untuk ditelisik. Karena pemiliknya masih muda dan tidak sulit untuk melakukan digital marketing, pemasaran Alee Bag memang berfokus menggunakan media online. Kamu bisa kepo-kepo instagram Alee di @tas_kanvas_alee
Berawal dari hobi dan belajar otodidak Kak Tika dibantu adiknya Kak Edi membesarkan Alee Bag sejak 2015. Kalau kamu punya hobi bisa banget ditekuni menjadi bisnis seperti dua kakak ini. 

Kak Edi dan Kak Tika

Berawal dari satu mesin jahit untuk belajar kini Kak Tika sudah memiliki 4 mesin jahit untuk memproduksi tas. Ada beragam jenis tas Alee, ada bag, pouch dan clutch. Bahan yang digunakan ada kanvas, goni, beludru dan lurik. Beraneka produk dengan motif yang lucu dan elegant dijual mulai dari harga 15.000 rupiah hingga 150.000 untuk tas besar. Terjangkau kan?

Produk Alee Bag

Tidak hanya di Indonesia, Alee Bag sudah dipasarkan hingga Amerika. “Gerai Alee Bag ada di showroom Dekranasda Pleret Jalan Sultan Agung 12. Silahkan mampir.” kata Kak Tika. Memang ketekunan dan semangat pantang menyerah adalah syarat wajib pengusaha sukses. Berawal dari hobi kini bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Kerja keras pantang menyerah juga dilakukan oleh Bunda Ulfa membuat ecoprint. Produk fashion ramah lingkungan ini sepertinya mulai hits di Jogjakarta. Selain menyediakan kain Bunda Ulfa juga membuat baju siap pakai. Untuk kain harganya mulai dari 200.000 rupiah kalau sudah jadi baju mulai dari 300.000 rupiah.

Foto Bareng Bunda Ulfa memakai salah satu produknya

Bunda Ulfa memulai bisnis dari nol dengan modal yang sangat minim bahkan bisa dibilang tanpa modal. “Aku awalnya dari satu kain, laku lalu dibelikan bahan jadi 4 kain. Laku terus diputar uangnya mbak.” cerita Bunda Ulfa. Mulfa Ecoprint ini bisa kamu lihat melalui instagram @mulfa_ecoprint atau WA 081575013798. Penasaran bagaimana cara pembuatan ecoprint? Bunda Ulfa juga menyediakan pelatiihan membuat kain ecoprint.

Produk baru yang unik dan ramah lingkungan lain adalah tas kulit pohon dengan hiasan ecoprint. Bunda Ulfa memanfaatkan kulit kayu bekas lalu menyulapnya menjadi kerajinan unik dan elegan.

Dompet Kulit Mulfa Ecoprint

Masih banyak produk craft, fashion dan kuliner lainnya di Craft dan Fashion Istimewa Dinas Koperasi dan UKM DIY 2019. Semoga acara ini bisa menjadi salah satu agenda tetap untuk membantu mengenalkan produk-produk UKM Jogja. Adanya pameran dapat menarik lebih banyak pengunjung dan ajang untuk menarik customer baru. Pelatihan mengenai seluk-beluk bisnis dan maketing juga penting untuk mengembangkan kemampuan pelaku UKM.


x